Pendidikan Islam Sebagai Ilmu (Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi)
Abstract
Pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan, baik menyangkut objek, metode maupun tujuan. Dalam terminologi filsafat, ketiga persyaratan itu disebut ontologi, epistimologi dan aksiologi.
Dalam ajaran Islam realitas tidak hanya terbatas pada yang lahiriah dalam bentuk alam nyata, melainkan menyangkut realitas yang gaib. Realitas yang lahiriyah dan yang gaib itu berawal dari yang tunggal, yaitu Tuhan. Dalam pemahaman seperti ini maka dapat dikatakan obyek pendidikan Islam itu tidak hanya terbatas pada alam fisik (alam dan manusia), melainkan menyangkut Tuhan. Berbicara seputar Tuhan, alam dan manusia dalam keterkaitan dengan filsafat pendidikan Islam tidak telepas dengan kajian teologi, kosmologi dan antropologi. Dalam konsep epistimologi Islam yang berdemensi tauhid, tercermin pada pandangan bahwa ilmu-ilmu pada hakekatnya merupakan perpanjangan dari ayat-ayat Allah yang terkandung dalam semua ciptaan-Nya, serta ayat-ayat Allah yang tersurat dalam Al-Qur’an. Ilmu dibangun atas dasar kemampuan membaca dan mengenal ayat-ayat, baik ayat kauniyah (alam dan manusia) maupun ayat qauliyah. Ketika seseorang ingin menyingkap rahasia Tuhan lewat ayat-ayat kauniyah maka lahirlah berbagai disiplin ilmu eksakta dan ilmu sosial. Ketika seseorang ingin menyingkap rahasia Tuhan lewat ayat-ayat qauliyah maka lahirlah ilmu-ilmu agama. Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan mendidik bisa menjadi tidak jelas tanpa arah dan bahkan bisa tersesat atau salah langkah. Semakin jelas bahwa tujuan pendidikan Islam bukan saja diarahkan menjadi manusia dalam bentuk mengamalkan ajaran beragama dan berakhlak mulia, melainkan juga mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik, psikis, intelektual, kepribadian dan sosial sesuai dengan tuntutan kehidupan, perkembangan masyarakat serta harapan ajaran Islam itu sendiri, terutama dalam menjadikannya mampu menunaikan tugas sebagai khalifah, dan insan yang mengabdi kepada Allah Swt.
Downloads
References
Abdullah, Abd. Rahman, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam. Cet. I; Yogyakarta: UII Press, 2002.
Al-Nahlawi, Abd. Al-Rahman, Usul al-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Asalibuha, terj. Henry Nur Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung: Diponegoro, 1989.
al-Syaiba>ni, Omar Mohammad al-Toumy, Falsafat al-Tarbiyah al-Islamiyah, terj. Hasan Langgulung, Filsafat Pendidikan Islam. Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1983.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Asy’arie, Musa, Filsafat Islam Tentang Kebudayaan. Cet. I; Yogyakarta: LESFI, 1999.
Jalal, Abdul Fatah, Min Usūl al-Tarbiyah fī al-Islam, terj. Henry Nur Ali, Azas-azas Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung: Diponegorro, 1988.
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos, 1999)
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operaionalnya. Cet. I; Bandung: Trigenda Karya, 1993.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mmengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan Islam . Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Nata, Abuddin Filsafat Pendidikan Islam I, Jilid I. Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Sadulloh, Uyoh, Pengantar filsafat Pendidikan. Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2009.
SM., Ismail dan Nurul Huda (Ed.), Paradigma Pendidikan Islam. Cet. I: Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Soetriono dan Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Cet. I; Yogyakarta: ANDI, 2007.
Solihin, M., Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga modern. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Cet. XVIII; Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007.
Tafsir, Ahmad, Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung: Sunan Gunung Jati, 1995.