Implementasi Ritual Addinging-dinging pada Masyarakat Modern di Tambung Batua Gowa: Tinjauan Sosio-Kultural

  • Mastanning Mastanning
    (ID)
  • Khadijah - Tahir Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Abdullah Renre
    (ID)

Abstrak

This research aims to analyze the rituals or practices Addinging-dinging that survives in the context of modern society. This research is descriptive research using a qualistative approach. Primary data are obtained from research informants, cultural figures and community leaders, while secondary data are obtained from the relevant literatur, documents and references. The techniques of collecting data are done by interviewing, observing and documenting. This research also employs a relational social culture. The results conclude the implementation of Addinging-dinging ritual means relasing the nazar that had been said. They are grateful for the bountiful harvest and as a forms of repellent against things that are feared. The addinging-dinging ritual has been able to survive until now because it is based on religious values, spiritual values, social values, cultural values and economic values.

 

Penelitian ini bertujuan menganalisis makna impelentasi ritual (amalan) Addinging-dinging yang bertahan dalam konteks masyarakat modern. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis yang menerapkan pendekatan kualitatif. Data yang diperlukan berupa proses pelaksanaan, benda-benda yang digunakan dalam tradis serta analisis nilai yang ada dalam ritual. Data utama bersumber dari informan, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Data sekunder diperoleh dari literatur, dokumen dan referensi yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Penelitian menggunakan pendekatan teori budaya sosial. Hasil penelitian menyimpulkan impelementasi ritual addinging-dinging bermakna pelepas nazar yang pernah diucapkan sebagai tanda syukur patas hasil panen yang melimpah dan sebagai wujud penolak bala terhadap hal-hal yang ditakutkan. Adapun ritual Addinging-dinging mampu bertahan sampai sekarang karena dilandasi nilai religious, nilai kesadaran spiritual, nilai sosial, nilai budaya dan nilai ekonomi.

Referensi

Al-Quran dan Terjemah

A. Erickson, Paul & Liam D. Murphy. Sejarah Teori Antropologi penjelasan Komprehensif. Cet I:Jakarta: Prenadamedia Group, 2018

Abdullah , Taufik. Sejarah dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987

Abidin, Yusuf Zaenal dan Beni Ahmad Saebani. Pengantar Sistem Sosial Budaya di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2014

Agustinova, Danu Eko. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Calpulis, 2015

Ariyono dan Aminuddin Sinegar. Kamus Antropolog. Jakarta: Akademika Pressindo,1985

Aw, Suranto. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010

Bin Musthafa al-Farran, Syekh Ahmad. Tafsir Imam Syafi’I surat al-Hijr- surah an-Nas. Cet I; Jakarta: Almahira, 2008

Herusatoto, Budiono, Banyumas: sejarah, budaya, Bahasa, dan Watak ( LKiS Yogyakartass; 2008

Depertemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahan. Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2005

F, Indriana. Mengenal Masyarakat Indonesia. Tangerang; Loka Aksara, 2019

Hamid, Abu. Syeikh Yusuf Makassar: Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003

Ihromi. T.O. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta:Pustaka Obor Indonesia. 2016

Ismail, Narawi. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: lubuk Agung, 2011

Iswanto. Selayang Pandang Sulawesi Selatan. Klaten: PT Intan Pariwara, 2008

Kemendikbud. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 2017, Tentang Pemajuan Kebudayaan. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/salinan-uu-pemajuan-kebudayaan-ri-nomor-5-tahun-2017/ (4 Mei 2020)

Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat, 1997

---------------------. Pengantar Antropologi pokok-pokok etnograf. cet I; Jakarta, 1998

---------------------. Pengantar Ilmu Antropolog. Cet 8; Jakarta: Aneka Cipta,1990

----------------------, Pengantar Antropologi , Cet.I;Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005

Kusnanto. Keanekaragaman suku dan Budaya Indonesia. Semarang; Alprin, 2009

Linton, Ralph. The Curtural Background Personality, terj. Fuad Hasan, Latar Belakang Kebudayaan dari pada Kepribadian. Cet. I; Jakarta: Djaja Sakti, 1962)

Miles dan Huberman. Analisis Data Kualititatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992

Muslimin. Perilaku Antropologi Sosial Budaya dan Kesehatan. Yogyakarta:CV Budi Utama, 2012

Pabbajah, Mustaqim “Religiusitas dan Kepercayaan Masyarakat Bugis-Makassar” Jurnal al-Ulum 12, no. 2 Desember (2012): h. 402

Poerwanto,Hari. Kebudayaan Dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi. Cet.IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2008

Prasetyo, Yanu Endar. Mengenal Tradisi Bangsa. Yogyakarta: IMU Yogyakarta, 2010

Purwasih, Joan Hesti Gita (dkk). Sosiologi Kelas X Semester 1 Sesuai Kurikulum 2013 yang Disempurnakan. Klaten: Intan Pariwara ,2016

Reusen, Van. Perkembangan Tradisi dan Kebudayaan Masyarakat. Bandung: Tarsito, 1992

Shadily, Hasan. Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. t.t

Shaleh, KH. Qamaruddin dkk. Asabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Quran. Bandung: CV. Diponegoro,1989

Syukur, Syamzan Kontinuitas dan Diskontiunitas Tradisi Ziarah Makam Syekh Yusuf di Kobbang Gowa Sulawesi Selatan, El Harakah jurnal Budaya Islam, 18 no.1, Januari-juni 2016

Sztompka, Piotr. Sisologi Perubahan sosial. Jakarta; Kencana, 2017

Tumanggor, Rusmin dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Cet I; Jakarta: Kencana,2010

W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985

Wahyudin. Sejarah dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Cet:I; Makassar:Alauddin University Press, 2014

Wiranata, I Gede. Antropologi Budaya. Jakarta: Pt.Citra Aditya Bakti, 2002

Diterbitkan
2020-11-30
Abstrak viewed = 215 times