KOMPARASI FENOMENOLOGI EDMUND HUSSERL DAN MARTIN HEIDEGGER

Kata Kunci: Fenomenologi, Husserl, Heidegger

Abstrak

Fenomenologi telah berkembang sejak abad ke-15. Para filsuf banyak yang menolak doktrin-doktrin Gereja dan melakukan gerakan reformasi yang disebut sebagai masa pencerahan. Fenomenologi dikembangkan oleh Edmund Husserl pada abad ke-20 yang selanjutnya dikenal sebagai bapak fenomenologi. Alih-alih sebagai sebuah ilmu, fenomenologi awalnya muncul sebagai sebuah metode riset yang dikembangkan oleh Edmund Husserl sebagai bagian dari kajian filsafat dan sosiologi Sebagai metode ilmiah, fenomenologi merupakan jalan merumuskan ilmu pengetahuan melalui tahap-tahap tertentu.

Fenomenologi sebagai sebuah metode penelitian dipandang sebagai studi tentang fenomena, studi tentang sifat dan makna. Penelitian ini terfokus pada cara bagaimana kita mempersepsi realitas yang tampak melalui pengalaman atau kesadaran. Fenomenologi Husserl merupakan usaha spekulatif untuk menentukan hakikat yang seluruhnya didasarkan atas pengujian dan penganalisaan terhadap yang tampak atau kembali kepada benda-benda itu sendiri. Sedangkan fenomenologi Heidegger berdasarkan pada keterkaitan antara bahasa, penafsiran, dan alam obyektif.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##
Aqidah dan Filsafat

Referensi

Adi Cahyo Nugroho. “Fenomenologi Dalam Pandangan Martin Hidegger.” Komunikasi massa 10, no. 2 (2014): 111–118.
Akhyar Yusuf Lubis. Filsafat Ilmu : Klasik Hingga Kontemporer. Depok: Rajawali Pers, 2022.
Arlinah Madjid. “Fenomenologi Dan Hermeneutik: Perbandingan Dua Epistemologi.” ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan Dan Kesejarahan 1, no. 1 (2014): 1–21.
Bernard Delfgaauw. Filsafat Abad 20. Edited by Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2020.
David W. Smith. Husserl. London: Routledge, 2007.
Dermot Moran and Timothy Mooney. The Phenomenology Reader. New York: Routledge, 2002.
Dorothea Frede. The Questions of Being: Heidegger’s Project, The Cambridge Companion to Heidegger. London: Cambridge University Press, 1993.
Engkus Kuswarno. Metodologi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi:Konsepsi, Pedoman Dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.
Farina G. Some Reflection on the Phenomenological Method, 2014.
Hasbiansyah O. “Pendekatan Fenomenolog Pengantar Praktik Penelitian Dalam Ilmu Sosial Dan Komunikasi.” Jurnal Komunikasi 9, no. 1 (2008): 163–180. ejournal.unisba.ac.id.
K. Bertens. Filsafat Barat Abad XX: Inggris-Jerman. Jakarta: Gramedia, 2020.
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019.
Kirana. L. Pristy. “Fenomenologi: Apa Yang Kita Rasakan Secara Indrawi Tidak Selalu Sama Dengan Yang Kita Maknai.” Last modified 2021. Accessed August 8, 2022. fenomenologi: Apa yang kita rasakan secara indrawi tidak selalu sama dengan yang kita maknai .
Moustakas Clark. Phenomenological Research Methods. California: Sage, 1987.
Muhammad Nurdin Fathurrohman. Edmund Husserl – Pendiri Aliran Fenomenologi (Biografi Tokoh Ternama), 2015.
Robert Sokolowski. Introduction to Phenomenology. New York: Cambridge University Press, 2007.
Saulis Geniusas. The Origins of the Horizon in Husserl’s Phenomenology. Dordrecht: Spinger Science+Business Media, 2012.
Schmidt H. Philosophisches Worterbuch. Stuttgart: Kroner, 1982.
Zaprulkhan. Filsafat Ilmu. Depok: Rajawali Pers, 2021.
Diterbitkan
2024-06-30
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 16 times