KAFĀLAT AL-YATῙM PERSPEKTIF HADIS TEMATIK
Abstract
Mehdi Ha’iri Yazdi mengemukakan gagasan segar dalam rangka proyek besar bagi kebangkitan umat yaitu melalui proyek pemikirannya mengenai hakikat hubungan antara pengetahuan dan subjek yang mengetahui bisa menuntun kepada landasan intelek manusia sendiri dimana kata mengetahui tidak lain berarti mengada. Dalam keadaan ontologis kesadaran manusia ini, dualisme hubungan subjek-objek terkalahkan dan tenggelam dalam suatu kesatuan sederhana dari realitas diri yang tidak lain adalah pengetahuan swaobjek. Mengenai arti kesadaran kesatuan mistikal, dalam filsafat pencerahan hubungan inidisebut “tangga menaik” eksistensi (al-Silsilat al-Shu’udiyah). Seorang mistikus naik ke kesadaran uniter dan bersatu dengan Tuhan dalam pengertian terserap. Masalah besar yang kita hadapi ketika, sebagai filosof, berhadapan dengan teori mistisisme adalah masalah kesadaran “kesatuan” dengan Tuhan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kata “kesatuan” atau “persatuan” dengan Tuhan, atau dengan diri Universal, yang secara sepakat digunakan oleh otoritas-otoritas mistisisme, menjadi masalah utama dalam filsafat mistisisme. Menurut berbagai metode penafsiran yang diberikan kepada kata “kesatuan”, terdapat berbagai jawaban bagi pertanyaan ini. Jawaban-jawaban ini bersifat linguistik, filosofis, religius, psikologis, dan lain-lain.
Downloads
References
Abū ‘Abdillāh Muhammad bin Yazῑd al-Qazwῑniy Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Juz II (Kairo; ‘Ῑsā al-Bābiy al-Halabiy wa Awlāduh wa al-Syirkah, t.th.), h. 1213.
Munzier Suparti dan Utang Ramuwijaya, Ilmu Hadis (Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997)
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an al-Karim (Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1997),.
Ibn Manzhūr Jamāl al-Dῑn Muhammad bin Mukarram al-Anshāriy, Lisān al-Arab, Juz VI (Beirut: Dār al-Ma‘ārif li al-Thiba‘āt wa al-Tarjamah, t.th.), h. 133.
Muhammad Rāsyid Ridhā, Tafsῑr al-Manār, Juz IV (Cet. IV; Kairo: Maktabah al-Qāhirah li al-Shāhib al-Haj ‘Ali Yūsuf, 1380 H.)
Āisyah ‘Abd al-Rahmān binti al-Syāthi’, Tafsῑr al-Bayān li al-Qur’ān al-Karῑm (Cet.I; Bandung: Mizan, 1996)