REFLEKSI NILAI DALAM TRADISI MAPPANRE TEMME’
Abstrak
Pelaksanaan tradisi Mappanre Temme’ dimulai dari menyiapkan berbagai perlengkapan dan hal-hal yang dibutuhkan demi jalannya tradisi ini. Prosesi Mappanre Temme’ memerlukan berbagai persiapan mulai dari kue-kue, hidangan, songkolo, beberapa ekor ayam, Alquran yang dibungkus kain putih, amplop bagi guru mengaji (sebagai cenning ati) dan tentu saja Alquran yang digunakan untuk membaca. Anak tersebut kemudian menuju rumah guru mengaji dengan cara disoppo mengelilingi kampung oleh keluarga terdekatnya dalam hal ini pada zaman dulu. Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa, hal itupun terjadi (di soppo) jika bersamaan dengan kegiatan khitanan, Selanjutnya melaksanakan barazanji yang dilanjutkan dengan prosesi inti yakni membaca Alquran guna menamatkan Alquran itu sendiri (mapptemme’). Setiap selesai membaca tiap surah selain membaca kalimat tahlil dan tahmid (La Ilaha Illallah wa lillah Ilham) seorang murid mengaji akan dipercikkan sedikit beras kepada dirinya sama, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa ini adalah wujud dari do’a perbuatan (sennung-sennungeng) tahapan prosesi ini dikenal dengan istilah Mappasiduppa. Demi mewujudkan eksistensi dari tradisi Mappanre Temme’, maka diperlukan nilai-nilai yang tetap menjaga keberadaan tradisi tersebut. Nilai nilai tersebut yaitu etos kerja, kasih sayang, sabar, bersyukur, dan estetis.
Referensi
Basrowi, Pengantar Sosiologi Cet. I; Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi. IV Cet. I; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gazalba, Sidi. Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi Jakarta: Bulan Bintang, 1976
Mappangara, Suriadi. Glosarium Sulawesi Selatan Cet I, Makassar; BPNST Makassar, 2007.
Mattulada, Islam di Sulawesi Selatan Makassar; Laporan Fisbud Unhas, 1976.
Nasrah, St. Mahasiswa dan Pembaharuan Cet I, Yogyakarta; Grha Guru, 2004.
Poelinggomang,Edward. Sejarah Sulawesi Selatan, Jilid. II, Makassar: Balitbangda, 2004.
Sahajuddin. “Proses Islamisasi di Kerajaan Tanete Barru pada Abad XVII”. Walasuji no 1 (Juni 2010), h. 106.
Sahajuddin. “To Manurung Versus To Sangiang”. Bosara no. 2/VI/2008 (Juni 2008)
Sewang, Ahmad. M. Islamisasi Kerajaan Gowa – Abad XVI sampai Abad XVII Cet II; Jakarta; Yayasan Obor Indonesia,2005.
Wahid, Sugira. Manusia Makassar Cet. I; Makassar: Pustaka Refleksi, 2007.
Waliono, Hasan. Tanete; Suatu Studi Sosiologi Politik, Disertasi Makassar: Universitas Hasanuddin, 1976.
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.