القسم فى القرآن
Abstract
Para pembahas di semua disiplin sependapat tentang eksistensi akal pada manusia sebagai instrumen terpenting, sekaligus sebagai jati diri dan pembeda dari makhluk Allah lainnya. Al-Qur’an tidak mendefenisikan akal secara sarih, namun dapat ditangkap maknanya ketika ia menerangkan tentang fungsi-fungsi akal bagi manusia seperti untuk mengenal, mengkaji tentang diri, alam dan Allah. Simpulannya, menurut al-Qur’an, akal bagi manusia itu adalah jati dirinya. Dengan begitu, maka Informasi dari al-Qur’an ternyata searah dengan apa yang disampaikan oleh para ilmuwan di berbagai disiplin; bahkan justru lebih memperkuat sekaligus memberi tekanan khusus pada hal-hal tertentu, yang tidak mereka bicarakan, terutama dalam hal akibat (dunia dan akhirat) bila akal itu tidak difungsikan oleh manusia. Apabila manusia memanfaatkan potensi akalnya dengan sungguh-sungguh, ia akan dapat mengorbit menjadi manusia pilihan dengan SDM yang berkualitas dan dengan jati diri terpuji di sisi Allah swt.