KEHADIRAN DAN KEBENARAN YESUS MITRA NABI MUHAMMAD SAW (Suatu kajian Teleologi terhadap misi Keselamatan)
Abstract
Kehadiran dan kebenaran bukan pada Yesus atau Muhammad saw., tetapi kehadiran hanya sebatas penyampai dan peringatan bukan untuk menjadi Tuhan yang otoriter dan dipertuhankan oleh Umat, karena ia hanya pancaran dan perpanjangan tangan tuhan (agent of wisdom). Akan tetapi Kebenaran itu sendiri adalah bersumber dari pemberi kebenaran yakni Tuhan Allah Swt atau dalam perspektif Katolik Ia adalah Elea Tuhan kita. Tulisan ini membahas tentang bagaimana titi sentuh secara aksiologi antara Katolik dengan Islam tentang keselamatan yang menjadi tujuan hidup manusia.
Secara aksiologis tentang upaya aktualisasi kehidupan selamat di antara sesama manusia yang berbeda keyakinan dan keragaman budaya, merupakan unsur keindahan hidup yang senantiasa dirindukan oleh semua orang. Hanya saja perlu diketahui semua unsur manusia, dalam meningkatkan kehidupan yang damai sejahtera, aman dan tentram harus selalu melakukan introspeksi diri pada setiap umat baik yang menyangkut tentang diri, kelompok sosial keagamaaan, maupun budaya masing-masing
Keywords
Kehadiran dan kebenaran Yesus-Muhammad dan misi keselamatan
Downloads
References
Cetakan dimaksud adalah melibatkan diri ke dalam Sunnah, kumpulan aturan-aturan yang diajarkan dan diamalkan oleh Nabi yaitu aturan horisontal dan vertikal yang mencakup dunia sosial, material dan kehidupan ruhaniah.
Hanya melalui Yesus-lah setiap orang bisa kembali ke Firdaus, seperti kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.14:6).
Yesus mengatakan, "tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya." (Matius 11:27).
Ayat lain yang menyatakan "seorang penunggang unta dari Isaiah" (27:7), yang dikatakan oleh para ahli pikir kontemporer bahwa ayat ini secara faktual menunjukkan jama' (plural); dan yang ketiga adalah janji Paraclet atau Sang Juru Selamat dalam kitab Perjanjian Baru.
Fakta yang menghebohkan ini sampai kira-kira tahun 740 Masehi sehingga tidak ada nama orang Islam yang memakai nama Ahmad, akan tetapi setelah itu sebutan Ahmad menjadi amat umum sebagai nama panggilan alternatif terhadap kata Muhammad. Pernyataan ayat Al-Qur'an tersebut menyatakan bahwa dalam lingkungan Muhammad ini ada kesadaran yang membingungkan antara periklutos dan parakletos; dan memang dalam tulisan bahasa Semit hanya menggunakan konsonan yang masing-masing identik benar -peraklitos. Lihat William Montgomery Watt, Titik Temu Islam dan Kristen Persepsi dan Salah Persepsi, Terj: Zaimudin (Cetakan 1,Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 1996), h. 9.
Ibid.
Menurut Ibn Ishaq, kutipan ini merupakan klaimnya bahwa terma manhamanna yang digunakan untuk gubahan makna "paraklet" (orang yang terpuji) pada ayat tersebut, adalah sebuah kata dari bahasa Syria yang berarti Muhammad dan ini merupakan ekuivalen dengan kata baraqlitis. Jika mungkin di luar tempat ini dapat mendiskusikan percabangan-percabangan bahasa Syria dalam argumen ini. Titik tekan yang harus dicatat bahwa kaum muslimin benar-benar yakin kalau Muhammad ini sungguh telah diramalkan di dalam kitab Bibel.
Jangan dikacaukan dengan al-Thabari sebagai ulama ahli tafsir dan ahli sejarah, yang menghasilkan tafsirnya tidak kurang dari 130 ayat.
Berdasarkan titik pandang ini, maka orang yang beragama Kristen dapat diakui bahwa mereka juga berlaku kepada Muhammad. Kendatipun demikian, pada waktu yang sama harus ditunjukkan bahwa dewasa ini umat Kristen tidak melihat terpenuhinya ramalan ini pada seseorang sebagai suatu bukti kenabiannya; baik dia ini benar-benar seorang nabi yang dikenal dari kualitas pesan-pesan yang disampaikannya maupun akibat pesan-pesan tersebut dalam kehidupan pemeluk-pemeluknya.
Menurut pemahaman modern, ayat tersebut memberitahukan kepada raja di waktu itu, Ahaz, bahwa malapetaka akan mengiringi musuh-musuhnya dalam waktu beberapa tahun mendatang. Nama Immanuel atau "Tuhan bersama kita", menekankan prinsip umum dan meyakinkan raja yang senantiasa berada pada jaminan pertolongan Tuhan terus-menerus. Akan tetapi ayat tersebut juga dipahami menunjuk kepada Yesus yang akan lahir 700 tahun kemudian.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 498.
