TRADISI ABBARAZANJI BAGI MASYARAKAT DATARA: SALAH SATU BENTUK ATMOSFER KEAGAMAAN DAN PENGUATAN NILAI-NILAI ISLAM
Abstract
Tulisan ini mengkaji tentang Tradisi Abbarazanji pada Masyarakat Desa Datara sebagai salah satu bentuk tradisi Islam yang masih bertahan hingga sekarang ini. Bagi masyarakat Datara, abbarazanji merupakan tradisi yang mampu menjaga dan melestarikan semangat keagamaan di kampong tersebut. Terdapat beberapa hikmah dan makna yang terdapat dalam pelaksanaan tradisi abbarazanji antara lain adalah memperkukuh tali persaudaraan (silaturahmi) sesam warga, dan membumikan nilai-nilai islam, menularkan tradisi tersebut kepada generasi pelanjut sehingga senantiasa membentuk kehidupan bermasyarakat yang berasas pada nilai-nilai akhlak yang islami. Tradisi abbarazanji merupakan bentuk tradisi yang mengutamakan pada upaya memberikan pemahaman pada generasi muda dalam bentuk mewariskan akhlak-akhlak baik kepada genersai muda. Tradisi abbarazanji tidak hanya dilaksanakan setiap bulan maulid saja, tetapi juga dilaksanakan pada acara-acara sakral dalam keluarga, seperti acara kawinan, masuk rumah, a’mata-mata benteng dan lain-lain.
Downloads
References
Ahmad, Akbar S. Ke Arah Antropologi Islam. Jakarta: Media Da’wah. 1994.
Geertz, Clifford, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya. 1981.
Kutha Ratna, Nyoman. Sastra dan Cultural Studies Representase Fiksi dan Fakta Yogyakarta Pustaka Pelajar. 2008.
-------------, Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius 1992.
-------------, Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus 2000.
Pip, Jones. 2009. Introducing Social Theori. Alih Bahasa Achmad Fedyani Saifuddin Edisi 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Poerwadarminta, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pranowo, 2012. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Syamhari. 2015. Interpretasi Ziarah pada Makam Mbah Priuk. Jurnal Arrihla. UIN Alauddin Makassar Vol. 2 Tahun 2015.
------------, 2019. Transformasi Budaya Islam di Sulawesi Selatan. Makalah Dipresentasikan pada Seminar Nasional Budaya Lokal. Pusat Peradaban Islam UIN Alauddin Makassar.