Perbedaan Arsitektur Pura Giri Natha dengan Pura Penataran Sasih

  • Andi Ola Wikramiwardana Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Andi Rahmiani Maulana Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Siti Aisyah Rahman Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)

Abstract

Abstrak_ Tempat suci Hindu adalah suatu tempat maupun bangunan yang dikeramatkan oleh umat Hindu atau tempat persembahyangan bagi umat Hindu dan biasa di sebut Pura. Pura Giri Natha adalah salah satu contoh dari tempat ibadah umat Hindu di Kota Makassar, sedangkan Pura Penataran Sasih adalah salah satu contoh Pura di Bali. Dalam segi arsitektur kedua pura ini memiliki beberapa perbedaan yang akan dijabarkan pada penelitian ini. Penulis melakukan penelitian tentang Pura Giri Natha dan Pura Penataran sasih ini untuk mengidentifikasi perbedaan bentuk fisik yang implementasikan kedalam arsitekturnya. Penelitian terhadap Pura Giri Natha berdasarkan pengamatan peneliti untuk merefleksikan fenomena budaya berkaitan dengan Pura Giri Natha. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, literatur yang berupa jurnal, dan dokumentasi. Kesakralan kedua Pura ini tetap dijaga oleh Karma Penyunsung meskipun mulai dijadikan objek bagi wisatawan dari agama lain. 

Kata Kunci: Hindu-Bali; Pura Giri Natha; Pura Penataran Sasih.

 

Abstract_ The Hindu holy place is a place or building sacred by Hindus or a place of worship for Hindus and commonly called Pura. Pura Giri Natha is one example of a Hindu place of worship in Makassar City, while Penataran Sasih Temple is one example of a temple in Bali. In terms of architecture, the two temples have several differences that will be explained in this study. The author conducts research on Pura Giri Natha and Pura Penataran Sasih to identify differences in physical forms that are implemented into the architecture. Research on Pura Giri Natha is based on the observations of researchers to reflect cultural phenomena related to Pura 2Giri Natha. Data collection is done through observation, interviews, literature in the form of journals, and documentation. The sacredness of this temple is still guarded by Karma Penyunsung even though it began to be used as an object for tourists from other religions.

Keyword: Hindu-Bali; Giri Natha Temple; Penataran Sasih Temple.

References

Abu Bakar. “Konsep Ibadah Dalam Hindu”. (2012). 12-2.

Nyoman Wijaya. ”Apakah Agama Hindu Bali Modern Lahir dari Tantangan Pancasila dan Islam?”. Jurnal Kajian Bali, vol 04, no. 01 (2014). 168-148.

Oktorina A. (2018). Kajian Arkeologis dan Arsitektur Pada Pura Maospait Gerenceng Bali. Universitas Indonesia.

Shabrina Alfari. (2011). Mengenal Keunikan Arsitektur Bali. https://www.arsitag.com/article/mengenal-keunikan-arsitektur-bali). 10 Juni.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zamad, N., & Alfiah, A. (2017). Identitas Arsitektur Mandar pada Bangunan Tradisional di Kabupaten Majene. Nature: National Academic Journal of Architecture, 4(1), 1–10.

Published
2020-01-09
How to Cite
Wikramiwardana, A. O., Maulana, A. R., & Rahman, S. A. (2020). Perbedaan Arsitektur Pura Giri Natha dengan Pura Penataran Sasih. TIMPALAJA : Architecture Student Journals, 1(1), 82-96. https://doi.org/10.24252/timpalaja.v1i1a9
Section
ARTICLE
Abstract viewed = 324 times