Pemerintahan Demokrasi Persfektif Masyarakat Tomanurung Kedatuan Luwu

  • Syamzan Syukur

Abstract

This paper reveals that the public administration of Tomanurung at Kedatuan Luwu that appeared in the XI-XV century has been implementing democracy model of government. Despite the model of that democratic government was not exactly same with democracy right now, but it's interesting that people in the government as supporting traditional communities have been able to devise a system of government where the people have a hand in determining the model or system of government. Supporting community has reached the stage of thinking that people have the right communities in making decisions that can change their lives through the representation of all groups. Community of Tomanurung at Kedatuan Luwu without the outside influences hase dispensing system of democratic governance. Democracy interpreted to allow citizens to participate, either directly or through representatives in formulating and developing the system of government. So, democracy of kedatuan Luwu take the last model of democracy that democracy is understood to allow citizens to participate through representatives.

References

A. Karim Daeng Marala, Demokrasi Sesudah Sawerigading (Makassar: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1951), h. 6.

Andi Anton Pangeran, “Upacara ‘Ripasekko Pajung Pulaweng” (Penobatan Pajung Pulaweng).”,Ujungpandang: Panitia Pelaksana Pagelaran Budaya Luwu, 1993.

Andi Anton Pangerang, Landasan Kultural Bagi Civil Society: Persfektif Budaya Luwu,” dalam Moh. Ali Fadillah dan Iwan Sumantri (ed.), Kedatuan Luwu: Persfektif Arkeologi, Sejarah dan Antropologi, Cet. Pertama, Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, 2000.

Andi Ima Kusuma, “Sistem Perkawinan Adat Luwu yang Relevan dalam Transformasi Kebudayaan Nasional” dalam Iwan Sumantri (ed.), Kedatuan Luwu Persfektif Arkeologi, Sejarah dan Antropologi, edisi ke 2, Cet. Pertama, T.t: Jendela Dunia, 2006.

Anonim, Lontara Attoriolong, Kepunyaan yayasan Kebudayaan Sulawesi-selatan, (t.th), h. 34. Copy Lontara ini juga tersimpan pada Arsip Nasional RI Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Rol 13, 17, h. 34.

Anonim, Lontara Manurunge ri Luwu, kepunyaan M.Ali Sewe. Luwu (t.th). Kopi lontara ini tersimpan juga di Arsip Nasional RI Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Rol 14, 20, h. 15.

Anwar Ibrahim, Sulesana, Kumpulan Esai tentang Demokrasi dan Kearifan Lokal Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, 2003.

B.F. Matthes, Boegineesche Christomathie I, Amsterdam: Tweede Deel, 1972.

Christian Pelras. Lihat Christian Pelras, The Bugis, T.t : Blackwell Publisher, 1996.

H. Sitanggang, Filasafat dan Etika Pemerintahan, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1998.

Hadi Mulyono dan Abd Muthalib, Sejarah Kuno Sulawesi-selatan, Ujungpandang: Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala Sulawesi-selatan, 1979.

Ham Mappasada, Kerajaan Luwu: Menurut Catatan D.F. Van Morris, Ujungpandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 1992/1993.

Hamid Abdullah, Manusia Bugis Makassar: Suatu Tinjauan Historis terhadap Pola Tingkah laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis-Makassar, Cet. Pertama, Jakarta : Inti Idayu Press, 1985.

Mattulada, Latoa: Suatu Lukisan Analisi Antropologi Politik Orang Bugis (Ujungpandang: Hasanuddin University press, 1995), Cetakan ke-2,

Mattulada, Sejarah Masyarakat dan kebudayaan Sulawesi Selatan (Ujungpandang: Hasanuddin University Press, 1998), h. 29.

Muhammad Yamin, Gadjah Mada Pahlawan Poersatuan Noesantara, Jakarta: Balai Pustaka, 1948.

R.A Kern, I La Galigo: Cerita Bugis Kuno, diterjemahkan oleh La Side dan Sagimun M.D, Cetakan ke-2, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993.

R.Z. Leirissa, Sejarah Nasional Indonesia IV, Cet. Pertama, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

RB Slametmuljana, Perundang-undangan Majapahit, Jakarta: Bharata, 1967.

Sanusi Daeng Mattata, Luwu dalam Revolusi, Makassar : Bhakti baru, 1964.

Slamet Muljono, Menudju Poentjak Kemenangan Sedjarah Keradjaan Majapahit, Jakarta: Balai Pustaka, 1965.

Th. G. Pegeaud, Java in the Fouteenth Century, A Study in Cultural History, Vol. III; The Hague: Martinus Nijhoff, 1960.

Yunus Hafid, “Kerajaan Luwu (Menurut Catatan D.F. Van Braan Morris),” dalam Iwan Sumantri (ed.), Kedatuan Luwu, Persfektif Arkeologi, Sejarah dan Antropologi, edisi ke 2, T.p: Jendela Dunia, 2006.

Published
2014-05-13
How to Cite
Syukur, S. (2014). Pemerintahan Demokrasi Persfektif Masyarakat Tomanurung Kedatuan Luwu. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 1(01), 1-14. https://doi.org/10.24252/rihlah.v1i01.667
Section
Artikel
Abstract viewed = 597 times