Aktivitas Hepatoproteksi Ekstrak Etanol Kecambah Kedelai (Glycine max) dengan Parameter Histopatologi Hepar pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol
Abstract
Kedelai (Glycine max (L.) Merr) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoproteksi ekstrak etanol kecambah kedelai pada tikus jantan yang diinduksi parasetamol dengan parameter histopatologi. Ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dilakukan untuk mendapatkan ekstrak etanol kecambah kedelai. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 15 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok, secara berturut-turut adalah kelompok I sebagai kontrol tanpa induksi, kelompok II sebagai kontrol dengan pemberian induksi parasetamol, kelompok III, IV dan V yang diberi ekstrak etanol kecambah kedelai, berturut-turut 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Pada hari ke-8 seluruh tikus, kecuali kelompok I, diberikan induktor kerusakan hepar, yaitu parasetamol dosis 180mg/200gBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecambah kedelai 400 mg/kgBB memiliki aktivitas hepatoproteksi paling efektif dibandingkan dosis 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB dengan parameter histopatologi tikus jantan yang diinduksi parasetamol.
Downloads
References
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2007). Pharmaceutical Care Untuk Hati. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktorat Jenderal POM. (1995). Materia Medika Indonesia Edisi 6. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hadi, S. (2002). Gastroenterologi. Bandung: PT. Alumni.
Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia Edisi kedua. Bandung: ITB.
Kanchana, P., Santha, M. L., & Raja, K. D. (2015). A Review On Glycine max (L) Merr (Soybean). World Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(1), 356-371.
Retno, T., & Widyastuti, S. K. (2012). Pengaruh Pemberian Isoflavon Terhadap Peroksida Lipid pada Hati Tikus Normal. Indonesian Medicus Veterinus, 483-491.
Saija, A., Scalese, M., Lanza, M., Marzullo, D., Bonina, F., & Castelli, F. (1995). Flavonoids as antioxidant agents: importance of their interaction with biomembranes. Free Radical Biology and Medicine, 19(4), 481-486. Retrieved from www.ncbi.nlm.nih.gov: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7590397
Seyoum A, A. K.-f. (2006). Structure-radical scavenging activity relationships of flavonoids. Phytochemistry, 2058-70.
Suyanto, P. (2007). Prospek dan Manfaat Isoflavon untuk Kesehatan. Jakarta: Direktorat Teknologi Bioindustri. Retrieved from Direktorat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .
Wang, H.-j., & A.Murphy, P. (1994). Isoflavone Content in Commercial Soybean Foods. Journal Of Agricultural and Food Chemistry, 1666-1673.
Wibowo WA, M. L. (2005). Pengaruh pemberian perasan buah mengkudu (Morindia citrifolia) terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus putih (Rattus novergicus) diet tinggi lemak. Journal Unair, 1-5.
Williams, D. (2002). Drugs Metabolisms - Foye’s Principles of Medicinal Chemistry: 5th Edition. Philadelpia: Lippincott William & Witkins.
Yohanes Adithya Koirewoa, F. F. (2006). Academia Edu. Retrieved 2012, from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/445/356 : https://ejournal.unsrat.ac.id
Zakaria, Z. (2007). Free radical scavenging activity of some plants. IJPT, 87-91.
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead to wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.