Penentuan Nilai Kalor Briket Dengan Memvariasikan Berbagai Bahan Baku

  • Samsinar Samsinar Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Asri Saleh
  • Waode Rustiah

Abstract

Limitations of the availability of non-renewable energy sources. Cocoa shell waste and sawdust widespread everywhere and can be used as an alternative energy source that is to cultivate and make fuel, one of which briquetting. The composition of the material that is (90: 10 75: 25 and 50: 50). After mixing the briquettes are printed using a printer briquettes. From this study, the best calorific value contained in the ratio of sawdust 90: Water Hyacinth 10 is 6223.20 cal/g, the ratio of sawdust 90: 10 cocoa skin is 5953.72 cal / g and Leather Cocoa 90 : Water Hyacinth 10 ie 6066, 09 cal/g. The best density value in comparison sawdust: cocoa skin (75:25) ie 1.05 kg/cm3. Best values compressive strength in comparison cocoa skin: water hyacinth (50:50) ie 2.32 kg/cm3. Best water content ratio of sawdust : water hyacinth (90 : 10) ie 3. 89% ash content. Value best comparison Leather cocoa : water hyacinth (90 : 10) is 0.66%. Volatile matter best value comparison cocoa skin: water hyacinth (90:10) ie 13.1%. The best comparison value of fixed carbon sawdust: cocoa skin (90 :10) is 62,34 %.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aristyanto, Eko., 2004, Pembuatan Biobriket dari Campuran Limbah Kulit Pisang dan Serbuk Gergaji Menggunakan Perekat Tetes Tebu, Jurnal Teknik Kimia, 12(3).

Budi, Esmar., 2011, Pemanfaatan Briket Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Pengganti, Jurnal Fisika, 12(2).

Departemen Agama, 1989, Al Quran dan terjemahannya, Semarang: CV Toha Putra.

Dogra, SK., 2009, Kimia Fisik dan Soal-Soal, Jakarta: UI – Press.

Fachri, Rasyidi, A., 2010, Mencari Suhu Optimal Proses Karbonisasi dan Pengaruh Campuran Batubara Terhadap Kualitas Briket Eceng Gondok, Jurnal Teknik Kimia,17(2).

Gandhi, Aquino., 2010, Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat Terhadap Karakteristik Briket Arang Tongkol Jagung,Jurnal Teknik Kimia, 8(1).

Himawanto, Dwi Aries, 2013, Penentuan Energi Aktivasi Pembakaran

Briket Char Sampah Kota Dengan Menggunakan Metoda Termogravimetry dan Isotermal Furnace, Jurnal Sains. 15(3).

Holman, J.P., 1995,Kalor Perpindahan, Jakarta: Erlangga.

Irfanti, Eka., 2013, Karakterisasi Briket Bioarang Limbah Kulit Pisang Uli (Musa Paradisiaca) dengan Perekat Tepung Tapioka, Jurnal Teknik Kimia, 14(2).

Martinis, Munas., 2012, Pembuatan Biobriket dari Limbah Cangkang Kakao, Jurnal Teknik Kimia, 20(3).

Mirnawati, 2012, Pengaruh Perekat Getah Pimus Terhadap Peningkatan Nilai Kalor dari Tempurung Kelapa dan Sekam Padi, Jurnal Kimia, 18(5).

Nasirotunnisa, 2010, Analisis Nilai Kalor Bahan Bakar Biomassa yang Dapat Dimanfaatkan Menggunakan Kompor Biomassa, Skripsi, Jakarta: Universitas Indonesia.

Putra, Resha Widya, 2012, Peningkatan Nilai Kalor Biobriket Campuran Kulit Mete dan Dominani Sekam Padi Dengan Metode Pirolisa, Jurnal Teknik Mesin, 19(8).

Rosyidi, Jalal Soelaiman, 2013, Perbandingan Karakteristik antara Briket–Briket Berbahan Dasar Sekam Padi sebagai Energi Terbarukan, Jurnal Fisika Fisika, 15(4).

Sari, Noor Mirad, 2009, Analisis Biaya dan Waktu Pembuatan Briket Arang Berdasarkan Bentuk Dari Kayu Bakau (Rhizophora mucronata Lamck) dan Rambai (Sonneratia acidalin), Jurnal Teknik Kimia,20(26).

Sulistyanto, Amin., 2006, Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa, Jurnal Teknik, 2(7).

Teguh Husada, Ibnu, 2010, Arang Briket Tongkol Jagung sebagai energi alternatif, Jurnal Teknik Kimia, 2(7).

Published
2016-07-02
How to Cite
Samsinar, S., Saleh, A., & Rustiah, W. (2016). Penentuan Nilai Kalor Briket Dengan Memvariasikan Berbagai Bahan Baku. Al-Kimia, 4(2), 163-171. https://doi.org/10.24252/al-kimia.v4i2.1681
Section
Article
Abstract viewed = 1842 times