Aktivisme dan Politik Diaspora La Maddukelleng dalam Merebut Kembali Kekuasaan di Wajo
Abstract
Artikel ini membahas tentang aktivisme dan diaspora La Maddukelleng yang berhasil merebut kembali Kerajaan Wajo dari cengkraman Belanda. Keberhasilan usaha La Maddukelleng dianalisis dengan menggunakan falsafah tellu cappae masyarakat Bugis, yang sekaligus menjadi kerangka kerja untuk menelaah aktivisme dalam diaspora La Maddukelleng di Nusantara. Artikel ini dijelaskan dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Sumber data diperoleh dari wawancara, arsip dan dokumen. Hasilnya menemukan bahwa keberhasilan La Maddukelleng dalam merebut kembali kerajaan Wajo, merupakan pengejawantahan dari falsafah tellu cappa, yaitu pernikahan; perang; dan diplomasi. Pernikahan putrinya dengan Raja Kutai, kemenangannya dalam menaklukkan kerajaan Paser dan kelihaian diplomasinya dalam membaca situasi, menjadi kapital politik La Maddukelleng.
References
Alamsyah, A. (2022). The Political Dominance of the Bugis in the Coastal Region of Indonesia from the 17th Century to the 19th Century. Journal of Maritime Studies and National Integration, Vol. 6, No. 1, 30-37.
Anshoriy, N. (2008). Bangsa Gagal Mencari Identitas Kebangsaan. Yogyakarta: LKiS.
Basri, M. F. (1986). Cempaka Sari: Sejarah Kesultanan Negeri Perak. Kuala Lumpur: Yayasan Perak.
Belloni, M. (2021). Remittance Houses and Transnational Citizenship: Mapping Eritrea’s Diaspora–State Relationships,. Africa Spectrum, Vol. 56, No. 1.
Budhi, S. (2015). Bugis Pagatan: Migration, Adaptation and Identity. IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS), Vol. 20, Issue 5, 71-78.
Darmawan, I. (2013). Analisis Sistem Politik Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Farid, A. Z. (1979). Wajo’ Pada Abad XV-XVI: Suatu Penggalian Sejarah Terpendam di Sulawesi Selatan dari Lontara’. Depok: Universitas Indonesia.
Golub, P., Lebaron, F., Mladenović, I., Poupeau, F., Sapiro, G., & Zarić, Z. (2021). Pierre Bourdieu and Politics. Philosophy and Society, Vol. 32, No. 4, 567–586.
Ilyas, H. F. (2011). Lontara Suqkuna Wajo: Telaah Ulang Awal Islamisasi di Wajo. Tangerang Selatan: LSIP.
Maulana, M. (2003). La Maddukkelleng. Makassar: Lamacca Press.
Mukrimin. (2019). The Bugis and Their ‘Téllu Cappâ’ in Contemporary Indonesia’s Decentralization. South East Asia Research, Vol. 27, Issue 3.
Nelmawarni. (2021). Stereotip Suku Bugis dalam Perspektif Sejarah. Majalah Ilmiah Tabuah, Vo. 25, No. 1.
Newman, W. L. (1994). Social Researches Method: Qualitative and Quantitative Approach. USA: Allyn and Bacon.
Niel, R. V. (1984). Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Noorduyn, J. (1972). Arung Singkang (1700-1765): How the Victory of Wadjo' Began. Indonesia, 13, Cornell Modern Indonesia Project.
Nurnaningsih. (2015). Asimilasi Lontara Pangadereng Dan Syari’at Islam: Pola Perilaku Masyarakat Bugis-Wajo. Jurnal Al-Tahrir, Vol. 15, No. 1, 21-41.
Pelras, C. (1981). Patron Client Ties Among the Bugis And Makassarese Of South Sulawesi. Konferensi Sulawesi Selatan . Melbourne: Monash University Melbourne.
Rijal, T. (2001). Metode Bricolage Dalam Penelitian Sosial. In B. Bungin, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2012). Teori Sosiologi Klasik Post-Modern. Jakarta: Kreasi Wacana.
Wellen, K. (2018). La Maddukelleng and Civil War in South Sulawesi. In M. W. Charney, & K. Wellen, Warring Societies of Pre-Colonial Southeast Asia: Local Culturer of Conflict within A Regional Context . Copenhague: Nias Press.
Website
Ciputra, W. (2022, Januari 22). Biografi, Silsilah, dan Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Nasional Pertama dari Kalimantan Timur. Retrieved from Kompas.Com: https://makassar.kompas.com/read/2022/01/20/191048378/biografi-silsilah-dan-perjuangan-sultan-aji-muhammad-idris-pahlawan?page=all
p2k.stekom.ac.id. (n.d.). Kesultanan Paser. Retrieved from Ensiklopedia Dunia: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kesultanan_Paser
Wawancara
Suyuti, G. (2020, Januari 13). Umur 68 Tahun.
Copyright (c) 2023 Muhammad Saleh Tajuddin, Awal Muqsith, Andi Tenri Yeyeng, Ireena Nasiha Ibnu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Vox Populi uses license CC-BY-NA-SA or equivalent license as the optimal license use for publication, distribution, use, and reuse of scientific works. To see the rules, you can look here; Indonesia or English.