Swa-radikalisasi Melalui Media Sosial di Indonesia
Abstrak
Revolusi teknologi komunikasi dan informasi selalu melahirkan format komunikasi yang berbeda dari yang pernah ada. Interaksi antar manusia yang sebelumnya dibatasi oleh ruang dan pertemuan secara fisik kini dapat dilakukan tanpa batas, menembus batas-batas kota dan negara. Kehadiran beragam aplikasi media sosial berbasis online memberi ruang dan peluang tak terbatas bagi pengguna internet di Indonesia untuk bertukar informasi. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh politisi untuk melakukan kampanye, propaganda bahkan agitasi. Tidak hanya politisi, kelompok Islam garis keras juga memanfaatkan sosial media sebagai wahana penyebarluasan pesan-pesan yang mengandung kekerasan. Swa-radikalisasi adalah fenomena yang menyusul penggunaan media sosial untuk tujuan kekerasan. Berbeda dengan radikalisasi, swa-radikalisasi timbul karena ada unsur kesengajaan pelaku dalam aktifitasnya di dunia maya. Ia mencari sendiri sumber-sumber informasi yang memuat pesan-pesan yang menguatkan potensi radikal dalam dirinya. Pesan-pesan yang kemudian dikonsumsi tidak hanya sebatas pada ide dan tetapi juga hal yang bersifat praktis seperti cara membuat bahan peledak rakitan. Ujung dari proses swa-radikalisasi melalui media sosial ini sendiri tidak lebih baik, ia akan menciptakan lone-wolf terrorist, teroris yang bergerak sendiri tanpa perintah, tanpa organisasi, dan sulit dideteksi yang akan merusak kehidupan masyarakat secara mental dan fisik.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Alakoc, B. P. (2017). Competing to Kill: Terrorist Organizations Versus Lone Wolf Terrorists. Terrorism and Political Violence, 29(3), 509–532. https://doi.org/10.1080/09546553.2015.1050489
Andriadi, F. (2017). Partisipasi Politik Virtual: Demokrasi netizen di Indonesia. Jakarta Selatan: RMBOOKS.
Andriyani, N. L., & Kushindarti, F. (2018). Respons Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Perkembangan Gerakan Islamic State Di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik, 14(2), 223–238.
APJII. (2017). Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2017. Retrieved February 24, 2018, from https://apjii.or.id/content/read/39/342/Hasil-Survei-Penetrasi-dan-Perilaku-Pengguna-Internet-Indonesia-2017
Awan, I. (2017). Cyber-Extremism: Isis and the Power of Social Media. Society, 54(2), 138–149. https://doi.org/10.1007/s12115-017-0114-0
Candra, B. D. A. (2017). Media Literasi Dalam Kontra Propaganda Radikalisme dan Terorisme Melalui Media Internet. Jurnal Prodi Perang Asimetris, 3(1), 17.
Chan, F. (2016, October 27). Indonesia sees more lone-wolf terror attacks. Retrieved April 22, 2018, from https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-sees-more-lone-wolf-terror-attacks
Conway, M. (2017). Determining the Role of the Internet in Violent Extremism and Terrorism: Six Suggestions for Progressing Research. Studies in Conflict & Terrorism, 40(1), 77–98. https://doi.org/10.1080/1057610X.2016.1157408
Heickerö, R. (2014). Cyber Terrorism: Electronic Jihad. Strategic Analysis, 38(4), 554–565. https://doi.org/10.1080/09700161.2014.918435
Hughes, M., & Miklaucic, M. (2016). Impunity: Countering Illicit Power in War and Transition. National Defense University, Center for Technology and National Security Policy.
Inos, V. B., & Reading, A. (2013). Radicalization In Digital Era; the use of internet in 15 cases of terrorism and extremism. RAND.
IPAC. (2018). After Ahok: The Islamist Agenda in Indonesia (Electoral Violence No. 44) (p. 28). Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC). Retrieved from http://understandingconflict.org/en/conflict/read/69/After-Ahok-The-Islamist-Agenda-in-Indonesia
Ismail, N. (2016, April 12). Memburu Santoso, Menyibak Konflik Poso, DW Indonesia. Retrieved March 21, 2018, from http://www.dw.com/id/memburu-santoso-menyibak-konflik-poso/a-19178840
Jegho, L. (2017, July 5). Beware of ‘Lone Wolf’ Terrorists, Says Senior Minister Wiranto. Retrieved April 23, 2018, from http://www.globalindonesianvoices.com/30671/beware-of-lone-wolf-terrorists-say-senior-minister-wiranto/
Kapoor, K. (2017, December 29). Indonesia to add hundreds of counter-terrorism police to monitor IS. Reuters. Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-indonesia-security/indonesia-to-add-hundreds-of-counter-terrorism-police-to-monitor-is-idUSKBN1EN0WQ
Klausen, J. (2015). Tweeting the Jihad: Social Media Networks of Western Foreign Fighters in Syria and Iraq. Studies in Conflict & Terrorism, 38(1), 1–22. https://doi.org/10.1080/1057610X.2014.974948
Michael, G. (2014). Counterinsurgency and Lone Wolf Terrorism. Terrorism and Political Violence, 26(1), 45–57. https://doi.org/10.1080/09546553.2014.849912
Muthohirin, N. (2015). Radikalisme Islam dan Pergerakannya di Media Sosial. Jurnal Afkaruna, 11(2), 240–259.
Samuel, T. K. (2016). Radicalisation in Southeast Asia: a selected case study of DAESH in Indonesia, Malaysia and the Philippines. Kuala Lumpur, Malaysia: Southeast Asia Regional Centre for Counter-Terrorism (SEARCCT), Ministry of Foreign Affairs.
Schulze, K. E., & Liow, J. C. (2018). Making Jihadis, Waging Jihad: Transnational and Local Dimensions of the ISIS Phenomenon in Indonesia and Malaysia. Asian Security, 1–18. https://doi.org/10.1080/14799855.2018.1424710
Selamat, G. (2016, January 12). Kiblat Radikalisme Mengapa Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Menjadi Sentral dari Gerakan Jaringan Kelompok Terduga Teroris di Indonesia? Retrieved January 15, 2018, from http://republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/12/o0tyga1-kiblat-radikalisme-mengapa-mujahidin-indonesia-timur-mit-menjadi-sentral-dari-gerakan-jaringan-kelompok-terduga-teroris-di-indonesia
Siagian, B. D. O., & Sumari, A. D. (2015). Radicalism Discourse Analysis on Online Sites in Indonesia. Jurnal Pertahanan, 1(2), 67–92.
Singh, D. (2009). Responses to Terrorism in Southeast Asia. Journal of Policing, Intelligence and Counter Terrorism, 4(1), 15–28. https://doi.org/10.1080/18335300.2009.9686921
Umam, S. (2017). Survey Nasional tentang Sikap Keberagamaan di Sekolah dan Universitas di Indonesia. (Research) (p. 36). Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta.
Ward, I., & Cahill, J. (2007). Old and new media: Blogs in the third age of political communication. Australian Journal of Communication, 34(3), 1–21.
Weimann, G. (2014). New terrorism and new media. Commons Lab of the Woodrow Wilson International Center for Scholars Washington, DC.
Wood, A. F., & Smith, M. J. (2005). Online communication: linking technology, identity, and culture (2nd ed). Mahwah, N.J: Lawrence Erlbaum Associates.
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship. permitted to publish their work online in third parties as it can lead to wider dissemination of the work. continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY license receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.