DAKWAH DALAM PENDEKATAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL (Tinjauan Dalam Perspektif Internalisasi Islam dan Budaya)

  • Abdul Wahid STIE Tri Dharma Nusantara Makassar
    (ID)

Abstrak

Tulisan ini memuat tentang pendekatan nilai-nilai kearifan lokal dalam kegiatan dakwah. Sebagaimana kita maklum bahwa dakwah bukanlah tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan tersebut. Secara umum tujuan dakwah adalah untuk mengarahkan dan mendorong umat manusia agar masuk Islam. Karena itu, pada prinsipnya Islam dan budaya tidak bertentangan, sebab keduanya sama-sama mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang tujuannya membuat keteraturan bagi sekelompok manusia. Karena itu, dalam konteks dakwah maka yang terpenting adalah bagaimana seorang da’i harus mampu memahami nilai-nilai historis dan filosofis dari budaya yang berkembang di masyarakat, kemudian diinternalisasi dengan nilai-nilai keislaman. Walhasil lahirlah model budaya baru yang bisa disebut “budaya Islami”. Agama Islam mengajarkan kepada manusia nilai-nilai normatif untuk menerapkan keadilan, kejujuran, persamaan, kebebasan, persaudaraan, kebebasan dan musyawarah, yang kesemuanya itu dalam rangka mewujudkan suatu tata kehidupan masyarakat dan negara yang sebaik-baiknya untuk kemaslahatan hidup yang berkesinambungan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial. Dan bahwa “pada dasarnya universalisme ajaran (agama) Islam telah memuat prinsip-prinsip dasar mengenai hubungan-hubungan individu dan hubungan-hubungan sosial yang kemudian pengejawantahan nilai-nilai kemanusiaan tersebut secara subtansial.

Referensi

Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta, 1983.

Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media Kencana, 2004.

Alisyahbana, Sutan Takdir. Antropologi Baru, Jakarta: Dian Rakyat, 1986.

al-Qahtani, Sa’id Bin ‘Ali bin Wahif. Al-H{ikmah fi al-Da’wah ila Allah Ta’ala, terj. Mansyur Hakim, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Aripudin, Acep. Sosiologi Dakwah, Bandung: Rosda Karya, 2013.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Cet. IV; Jakarta:Kencana Prenada Group, 2009.

F. Eickelman, Dale., dan James Piscatori, Ekspresi Politik Muslim, terj. Rofik Suhud, Cet. I; Bandung: Mizan, 1998.

Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani, 1998.

Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Juz 5, alih bahasa Ahmad Rijali Kadir, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Jurdi, Syarifuddin. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern, Yogyakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan, 1995.

Madjid,Nurcholih. Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya Dalam Pembangunan di Indonesia, Cet.1; Jakarta: Paramadina, 1997.

Muhiddin, Asep. Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Munir Amin, Syamsul. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Cet. I; Jakarta: AMZAH, 2008.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, Cet. XIX; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

_____, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Volume VIII, Cet.IV; Jakarta: Lentera Hati, 2005.

Suaedy, Ahmad. Perspektif Pesantren; Islam Indonesia Gerakan Sosial Baru Demokratisasi, Cet. I; Jakarta: The Wahid Institut, 2009.

Taylor, E.B. dalam, Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat (ed.), Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, Cet. XII., Bandung: Rosda Karya, 2010.

Diterbitkan
2018-09-08
Bagian
Vol. 19 No.1 Juni 2018
Abstrak viewed = 4568 times