KITTA TULKIYAMAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH DALAM TRADISI MASYARAKAT MAKASSAR DI TAKALAR
Abstract
Artikel ini membahas tentang Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah dalam tradisi masyarakat di Takalar tepatnya di Sanrobone, suatu studi tentang pesan yang terdapat dalam Kitta Tulkiyamat, unsur serta implementasi yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi dan pesan dakwah yang terdapat pada Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah, mengkaji unsur-unsur ajaran Islam yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat, serta mengetahui implementasi proses pelaksanaan pembacaan Kitta Tulkiyamat sebagai tradisi atau kebiasaan masyarakat Makassar di Kabupaten Takalar. Penulis melakukan penelitian di Kabupaten Takalar yang mayoritas adalah suku Makassar, menggunakan analisis isi, metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan sejarah dan dakwah. Informan ditentukan berdasarkan purposive sampling yakni tokoh agama, tokoh
masyarakat, pembaca Kitta Tulkiyamat, keluarga yang berduka, serta pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam Kitta Tulkiyamat yang terdiri aqidah, syariah, dan akhlak. Adapun pesan-pesan yang terdapat dalam Kitta Tulkiyamat sebagai media dakwah meliputi, Nur Muhammad, kematian, godaan syetan, kiamat, surga dan neraka. Kitta Tulkiyamat harus tetap dilestarikan, karena nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai media dakwah dan sosialisasi ajaran agama dalam masyarakat, dan disampaikan dalam bahasa lokal yang mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Tradisi ini dianggap sangat relevan karena dapat meningkatkan kesadaran beragama.
ABSTRACT
This paper highlights Kitta Tulkiyamat as a dakwah medium in tradition of Takalar community, precisely in Sanrobone. This is a study about meaning, elements, as well as implementation within Kitta Tulkiyamat. This research aims to analyze the contents and dakwah messages contained in Kitta Tulkiyamat as dakwah medium, examining the elements of Islamic teachings on it, and also knowing the process of reciting kitta Tulkiyamat as a tradition of Takalar community. The writer conducts research in Takalar regency, whose majority population is Makassar ethnic, employing content analysis, qualitative description method through historical and dakwah approaches. The respondents are determined by means of purposive sampling, namely the religious leaders, community figures, readers Kitta Tulkiyamat, bereaved families, as well as the collection of data through observation and interviews. Research findings show that the Kitta Tulkiyamat mostly talks about aqidah, syariah, and akhlak. The dakwah messages contained in the book encompass Nur Muhammad, death, satan temptation, here after, heaven and hill. The book should be preserved because the Islamic values contained in can be as means of dakwah and promulgating religious teaching to society and is delivered in local language that is very easy to be understood by all exponents of society. This tradition (reciting the Kitta Tulkiyamat) is still more relevant now due to be able to enhance religious awareness.
References
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Cet.4; Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2002.
Arifin, Bey, Hidup Sesudah Mati Cet.16; Surabaya: Halim Jaya, 2012.
Aziz, Moh Ali, Ilmu Dakwah, Cet I; Bandung: Kencana, 2004.
Enjang, AS, Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Pendekatan Filosqfls dan Praktis Bandung:Widya Padjadjaran, 2009.
Faizah, Psikologi Dakwah, Cet I; Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006.
Fang, Liaw Yock, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.
Gani, Ambo, dkk, Tulkiyamat (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1990.
Gazali, Al-, Metode Menjemput Maut Perspeklif Sufistik Cet.IV; Bandung: Mizan, 1999.
Ilyas, Husnul Fahimah, Lontaraq Suqkuna Wajo : Telaah UlangAwal hlamisasi di Wajo, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.
Mattulada, Latoa Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985.
Mattulada, Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah, disadur, Cho Tae Young. Nomay, Usman, Orang Melayu di Makassar Abad XVI-XV1I Makassar: Rayhan Intermedia, 2009.
Padindang, Ajiep, Tradisi Masyarakat Islam di Sulawesi Selatan. 2003.
Paeni, Mukhlis, Melayu-Bugis-Melayu dalam Arus Balik Sejarah, Jurnal Pengetahuan dan Komunikasi Peneliti dan pemerhati Tradisi Lisan, No. I, Vol. 1 edici IV, November 2008.
Rahman, Ahmad, Pelestarian dan Perkembangan Aksara Lontarak di Sulawesi Selatan, Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat Jakarta, 1996.
Raniri, Nuruddin ar-, Khabar Akhirat Dalam Hal Kiamat (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983.
Raniri, Nuruddin ar-, Khabar Akhirat dalam Hal Kiamat, (Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.
Shihab, Quraish, Kehidupan Setelah Kematian Surga yang Dijanjikan al-Qur'an Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2008.
Suparta, Munzier. Metode Dakwah. Cet I; Prenada Media: Jakarta, 2003.
Vardiansyah, Dani, Filsafat Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Indeks, 2005.
Wahid, Sugira, Manusia Makassar, 2008.
Young, Cho Tae, Aksara Serang dan Perkembangan Tamadun Islam di Sulawesi Selatan, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
1) Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2) Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
3)Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).