Konflik Kepentingan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Kota Tarakan Pasca Pemekaran Daerah: Studi Tentang Konflik Aset Pelabuhan Tengkayu I dan Tengkayu II

  • Mustajib Universitas Indonesia
    (ID)
  • Aditya Perdana Universitas Indonesia
    (ID)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurai penyebab konflik aset pelabuhan Tengkayu I dan Tengkayu II antara pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan pemerintah Kota Tarakan dan untuk mengurai upaya kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar sebagai resolusi konflik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara dengan narasumber yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab konflik aset pelabuhan tersebut adalah hadirnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur terkait aset pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta janji kampanye gubernur terpilih yang terkendala oleh aturan. Sementara itu, upaya berupa negosiasi untuk menengahi konflik aset pelabuhan sedang berjalan seperti pembentukan perumda, perseroda dan upaya untuk meminta kementrian dalam negeri melakukan revisi terhadap Undang-Undang No. 23 Tahun 2014.

References

Bert Hofman & Kai Kaiser, “The Making Of ‘Big Bang’ And Its Aftermath: A Political Economy Perspective” In James Alm, J. Martinez-Vasquez & S. Mulyani (Eds.), Reforming Intergove-rnmental Fiscal Relations And The Rebuilding Indonesia: The ‘Big Bang’ Program And Its Economic Conse-quences (Cheltenham: Edward Elgar Publishing, 2004).

Cheng Ranel Ram, “Political Dynasties And Province Creation: The Political Economy Of Decentralization In The Philippines”, Thesis (South Korea: KDI School Of Public Policy And Management, 2018).

Eskandar, “Konflik Antar Pemerintah Da-erah Pasca Pemekaran Studi Kasus Pada Pembagian Aset Daerah Antara Kabupaten Buton Dan Kota Bau-Bau”, Tesis (Yogyakarta: Admistrasi Publik UGM, 2005).

Gabor Dobos, “Municipal Splits and Hid-den Amalgamations in Hungary”, Miscellania Geographica-Regional Studies on Develoment, Vo.25 No. 1 (2021), h. 1-9.

Gary T. Furlong, The Conflict Resolution Toolbox: Models & Maps For Analiz-yng, Diagnozing And Resolving Conf-lict (United States : Wiley, 2005).

Joshua Jolly Sucanta Cakranegara, “Pem-bentukan Provinsi Kalimantan Utara (1999-2012)”, Handep: Jurnal Sejar-ah dan Budaya, Vol. 4, No.1 (2020), h. 39-60.

Kai Ostwald, dkk., “Indonesia’s Decentra-lization Experiment Motivations, Suc-cesses, and Unintended Conseque-nces”, Journal of Southeast Asian Economies, Vol. 33, No. 2 (2016) h. 139-156.

Khairul Fahmi Lubis, “Otonomi Daerah Untuk Penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia: Otonomi Daerah dan Pemekaran Wilayah”, Jurnal Ilmiah Advokasi, Vol. 01. No. 02 (2013), h. 46-60.

Ralf Dahrendorf, Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri: Sebuah Analisa-Kritik (Jakarta: CV Rajawali, 1986).

Robert Endi Jaweng, “Desentralisasi di Indonesia: Sketsa Masalah pada Seju-mlah Elemen Kunci”, Jurnal Analsisi-CSIS, Vol, 44 No. 1 (2015), h. 42-62.

Ronny Koutur, Metode Penelitian, Edisi Revisi (Jakarta: Buana Printing, 2009).

Sadu Wasistiono, “Menuju Desentralisasi Keseimbangan”, Jurnal Ilmu Politik AIPI, No. 21 (2010), h. 1-25.

Soewarsono, “Kabupaten Perbatasan Nun-ukan: Beberapa Karakteristik” dalam Riwanto Tirtosudarmo & John Haba (ed.), Dari Entikong sampai Nunukan: Dinamika Daerah Perbatasan Kalim-antan-Malaysia Timur (Serawak dan Sabah) (Jakarta: Pustaka Sinar Harap-an, 2005).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009).

Tessa Talitha, dkk, “Welcoming Two De-cades Of Decentralization In Indone-sia: A Regional Development Pers-pective”, Journal Territory, Politics, Governance, Vol. 8, Issue 5 (2020), h. 690-708.

The World Bank, Decentralization in Client Countries An Evaluation of World Bank Support, 1990–2007 (Washington D.C.: World Bank Institute, 2008).

Tri Ratnawati, “Satu Dasa Warsa Peme-karan Daerah Era Reformasi: Kega-galan Otonomi Daerah?”, Jurnal Ilmu Politik, Edisi 21 (2010), h. 122-145.

Wahyudi Kumorotomo, “Pemekaran vers-us Kemakmuran Daerah” dalam Agus Pramusinto & Erwan A. Purwanto (ed.), Reformasi Birokrasi, Kepemim-pinan dan Pelayanan Publik: Kajian tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia (Yogyakarta: Gava Med-ia, 2009).

Wawancara

Ahmad Usman, Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Utara, wawancara, 19 Februari 2022.

Arifin, Staff Hukum Gubernur Prov. Kalimantan Utara, wawancara, 19 Februari 2022.

Catur Hendratmo, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Tarakan, wawancara, 23 Februari 2022.

Khairul, Walikota Tarakan, wawancara, 10 April 2022.

Muhammad Yusuf, Anggota DPRD Kota Tarakan, wawancara, 25 Februari 2022.

Sadriansyah, Kabid Akuntansi dan Aset BKAD Prov. Kalimantan Utara, wawancara, 13 Februari 2022.

Zainal Arifin Paliwang, Gubernur Kalimantan Utara, wawancara, 6 Maret 2022.

Published
2022-06-24
Section
Artikel
Abstract viewed = 818 times