THE EFFECT OF STEW BEANS TO BLOOD SUGAR LEVEL IN DIABETES MELLITUS PATIENTS

  • Nita Aprilia Universitas Sebelas Maret
    (ID)
  • Anita Dwi Ariyani Stikes Banyuwangi Indonesia
    (ID)
  • Nur Hidayatin Stikes Banyuwangi Indonesia
    (ID)

Abstract

Diabetes Mellitus is a group of metabolic diseases with characteristic hyperglycemia that accurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action or both disorders. Management of Diabetes Mellitus one of which is the bean stew. Bean stew contain substances stigmasterol and sitisterol that can stimulate the pancreatic β- cells to secrete insulin in peripheral tissues. The purpose of this study was to determine the influence of bean stew on blood sugar levels in people with DM . The research method used experimental research design that is one group pre test-post test design, which reveal a causal relationship by engaging a group of subjects were observed prior to treatment. Samples taken by 32 respondents. The resulting data were analyzed using the Wilcoxon test with 0,05 significance level. The results showed that there was a bean stew effect on blood sugar levels. In the experimental group before the treated bean stew almost 100% had hyperglycemia number of 32 respondents. Then after being given treatment hampit 100% decrease, slthough not within normal limits number of 32 respondents. After calculation by Wilcoxon test was obtained count  value (4,89)   table (1,96), then the alternative hypothesis is accepted and the null hypothesis is rejected, it means there chickpea stew influence on blood sugar levels in people with DM. Bean stew can lower blood sugar levels in DM patients. Expected DM patients experiencing hyperglycemia can use in addition to pharmacological therapies that bean stew in addressing the problem of blood sugar levels.

ABSTRAK

Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Penatalaksanaan DM salah satunya adalah rebusan buncis. Rebusan buncis mengandung zat stigmasterol dan sitisterol yang mampu merangsang sel β- pancreas untuk meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan perifer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan buncis terhadap kadar gula darah pada penderita DM. Metode Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Eksperiment dengan rancangan penelitian one group pra test-post test design, yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek yang di observasi sebelum dilakukan perlakuan dan kemudian di observasi lagi setelah dilakukan perlakuan. Sampel yang diambil sebanyak 32 responden. Hasil data tersebut di analisa menggunakan Uji Wilcoxon dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkna bahwa ada pengaruh rebusan buncis terhadap kadar gula darah. Pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan rebusan buncis hampir 100% mengalami hiperglikemia sejumlah 32 responden. Kemudian setelah diberikan perlakuan hampir 100% mengalami penurunan walaupun belum dalam batas normal sejumlah 32 responden. Setelah dilakukan perhitungan dengan Uji Wilcoxon diperoleh nilai   hitung (4,89)   tabel (1,96), maka hipotesa alternatif diterima dan hipotesa nol ditolak, artinya ada pengaruh rebusan buncis terhadap kadar gula darah pada penderita DM. Rebusan buncis dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita DM. Di harapkan penderita DM yang mengalami hiperglikemia dapat menggunakan terapi selain terapi farmakologis yaitu rebusan buncis dalam mengatasi masalah tingkat kadar gula darah.


Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfiyah, S. W. (2010). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang Tahun 2010. Tesis Universitas Negeri Semarang http://lib.unnes.ac.id/6373/

Alimul, A H. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Anonim. (2008). Diabetes Indonesia Ranking ke 3 di Dunia. 2008. http://indodiabetes.com.

Ayu, dkk. (2017). Analisis Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Usia Produktif dengan Pendekatan Who Stepwise Step 1 (Core/Inti) di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Jurnal Kesehatan. http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/view/3880/2155

Bayu, dkk. (2017). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Resiko Penyakit Diabetes Mellitus di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/view/2773/1698

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur 2014. Banyuwangi : Dinas Kesehatan

Faradhila, A. (2011). Diabetes Melitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Fitri, dkk (2013). Pengaruh Buncis Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Lansia Anggota Prolanis dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Batu X Tanjungpinang. Riau: STIKes Hang Tuah Tanjungpinang. 3(2). http://stikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/jurnal-keperawatan-volume-3-nomor-2.pdf#page=56

Gabriellyn. (2016). Risiko Hipertensi, Diabetes, dan Konsumsi Minuman Herbal pada Kejadian Gagal Ginjal Kronik di Rsup Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2015. Jurnal Wiyata. http://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/view/87/86

International Diabetes Federation. (2011). Diabetes Evidence Demands Real Action From The un Summit on Non-Communicable Diseases. http://www.idf.org/diabetes-evidence-demands-real-action-un-summit-non-communicable-diseases

International Diabetes Federation. (2011). One Adult in Ten Will Have Diabetes By 2030. http://www.idf.org/mediaevents/press-releases/2011/diabetes-atlas-8th-edition

Kuring. (2007). Buncis (Phaseolus vulgaris.L). http://www.leuitkuring.com.

Mahdiana Ratna. (2010). Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yogyakarta : Tora Book. 187-199

Mishra A, Shives jha. (2011). In vitro Postprandial Glucose Lowering Effects of Dietary Fibers Isolated from Tamarindus indica and Cassia fistula Seeds. Am. J. Food Technol; 6 (5): 435 – 440.

Nursalam (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Onevita LD (2016). Pengaruh pemberian jus buncis (phaseolus vulgaris l.) Terhadap Kadar Glukosa Tikus Jantan Galurwistar yang Terbebani Glukosa. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (Fitri, 2013)

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : NUMED

Saryono. (2011). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Shara, dkk. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013. www.academia.edu/download/40771315/jurnal_kesehatan_DM_epid_non.PDF

United States Departement of Agriculture. (2015). Natural Resources Conservation Service. http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet? source= display&classid=PHVU

Wahyudi. (2011). Meningkatkan Hasil Panen Sayuran dengan Teknologi EMP. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Zafari A. (2010). Myocardial Infarction. http://emedicine.medscape.com/article/

Published
2018-12-28
Abstract viewed = 1957 times