MENUJU FIKIH GENDER: ANALISIS HADIS TENTANG PERINTAH MENGUMUMKAN PERNIKAHAN
Abstrak
Fenomena Nikah siri kembali mencuat diawali dengan gugatan Machica Mukhtar yang menuntut hak atas anaknya (Muh. Iqbal Ramadan yang merupakan hasil dari nikah sirinya dengan Moerdiono). Lalu pada awal tahun 2015 nikah siri online marak dan menjadi sorotan publik, tokoh agama dan nasional. Respons yang begitu tinggi terhadap nikah siri online membuat model pernikahan ini langsung dapat diredam. Berbeda halnya dengan nikah siri yang selama ini telah lama dipraktekkan oleh masyarakat muslim di Indonesia dan tak kunjung mendapatkan solusi. Hal tersebut disebabkan oleh dualisme hukum perkawinan antara hukum negara dan hukum agama, di mana secara agama pernikahan tetap dianggap sah sekalipun tidak tercatat, di mana tindakan tersebut oleh hukum negara dianggap illegal. Hadis Nabi mengenai perintah mengumumkan pernikahan dalam pandangan penulis dapat dianalogikan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw. Karena perkawinan merupakan institusi sosial yang menjadi puncak ekspresi manusia dalam berkehidupan. Oleh sebab itu di masa sekarang ini yang dibatasi oleh hukum negara maka perintah mengumumkan pernikahan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw, dapat berubah menjadi kontrol politik dari negara sebagai pemilik kewenangan secara teritorial bagi setiap warganya. Implementasi dari analogi tersebut dapat dilihat dalam bentuk adanya kewajiban pencatatan bagi setiap peristiwa perkawinan. Status hukum pencatatan kemudian menjadi embrio munculnya nikah siri yang menimbulkan mudarat di kalangan masyarakat terutama bagi perempuan dan anak.
Referensi
Bakry, Muammar. 2011. Fiqh Prioritas: Konstruksi Metodologi Prioritas Hukum Islam dan Kompilasi Kaidah Prioritas Hukum Islam. Makassar: Alauddin University Press.
al-Daruqut{ni, Abu al-H{asan ‘Ali Ibn ‘Umar , Sunan al-Daruqut{ni. Juz VI, Cet: I, Beirut; Muassasah al-Risalah, 2004 M/1424 H.
Hasyim, Syafiq. 2001. Hal-Hal yang Tak Terpikirkan tentang Isu-Isu Keperempuanan Dalam Islam. Bandung: Mizan. Cet. I.
_____________. 2010. Bebas Dari Patriarkhisme Islam. Depok: Kata Kita. Cet. I.
al-Jassas, Abi Bakr Ahmad ibn ‘Ali alRazi.1992. Ahkam al-Qur’an, Beirut: Dar Ihya al-Turas{ al-‘Arabi. Juz 2.
‘Abd al-Rahman Ibrahim al-Kaylani. 2000. Qawa’id al-Maqasid ‘Inda al-Imam al-Syatibi; ‘Aradan wa Dirasatan wa Tahlilan (Cet. I; Damaskus: Dar al-Fikr.
Kementerian Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bogor:Lembaga Percetakan al-Qur’an Kementerian Agama RI.
al-Qurtubi, Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Abi Bakr al-Ansari. al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Beirut: Muassasah al-Risalah. Cet. I.
Shihab, Quraish. Dkk (Tim Penyusun), 2007. Ensiklopedia Al-Qur’an, Kajian Kosa Kata, Juz III. Cet. I; Jakarta: Lentera Hati.
_____________. 2009. Membumikan al-Qur’an. Cet.III; Bandung: Mizan Pustaka.
_____________. 2011.Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Ciputat: Lentera Hati. Cet. IV.
al-Syatibi, Abū Ishāq. Al-Muwafaqat fi Usul al-Syari’ah. Beirūt: Dār al Maārifah. Jilid IV.
Umar, Nasaruddin. 2010. Argumen Kesetaraan Gender. Cet. II; Jakarta : Dian Rakyat.
Wahid, Marzuki. 2010. Pembaruan Hukum Keluarga Islam Pasca Orde Baru dalam Pendekatan Politik (Studi Kasus CLD-KHI) dalam Generasi Baru Peneliti Muslim Indonesia: Kajian Islam Dalam Ragam Pendekatan. Cet. I; Purwokerto: STAIN bekerjasama dengan An Australian Government Initiative.
al-Zarqa, Mustafa Ahmad. 1998. al-Madkhal al-Fiqh al-‘Am. Cet. I; Damaskus: Dar al-Qalam, 1998. Jilid II.
Zein, Satria Effendi M. 2004. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer. Ed. I, Cet. I; Jakarta: Kencana.
Zaydan, ‘Abd al-Karim. 1423 H./2002 M. Al-Wajiz fi Usul al-Fiqh. Beirut: Muassasah al-Risalah. Cet. I.
Zuhaili, Wahbah. 1416 H/1996 M. Usul al-Fiqh al-Islami. Damaskus: Dar al-Fikr.
_____________. 1416 H/1996 M. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Damaskus: Dar al-Fikr.
Media Cetak dan Elektronik:
TV One (Acara ILC, 18 Desember 2012 & 26 September 2017)
Metro TV
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
(1) Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
(2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
(3) Authors should sign copyright transfer agreement when they have approved the final proofs sent by Biogenesis prior the publication.