PERKEMBANGAN MISTISISME DALAM ISLAM DAN MAQAMATNYA
Abstrak
Untuk berada lebih dekat pada Tuhan, seorang sufi harus menempuh jalan panjang yang berisi stasion-stasion yang disebut maqamat. Maqamat adalah bentuk jamak dari maqam dalam istilah Arab. Maqamat atau stages dan stations dalam bahasa Inggeris. Disamping istilah maqamat ini dalam literatur tasawuf terdapat pula istilah ahwal (bentuk jamak dari haal). Jadi di dalam ajaran tasawuf dikenal istilah dan ahwal. Maqam adalah tahapan atau tingkatan spritual yang telah dicapai oleh seorang sufi. Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi mengatakan maqam sebagai tingkatan seorang hamba di sisi Allah swt yang diperolehnya karena ibadah, mujahadah, riyadah dan putusnya hubungannya dengan selain Allah. Maqam juga berarti hasil dari kesungguhan dan perjuangan yang terus menerus. Seseorang baru dapat berpindah dan naik dari satu maqam ke maqam yang lebih tinggi setelah melalui latihan dan menanamkan kebisaaan-kebisaaan yang lebih baik lagi dan telah pula menyempurnakan syarat-syarat yang harus ada pada maqam dibawahnya.##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf; Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK (Cet.III; Bandung: Pustaka Setia, 2005).
A. Rivay Siregar, Tasawuf; Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme ( Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002),
Abu al-Wafa al-Ganimi al- Taftazani, Madkhal Ila al-Tasawwuf al-Islamiy (Kairo: Dar al-Tsaqafat wa al-Tawzi', 1983)
Abu Hamid Al-Ghazali, al- Munqiz min al-alal ( Kairo: Dar al-Ma'alim, 1316 H).
Abu Hamid al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din (Kairo: al-Bab al-Halabi, 1336 H)
Aby Thalib Muhammad Ibn Ali Ibn ‘Athiyat al-Harisy al-Makky (selanjutnya disebut Aby Thalib al-Makky), Qut al-Qulub (Mesir: Matba’ah Musthafa al-Baby al Halaby wa Awladuh, 1961)
al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Maqdisy (selanjutnya disebut al-Maqdisy), Mukhtasar Minhaj al-Qashhidin (Bairut: al-Maktab al-Islamy, 1987 M./1406 H.
al-Imam al-Sahrawardy, ‘Awarif al-Ma’arif (Bairut: Dar al-Nadwah al-Jadiidat, t.th)
Al-syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Nahsyabandy selanjutnya disebut al-Nahsyabandy, al-Qulub Fi Muamalat ‘Allami al-Ghuyub Mesir: al-Maktabat al-Syahirat, 1384 H.
Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 105.
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992).
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid.II, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2009.
Ibrahim Basyuny, Nasyuat al-Tashawuf al-Islamy (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1969).
Imam Aby al-Qasim Abd.al-Karim Ibn Hawazin al-Qusyairy, al-Risalah al-Qusyairy Fi ‘Ilm al-Tasawuf (Mesir: Maktabah wa Matbu’ah Muhammad Ali Shabih wa Auladuh, t.t.h).
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Cet. V; Jakarta: Kalam Mulia, 2003)
Mohammad Toriquddin, Sekularitas Tasawuf; Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern (Cet. I; Malang: UIN- Malang Press, 2008).
Muhammad Amin al-Kurdy, Kitab Tanwir al-Qulub fi Mu'amalat 'Allam al-Ghuyub (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, 1995)
Muhammad Room, Implementasi Nilai- nilai Tasawuf dalam Pendidikan Islam ( Cet.III; Makassar: YAPMA Makasar, 2010),
Muhammad Sholikhin, Tasawuf Aktual Menuju Insan Kamil (Cet. I; Semarang: Pustaka Nuun, 2004)
Permadi K, Pengantar Ilmu Tasawuf (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 28.
Simuh, Tasawuf dan Sejarah Perkembangannya dalam Islam (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997),
Team Penyusun proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN Sumatra Utara, Pengantar Ilmu Tasawuf (Sumatra Utara: 1981-1982)
Tim Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid V (Cet. II; Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994)
Ummu Kalsum Yunus, Ilmu Tasawuf ( Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2011)