URGENSI ETOS KERJA DALAM MENGELOLA LEMBAGA DAKWAH

  • Nuzha Nuzha Program Doktor (S3) Asal Thailand
    (TH)

Abstrak

Abtsract; Ajaran Islam adalah konsepsi yang sempurna dan komprehensif, karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Islam secara teologis, merupakan sistem nilai dan ajaran yang bersifat Ilahian dan transden. Sedangkan dari aspek sosiologis, Berkaitan dengan lembaga dakwah, stakeholder potensial dapat dilihat dari status ekonomi, kondisi demografi penduduk suatu wilayah, jenis aliran yang dianut oleh masyarakat Islam, dan lain-lain. Misalnya sebuah lembaga dakwah menawarkan layanan pendidikan yang menggunakan berbagai sarana canggih, dengan mubaligh dan mubalighah yang memiliki komptensi yang tinggi, maka untuk mengoperasionalkan seluruh kegiatan lembaga dakwah tersebut dibutuhkan dana yang besar sehingga lembaga dakwah menentukan stakeholder potensialnya adalah masyarakat Islam dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Demikian pula dengan penentuan stakeholder melalui sudut tinjauan yang lain. untuk mewujudkan suatu etos kerja yang berkualitas harus mengimplementasikan delapan (8) etos kerja yaitu: kerja adalah rahmat, bekerja tulus penuh syukur, kerja adalah amanah, bekerja benar penuh tanggung jawab, kerja adalah pangagilan, bekerja tuntas penuh integritas, kerja adalah aktualisasi dan bekerja keras penuh semangat. Jika delapan hal ini dilakukan oleh setiap orang maka akan terwujud suatu kehidupan yang sangat baik. Kedua, lembaga dakwah dalam melaksanakan aktivitasnya harus tetap eksis dan konsisten di tengah terpaan virus globalisasi dunia yang semakin memprihatinkan semua kalangan. Kata Kunci: Etos Kerja, Mengelola, Institusi The teachings of Islam is perfect and comprehensive conception, because it covers all aspects of human life, both temporal and hereafter. Islam theologically, is a system of values and teachings that are divinity and transden. While the sociological aspects, connection with the propaganda agencies, potential stakeholders can be seen from the economic status, demographic conditions of the population of an area, the type of flow that is embraced by the Islamic community, and others. For example, a propaganda agency offering educational services using a variety of sophisticated means, with preachers and mubalighah which has a high competency, then to operationalize the entire activities of the da’wa agency requires substantial funds so that the da’wa agencies determine potential stakeholders is an Islamic society with middle to upper-level economics . Similarly, the determination of the stakeholders through the corner from the other side. to create a quality work ethic must implement the eight (8) work ethic, namely: the work is mercy, work sincerely grateful, work is trustworthy, works really full responsibility, work is pangagilan, completing work with integrity, work is the actualization and work hard vigorously. If eight this is done by each person will realize a very good life. Second, da’waa agencies in carrying out their activities must exist and be consistent in the middle of the exposure to the virus which has become increasingly serious globalized world all circles. Keywords: Work ethic, Managing, Institutions
Bagian
Vol. 15, No. 2, Desember 2014
Abstrak viewed = 1182 times