Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hadis

  • Hading Hading
    (ID)

Abstract

Hadis atau Sunnah sebagai sumber ajaran Islam kedua seteleh al-Qur’an jika dilihat dari segi periwayatan berbeda dengan al-Qu’an, dimana yang kedua setiap kali ayat ayatnya turun, Rasulullah saw. langsung memerintahkan penulis wahyu untuk menulisnya, sementara untuk hadis Nabi saw., tidak demikian halnya. Periwayatan hadis Nabi saw., dengan demikian lebih banyak berlangsung secara lisan dibandingkan  dengan  tulisan,  akibat  dari  ada  larangan  Rasulullah  saw.  secara umum kepada para sahabat untuk menulis hadis  hingga Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azīz (salah seorang Khalifah Bani Umayyah) memandang perlunya penulisan dan pembukuan hadis-hadis Nabi saw., dengan mempertimbangkan berbagai faktor, berupa: adanya kekhawatiran akan lenyapnya hadis; munculnya hadis palsu akibat pertentangan politik dan mazhab; berpencarnya para sahabat di beberapa kota, serta banyaknya dianta sahabat  yang meniggal dunia dalam peperangan.   Hasil dari upaya pembukuan hadis  itu  telah  melahirkan kitab-kitab hadis standar  sebagai rujukan  dalam  hal  pengamalan  Sunnah  Nabi  saw.,  dalam  kehidupan  kaum muslimin, serta untuk kepentingan penelitian dan pengkajian.

References

Al-Khaṭīb, Muḥammad ‘Ajjāj, al-Sunnat qabl al-Tadwīn, (Cet. III; Umm al-Qurā li al- Ṭibā’ah wa al-Nasyr, 1988).

-------, Uṣūl al-Ḥadīṡ ‘Ulūmuh wa Muṣṭalaḥuh, (t.tp; Dār al-Fikr, 1989).

Al-Mālikiy, Muḥammad ‘Alawiy, al-Manhal al-Laṭīf fī Uṣūl al-Ḥadīṡ al-Syarīf. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Adnan Qohar dengan judul Ilmu Ushul Hadis, (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).

Al-Mubārakfūriy, Syaykh Ṣafiyyur Raḥmān,.al-Raḥīq al-Makhtūm Baḥṡun fī al-Sīrat al Nabawiyyah ‘alā Ṣāḥibiha Afḍal al-Ṣalāti wa al-Salām. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rahmat dengan judul Sirah Nabawiyyah, (Cet. I; Jakarta : Rabbani Press, 1998).

Al-Mubārakfūriy, Syaykh Ṣafiyyur Raḥmān,.al-Raḥīq al-Makhtūm Baḥṡun fī al-Sīrat al Nabawiyyah ‘alā Ṣāḥibiha Afḍal al-Ṣalāti wa al-Salām. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rahmat dengan judul Sirah Nabawiyyah, (Cet. I; Jakarta : Rabbani Press, 1998).

Ash-Shiddieqy T.M. Hasbi, Sejarah Perkembangan Hadis (Cet. II; Jakarta : Bulan Bintang, 1988).

-------, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1993).

Azami, M.M., Dirāsat fī al-Ḥadīṡ al-Nabawi wa Tarīkh Tadwīnih, yang diterjemahkan oleh Ali Mustafa Ya’qub dengan judul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, (Cet. III; Jakarta : Pustaka Firdaus, 2006).

CD Room al-Kutub al-Tis’ah.

Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. XII; Jakarta: Balai Pustaka, 2002).

Hitti, Philip K., History of The Arabs; From the Earliest Times to the Present. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh R. Cecep Lukman dkk., (Cet. I; PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010).

Ismail, M. Syuhudi, Pengantar Ilmu Hadis, (Cet. X; Bandung: Angkasa, 1994).

Mudatsir, Ilmu Hadis (Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999).

Rudliana, Muhammad Dede, Perkembangan Pemikiran Ulum al-Hadits; dari Klaisik sampai Modern, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004).

Sutari, Endang, Ilmu Hadis, (Cet. II; Bandung: Amal Bakti Press, 1997).

Section
Volume 4 Nomor 2, Juni 2016
Abstract viewed = 47684 times