Ibid., h. 507
Secara normatif doktriner, Islam dengan tegas memandang pluralisme sebagai suatu keniscayaan. Bukti normatif yang ditujukan Nurcholish Madjid adalah terdapatnya gagasan ahl al-Kitab dalam Al-Qur’an, yaitu konsep yang memberikan pengakuan kepada para penganut agama lain yang memiliki kitab suci. Ini bukan berarti memandang semua agama sama, sesuatu hal yang mustahil, mengingat kenyataan agama yang ada, berbeda-beda dalam banyak hal sampai kepada hal yang prinsip. Tetapi memandang pluralisme dalam pengakuan sebatas hak masing-masing untuk bereksistensi dengan kebebasan mengaturkan agama masing-masing.
Gus Dur lahir di Denanyar Jombang Jawa Timur, tanggal 4 Agustus 1946. Beliau lahir dari keluarga ulama yakni Wahid Hasyim dan Solehah. Memiliki satu Istri (Sinta Nuriyah) dan tiga putri. Pernah menempuh pendidikan di Pesantren Tembok Beras Jombang (1959-1963), Departemen studi Islam dan Arab Tingkat Tinggi, Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir 1964-1966, Fakultas Surat-surat Universitas Bagdad 1966-2001, Pengajar di Pesantren, dekan Universitas Hasim Ashari, Fakultas Ushuluddin cabang teologi menyangkut hukum dan filsafat, Ketua Umum NU 1984-1999, Front Demokrasi (1990), Ketua Konprensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994), Anggota MPR (1999), Presiden RI 20 Oktober 1999-24 Juli 2001.
M Dawam Rahardjo , Pembaruan KH Abdurrahman Wahid, dalam Kompas, Kolom Opini, 19 Januari 2007.
Adlin, Alfathri dan Iwan S.; Reduksi Konsepsi Manusia: “Tinjauan Umum pada Era Pramodernisme, Modernisme dan Posmodernisme” dalam Journal of Psyche, vol. 1, Pusat Riset Metodologi dan Pengembangan Psikologi Yayasan Pendidikan Paramartha, Bandung, 2000, h.22.
Ibid.
Ibid. h. 26.
Ia lahir di Mesir sekitar tahun 1849 dan wafat di Kairo pada tahun 1905. Ibunya berasal dari suku Arab asli dan masih keturunan dari Umar bin Khatab, sedangkan ayahnya Hasan Khairullah, berasal dari Turki dan sudah lama tinggal di Mesir. Abduh pernah kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo memperoleh predikat baik dengan gelar Almi, di sini Abduh ketemu Jamaluddin Al-Afgani. Beberapa tahun kemudian Abduh dianggat sebagai tenaga pengajar di Al-Azhar untuk mengajarkan buku-buku Ibn Miskawaih dan Ibn Khaldun. Ia juga aktif di dunia politik, sebagai bukti ia menulis sebuah buku al-Islaam Diin al-ilmu wal al-Madaniyah. Lihat Harun Nasution, Pembaruan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 62.
Lihat, Ibid.
Ibid.
Muhammad bin Jamil Zainu, Mengenal Kesempurnaan Rasul, cet; 1, (Madinah:Yayasan Al-Madinah 1999 M./ Shafar 1419 H.), h.17-22.
Ibid.
Ibid.
Keterbukaan eklesial ini menunjukkan bahwa Gereja sungguh membaca, menyelami dan menanggap tanda-tanda zaman dewasa ini. Hal ini dijelaskan dalam karya refleksi teologis Jacques Dupuis (Universitas Gregoriana-Roma), Hans Küng (Jerman) dan Julia Ching (Canada) bahwa Gereja menunjukkan semakin membuka diri, Lihat William Chang, Dari “SARA” Menuju Teologi Agama-agama dalam Th.Sumartana, dkk, Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia (cet; I Yogyakarta: Institut DIAN/Interfedei, 2001), h.123-124.
Sang Putra Allah menerimanya dengan ikhlas demi menyelamatkan umat yang banyak. Kata Pendeta Daniel Sopamena M.Th, meninggalnya Yesus Kristus dengan cara disalib , merupakan pengorbanan mulia untuk menebus dosa-dosa manusia.
Petikan wawancara Khusus reporter Fajar dengan ketua PGIW Makassar Pendeta Daniel Sopamena, M.Th. dalam rangka peringatan hari Jumat Agung, Harian Fajar Jumat tanggal 14 April 2006.
