Batas Akhir Waktu Salat dan Waktu Terlarang: Integrasi Fikih dan Sains
Abstrak
Tulisan ini bertujuan mencari titik temu dari kedua hadis masyhur Imāmah Jibrīl dan ʻAbdullāh bin ʻAmr yang secara lahiriah saling berbeda, serta menjelaskan lebih lanjut tentang waktu-waktu terlarang. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan pendekatan post-positivistik/naturalistik. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua hadis dapat diselaraskan dengan membagi waktunya dalam beberapa jenis, sehingga setiap salat berakhir saat memasuki waktu salat lainnya, kecuali waktu Subuh. Secara astronomi, variasi panjang bayangan saat akhir waktu Zuhur dipengaruhi oleh nilai |ϕ-δ☼|, sementara tinggi matahari saat akhir waktu Asar dan Subuh atau akhir waktu Magrib dan Isya relatif serupa. Adapun waktu-waktu terlarang dibagi menjadi: 1) waktu setelah salat Subuh sampai matahari naik setidaknya 3°30’, 2) waktu tengah hari lokal (12–EoT–Interpolasi) sampai tergelincirnya matahari, dan 3) waktu setelah salat Asar hingga terbenamnya matahari.
Referensi
Aal Mubarak, Faishal bin Abdul Aziz. Bustanul Ahbar: Mukhtashar Nail al-Authar. Diedit oleh Mu’ammal Hamidy, Imron AM, dan Umar Fanany. Terj. Surabaya: Bina Ilmu, 2001.
Al-Bukhari, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Riyadh: Baitul Afkar al-Dauliyyah, 1998.
Al-Qusyairi, Imam Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim. Riyadh: Baitul Afkar al-Dauliyyah, 1998.
Al-Syāfiʻi, Abū ʻAbdullāh Muḥammad bin Idrīs. Al-Umm. Riyadh: Baitul Afkar al-Dauliyyah, n.d.
Al-Tirmidzi, Abu `Isa Muhammad bin `Isa bin Saurah. Jami` al-Tirmidzi. Riyadh: Baitul Afkar al-Dauliyyah, n.d.
Alimuddin. “Perspektif Syar’i dan Sains Awal Waktu Shalat.” Al-Daulah 1, no. 1 (2012): 120–31. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/ad.v1i1.1412.
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Koleksi Hadis-hadis Hukum. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.
Azhari, Susiknan. Ilmu Falak: Teori dan Praktek. Cet. 1. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004.
Carroll, Bradley W., dan Dale A. Ostlie. An Introduction to Modern Astrophysics. 2nd Ed. San Francisco: Addison-Wesley, 2007.
Djambek, Saadoe’ddin. Salat dan Puasa di Daerah Kutub. Cet. 1. Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
Hasyim, Farhan Nurfawaid. Penentuan Waktu Salat Sunah Isyrāq dalam Perspektif Fikih dan Ilmu Falak. Semarang: UIN Walisongo, 2021.
Ibnu Rusyd, Abu al-Walid bin Muhammad bin Ahmad. “Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid.” In Kitab al-Shalah. Dar al-Fikr, n.d.
Ibnu Taimiyah al-Harani, Abdul Salam bin Abdullah bin Abi al-Qasim. Al-Muntaqa fi al-Ahkam al-Syar’iyyah min Kalam Khair al-Bariyyah. Kairo: Dar Ibnu al-Jauzi, 2008.
Karttunen, Hannu, Pekka Kroger, Heikki Oja, Markku Poutanen, dan Karl Johan Donner. Fundamental Astronomy. 6th Ed. Heidelberg: Springer, 2017.
King, David A. In Synchrony with the Heavens: Studies in Astronomical Timekeeping and Instrumentation in Medieval Islamic Civilization. Vol. I. Leiden: Brill Publisher, 2004.
National Weather Service. “Definitions of Twilight,” n.d. https://www.weather.gov/fsd/twilight.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Juz. 1. Kairo: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, 2001.
Sarwat, Ahmad. Waktu Shalat. Jakarta: Rumah Fiqih, 2018.
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Sinyan, Sufyan, dan Ali Azouz. “Tahdid al-Zawal al-Syar’iy wa Awwal Waqt al-Zhuhr.” Jurnal al-Akadimiyyah li al-Dirasat al-Ijtima’iyyah wa al-Insaniyyah 9, no. 17 (2017): 90–105. https://doi.org/10.33858/0500-000-017-034.
Almaany.com. “Taʻrīf wa Maʻnā ʻIsyāʼ fī Muʻjam al-Maʻānī al-Jāmiʻ,” n.d. https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/عشاء/.
Tim Penyusun. Ephemeris Hisab Rukyat 2023. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, 2023.
Wikipedia. “Zodiacal Light,” n.d. https://en.wikipedia.org/wiki/Zodiacal_light.