PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

  • Dian Mutmainna Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Sitti Mania Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • A. Sriyanti Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abstract

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan menghasilkan sebuah instrumen tes diagnostik untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang berbentuk pilihan ganda dua tingkat. Penelitian ini merupakan penelitian Research & Development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan Tessmer yang dikenal dengan tipe formatif evaluation. Pengembangan Tessmer terdiri dari 4 tahap yaitu preliminary, self evaluation, tahap prototyping (expert reviews, one-to-one dan small group) dan field test.Angket respon siswa pada instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memenuhi kriteria tercapai dan tidak ada perbaikan/revisi terhadap instrumen tes yang akan dikembangkan karena lebih dari 50% siswa yang memberikan respon positif. Dari hasil angket respon siswa dapat diketahui bahwa produk instrumen tes diagnostik ini dapat dikatakan praktis untuk digunakan. Hasil data tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang termasuk dalam kategori paham konsep 58,95%, persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 12,63% dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar 28,25%. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menjawab tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dapat dikatakan bahwa produk instrumen tes ini cukup efektif dalam mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep matematika siswa.

Abstract:

The study is aimed at producing a diagnostic test instrument to identify the level of understanding of mathematical concepts of students in the form of two-level multiple choice. This research is a Research & Development (R & D) by using Tessmer development model known as formative type evaluation. The development of Tessmer consists of four stages: introduction, self-evaluation, prototyping (expert review, one-to-one and small group) and field testing. Questionnaire responses of students on the two-level multiple choice diagnostic test instrument meet the achieved criteria and no improvement/revision of the test instrument to be developed as more than 50% of the students responded positively. From the questionnaire results of students’ response, it can be identified that the product of diagnostic test instrument can be said to be practical to use. The results of the two-level multiple choice diagnostic test instrument data to identify students' concept of understanding can be observed that the students who understand the concept, those who experienced misconceptions, and who do not understand the concept are 58.95%, 12.63%, and 28.25% respectively. Based on the results of the students’ work in answering the two-level multiple choice diagnostic test, it can be said that the test instrument product is quite effective in identifying the level of understanding of students' mathematical concepts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baharuddin. (2014). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi segiempat berbasis model kooperatif tipe STAD dengan metode penemuan terbimbing kelas VII MTS Negeri Model Makassar, MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 2 (1), 31–51.

Fatra, M. (2017). Implementasi pendekatan matematika realistik menggunakan bahan ajar geometri berbentuk cerita terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa. Tanzhim, 1(01), 110–121.

Hartatiana, H. (2015). Pengembangan soal pemecahan masalah berbasis argumen untuk siswa kelas V Di SD Negeri 79 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 8 (2), 76–85.

Kiswanto, K., Rahman, U., & Sulasteri, S. (2015). Deskripsi pemahaman konsep materi geometri ditinjau dari kepribadian sensing dan intuition pada siswa kelas IX SMPN 33 Makassar. MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 3 (1), 41–58.

Murizal, A. (2012). Pemahaman konsep matematis dan model pembelajaran quantum teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, 1 (1), 19-23.

Nurhidayati, S., Tayeb, T., & Baharuddin. (2017). Pengembangan bahan ajar matematika berbasis masalah untuk memfasilitasi pencapaian kemampuan penalaran pada pokok bahasan perbandingan kelas VII MTSN Model Makassar. MaPan: Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 5 (2), 236–250.

Nursalam, N. (2016). Diagnostik kesulitan belajar matematika: Studi pada siswa SD/MI di Kota Makassar. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 19 (1), 1–15.

Silva, E. Y., Zulkardi, Z., & Darmawijoyo, D. (2013). Pengembangan soal matematika model PISA pada konten uncertainty untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1).

Subekti, F. E., & Widiyanti, R. A. (2014). Pengembangan instrumen tes Kalkulus Lanjut 2 berbasis pemecahan masalah. Khazanah Pendidikan, 7 (1).

Supardi, U. S. (2014). Peran kedisiplinan belajar dan kecerdasan matematis logis dalam pembelajaran matematika. Jurnal Formatif Unindra, 4 (2), 80–88.

Susanti, D., Waskito, S., & Surantoro, S. (2014). Penyusunan instrumen tes diagnostik miskonsepsi fisika SMA Kelas XI pada materi usaha dan energi. Jurnal Pendidikan Fisika, 2 (2).

Suwarto. (2013). Pengembangan tes diagnostik dalam pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tüysüz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and assess students’ understanding in chemistry. Scientific Research and Essays, 4 (6), 626–631.

Widdiharto, R. (2008). Diagnosis kesulitan belajar matematika SMP dan alternatif proses remidinya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Wijaya, M. H., Suratno, S., & Aminuddin, H. P. (2013). Pengembangan tes diagnostik mata pelajaran IPA SMP. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 17 (1), 19–36.

Published
2018-06-05
Section
Articles
Abstract viewed = 1950 times