Kelompok-kelompok tersebut telah menegasikan realitas metafisis dan menganggapnya sebagai realitas semu, karena cara pandangnya sangat positivis-saintisme. Pandangan ini tentunya sangat beda jauh dengan paradigma orang yang beriman yang berkeyakinan bahwa realitas materi yang kasad mata adalah derivasi dari realitas Tertinggi (Ultimate Reality). Lihat, Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian; Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme (Cet.1; Jakarta: Hikmah, 2005), h.32-33.
Beberapa upaya untuk menyandarkan diri dalam orbit Tuhan adalah takhaluq,(usaha untuk mengikuti sifat-sisat Tuhan) ta’aluq (mencerminkan sifat Tuhan dalam kehidupan) dan takhaquq (Berbuat sesuai dengan akhlak Allah).
Pernyataan Paus Paulus VI tegas dan jelas untuk mengambil inisiatif dialog sebab Allah telah lebih dahulu mengambil inisiatif karya penyelamatan. Lihat, FX.E.Armada Riyanto, CM. Dialog Agama Dalam Pandangan Gereja Katolik ( Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 38-39.
Williams dikenal sebagai pendeta yang selalu melakukan cara-cara dialog dengan kelompok Islam sebagai prioritas utama untuk memelihara hubungan kedua agama itu.
Karena anggur kami habis dengan berdoa dengan cara salam Maria maka, Yesus dengan keenakan hati turunlah mukjizatnya dengan dapat teratasi (Yohanes:2), Mimbar agama Katolik dengan tema Do’a dalam ajaran Katolik yang dibawakan oleh Pastor Yustianus Ardianto, Pr. Hari Sabtu tanggal 6 Mei 2006 jam 09.00 Wib. Di TVRI.
Bdk. RPM,no.20.
Misteri ini mengantar pendoa memusatkan perhatian pada peristiwa ingkarnasi yang membawa sukacita dan pada bayang-bayang kelam sengsara yang menyelamatkan. Pendoa ditunutn menemukan rahasia sukacita kristiani, sekaligus dingatkan bahwa agama kristiani adalah euangelion (kabar baik) dan inti kabar baik adalah Yesus Kristus, sabda yang menajadi daging Juru Selamat dunia.
Bdk.Luk 1:44.
Bdk.RPM.no.22.
Urutan renungan dimulai dengan peristiwa-peristiwa Getsemani: Yesus berdoa kepada BapaNya di surga dalam sakratulmaut; di sini Yesus mengalami sakratul maut menghadapi kehendak bapa,”bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (Luk 22:42par.) Kata “ya” yang diucapkan Yesus ini kebalikan dari kata “tidak” dari leluhur pertama di taman eden.
Bdk. RPM, no.23.
Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Novo Millenio Ineunte, 6 Januari 2001, p.28.
Bahasa Ibrani, Pasak, da dari kata ini menjadi Pesakh, Paska. Hal ini dapat dilihat dari upacara Yahudi di Bibel kitab Keluaran 12 dan 13 yang dirayakan sebagai pesta-perumahan di antara keluarga , sedangkan menurut kitab Ulangan 16 ayat 1-8 pengorbanan Paska diadakan di tempat suci di bait-Allah di Yerusalem. Sesudah kota suci Yerusalem dibinasakan (586 SM) upacara korban ditiadakan, sedangkan upacara lain masih diadakan. Hanya sekta Samaritan yang melanjutkan upacara korban dan lain-lain secara tradisional di bukit Grezim.Lihat Koran Harian Fajar Komentar tentang Paskah tanggal 14 April 2006.
Kamis Putih untuk mengenang saat terakhir Yesus hidup di dunia, Jumat Agung hari kematianYesus yang tragis karena dibunuh. Sedangkan Sabtu persiapan kebangkitan Yesus, malam tirakatan atau malam berjaga, karena dia bangkit pada Minggu subuh hari.
Sebagaian pendapat mengatakan bahwa sejumlah asma al-husna yang terdapat pada diri Tuhan, merupakan nama yang bertengger pada diri kenabian Miuhammad. Sedangkan dalam perspektif Islam Muhammad memiliki beberapa nama secara sosiologis antara lain; Ahmad artinya yang paling terpuji dinatara orang-orang yang memuji Allah, Abdullah adalah Hamba Allah, Abu Al-Qasim, artinya Bapak Qasim, dan Al-amin, artinya yang terpercaya. Begitu pula Muhammad kapan disebut maka disertai dengan ucapan “semoga kedamaian dan rahmat Allah atasnya.Lihat, Sayyed Hosein Nasr, The Heart of Islam: Pesan-pesan Universal untuk kemanusiaan (cet.i; Bandung :Mizan, 2003), h. 44-45.
Tujuan pembenaran ialah kemuliaan Allah dan Kristus, demikian juga anugerah kehidupan abadi. Pembenaran mendasari kerja sama antara rahmat Allah dan kebebasan manusia. Ia terungkap dalam kenyataan manusia menerima sabda Allah.