INTEGRASI HISAB RUKYAT AWAL RAMADAN 1442 H DENGAN MODEL VISIBILITAS KASTNER

  • sakirman sakirman IAIN Metro
    (ID)
  • Judhistira Aria Utama Universitas Pendidikan Indonesia
    (ID)
  • Othman bin Zainon Universiti Teknologi Malaysia
    (MY)
Kata Kunci: Kastner, visibilitas hilal, rukyatulhilal, Ramadan 1442 H

Abstrak

Tidak ada bukti empirik hilal awal Ramadan 1442 H yang diamati melalui perangkat teknologi. Justifikasi kesaksian melihat hilal masih mengacu pada term hilal syar’i bukan hilal astronomi. Negara Brunei Darussalam dapat dijadikan contoh ketika hilal astronomi tidak berhasil diamati maka awal bulan hijriah adalah hari berikutnya atau menggenapkan bulan yang sedang berlangsung serta tidak ada toleransi hukum seperti penggunaan term hilal syar’i untuk menggantikan hilal astronomi. Integrasi hisab-rukyat sejatinya merupakan ikhtiar metodologis untuk menyempurnakan kriteria awal bulan hijriah. Model visibilitas hilal Kastner hadir dalam upaya menjembatani penyempurnaan kriteria awal bulan hijriah tersebut. Melalui kriteria visibilitas hilal, Kastner menawarkan sebuah model matematis yang dapat dijadikan role model pengamatan hilal. Model perhitungan matematis visibilitas hilal Kastner dapat dituangkan dalam sebuah kurva yang dapat diterjemahkan dengan mudah. Berdasarkan visibiltas hilal Kastner, hilal awal Ramadan 1442 H hilal tidak dapat diamati dengan mata visual. Kesaksian perukyat melihat hilal awal Ramadan 1442 H dapat ditolak demi hukum karena tidak dilandasi dengan bukti empirik berupa citra hilal hasil pengatamatn mata visual. Menurut model visibilitas hilal Kasnter, visibilitas hilal awal Ramadan 1442 H mencapai visibilitas hilal maksimum dengan nilai -1,68 untuk pengamatan dengan mata visual, ketinggian hilal pada saat yang sama adalah sebesar 1,56 derajat (beda tinggi Bulan – Matahari saat itu 4,46 derajat) dengan elongasi 4,70 derajat. Pengamatan hilal tanpa menggunakan alat bantu seperti teleskop, tidak akan berhasil mengesani sosok hilal, karena visibilitas hilal masih bernilai negatif sejak saat Matahari terbenam.

Referensi

Admiranto, Agustinus Gunawan, Menjelajahi Bintang Galaksi dan Alam Semesta, Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Arkanuddin, Mutoha dan Sudibyo, Muh. Ma’rufin, “Kriteria Visibilitas Hilal Rukyatul Hilal Indonesia (Konsep, Kriteria, dan Implementasi)”, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015; Aris, Nur, Ṭulū’ Al-Hilāl, Rekonstruksi Konsep Dasar Hilāl, Al-Ahkam Jurnal Pemikiran Hukum Islam Volume 24 Nomor 2 Oktober 2014.

Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Ru’yat, Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, 2010.

Crumey, Andrew, “Human contrast threshold and astronomical visibility”, Department of Humanities, Northumbria University, Published by Oxford University Press on behalf of the Royal Astronomical Society, MNRAS 442, 2600–2619 (2014), doi:10.1093/mnras/stu992.

Departemen Agama RI, Hisab Rukyat dan Perbedaannya, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 2004.

Djamaluddin, Thomas, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, Jakarta: LAPAN, 2011

-------, “Re-evaluation of Hilaal Visibility in Indonesia”, http://www.icoproject.org/pdf/djamaluddin_2001_in.pdf diakses 14 April 2021.

Izzuddin, Ahmad, Fiqh Hisab Rukyat, Jakarta: Erlangga, 2007.

Raharto, Moedji, Kalender Islam: Sebuah Kebutuhan dan Harapan, Seminar Nasional Mencari Solusi Kriteria Visibilitas Hilal dan Penyatuan Kalender Islam dalam Perspektif Sains dan Syari‟ah, (Bandung: ITB 19 Desember 2009).

Raharto, Moedji, dkk., “New Approach On Study Of New Young Crescent (Hilal) Visibility And New Month Of Hijri Calendar”, UNNES Physics International Symposium 2018 (UPIS2018), IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1170 (2019) 012080, doi:10.1088/1742-6596/1170/1/012080.

Anwar, Syamsul, Hari Raya & Problematika Hisab-Rukyat, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008).

Schaefer, Length of the Lunar Crescent, Q. Jl R. astr. Soc. 32, 265-277, 1991.

Sudibyo, Ma’rufins, “Mengenal Lebih Lanjut Kriteria Visibilitas Hilal Indonesia”, Makalah Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV Himpunan Fisika Indonesia, Purwokerto, 9 April 2011.

Tuddar, Hasna, Redefinisi Hilal dalam Perspektif Fikih dan Astronomi, Al-Ahkam, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Volume 22 Nomor 1, 2012.

Utama, J. A., S. Siregar, “Usulan Kriteria Visibilitas Hilal di Indonesia dengan Model Kastner”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (2013), 197-205, Juli 2013.

Utama, Judhistira Aria dan Hilmansyah, “Penentuan Parameter Fisis Hilal Sebagai Usulan Kriteria Visibilitas di Wilayah Tropis”, Jurnal Fisika, Vol. 3 No. 2, Nopember 2013.

Utama, Judhistira Aria, “Kebersamaan dalam Beridul Fitri Karena Istikmal”, Harian Republika, diakses 14 April 2021.

http://www.icoproject.org/icop/ram42.html diakses 14 April 2021 diakses 14 April 2021

https://www.moonsighting.com diakses 14 April 2021

Diterbitkan
2022-12-14
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 211 times