Penyuluh Agama Dan Pembumian Ajaran Al-Qur’an

  • Samiang Katu

Abstract

Penelitian ini difokuskan  pada tema pokok Peningkatana Kualitas Penyuluh Agama di Kota Makassar”. Berdasarkan kenyataan tersebut, yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini yaitu: (1) Faktor-faktor apa yang menjadi pemicu kurang fungsionalnya penyuluh agama di tengah masyarakat yang hetrogen dan mejemuk? (2) Bagaimana memaksimalkan potensi Pergirian Tinggi Agama (PTA) sebagai lembaga pendidikan tinggi agama yang bertugas  melahirkan cendekiawan muslim yang memiliki kemampuan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat Islam agar aqidah umat terjaga keorisinilannya (3) Bagaimana meningkatkan kemampuan penyuluh agama yang telah di tugaskan  oleh pemerintah (Kementerian Agama) dalam memandu dan membimbing masyarakat ke arah terwujudnya masyarakat yang agamais ? Penelitian diselenggarakan dengan  menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan nara sumber utama, para penyuluh agama fungsional di Kementerian Agama Kota Makassar, yang berjumlah 43 orang; terdiri atas, laki-laki 26 orang dan perempuan 17 orang.Hasil penelitian menunjukkan, salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan tugas penyuluh agama fungsional, ialah (1) Para penyuluh agama fungsional, dalam melaksanakan tugas-tugas Negara, yaitu memberikan pimbingan dan penyuluhan dalam  bidang pembangunan kepada masyarakat (wajib hukumnya) mempergunakan Bahasa Agama. Bahasa agama, yang dimaksud disini ialah dakwah dan bimbingan yang dilaksanakan mengacu dan berpijak pada petunjuk al-Qur’an, yaitu bi al hikmah, al-mauizhah hasanah, dan wa jaadilhum bi al latih hiya ahsan (debat yang baik). (2) Ilmu pengatahuan yang dimiliki oleh para penyuluh agama fungsional, sangat membantu dalam melaksnakan tugas yang diembannya, namun seiring dengan kemajuan dan perkembangana zaman, ilmu yang dimilikinya sudah tidak mampu mencover semua permalahan umat yang muncul di tengah masyarakat. Karena itu, sudah dibutuhkan adanya kebijakan pemerintah untuk member peluang kepada penyuluh agama untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi guna mengantisipasi perkembangan zaman yang melaju dengan cepat. (3) Lembaga Perguruan Tinggi Agama Islam, sudah saatnya merevisi kurikulum pendidikan yang didasarkan pada kebutuhan pasar. Di samping itu, dbuat MoU antara Universitas dan Kemenag agar alumninya yang dipersiapkan tenaga penyuluh agama diprioritas diangkat menjadi pegawai negeri sipil.

References

Th. Muller Kruger, Sejarah Geraja di Indonesia (Cet. II; Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966),

Al-Qur’an AL Karim

Kuntowijoyo, Paradigma Islam Untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1998)

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)

Moein MG., Bunga Rampai Menggali Nilai Sejarah Kebudayaan Sulselra Siri’ dan Pacce (Ujung Pandang: Sku. Makassar Press, 1977)

Hadimuljono, Abd.Muttalib M., Sejarah Kuno Sulawesi Selatan (Ujung Pandang: Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Sulawesi Selatan, 1979)

A.Rahman Rahim, Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis, (Cet.III; Ujungpandang: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, 1992)

Samiang Katu, Pasang Ri Kajang (Kajian tentang Akomodasi Islam Dengan Budaya Lokal di Sulawesi Selatan), (Makassar: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) IAIN Alauddin Makassar, 2000)

Abdurrazak Daeang Patunru, Sejarah Gowa (Makassar: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara, 1967)

J. Noordyun, De Islamsering van Makassar, terjemahan S.Gunawan dengan judul “Islamisasi Makassar” (Jakarta: Bhratara, 1972)

Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009)

H.M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: MIzan, 1992)

Leonard Y.Andaya, Warisan Arung Palakka Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17, (Makassar: Ininnawa, 2004)

Christian Pelras, “Religion, tradition and the dynamics os Islamization in South Sulawesi”, dalam Aliyah Gordon (ed.) The propagation of Islam in the Indonesian-Malay Archipelago (Kualalumpur: Malaysian Sosiological Research Institute, 2001)

Published
2016-09-21
Section
Artikel
Abstract viewed = 588 times