Perubahan Sistem Politik Kerajaan Sawitto Pasca Perlawanan terhadap Kolonial Belanda (1905-1906)

  • Zulfahmi Institut Agama Islam Negeri Parepare
    (ID)
  • Musyarif Institut Agama Islam Negeri Parepare
    (ID)
  • A. Nurkidam Institut Agama Islam Negeri Parepare
    (ID)
Kata Kunci: Dutch Colonial, Resistance, Sawitto

Abstrak

Penelitian ini berkonsentrasi pada perlawanan Kerajaan Sawitto terhadap pemerintah kolonial Belanda. Ini menekankan proses perselisihan antara kerajaan dan pemerintah kolonial, serta efek dari perselisihan tersebut. Penulis menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah: pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi dengan analisis sosial politik untuk menjelaskan hal ini. Penelitian ini menemukan bahwa perlawanan Sawitto pada awal abad ke-20 terutama disebabkan oleh penolakan terhadap kebijakan pelabuhan wajib pajak yang memungut cukai impor, ekspor, dan pajak pelabuhan. Selain itu, campur tangan pemerintah kolonial Belanda dalam urusan domestik Kerajaan Sawitto juga merupakan faktor. Konflik ini akhirnya diselesaikan oleh pemerintah kolonial Belanda, memulai konsolidasi kekuasaan kolonial di Sawitto. Hal ini berdampak pada perubahan sistem politik lokal, seperti pengambilan wewenang raja oleh Belanda dan pembatasan peran raja Sawitto menjadi sekadar simbol. Kekalahan Sawitto menandai integrasi kekuasaan kolonial di wilayah tersebut dan memicu transformasi dalam sistem politik lokal, di mana peran raja dibatasi sebagai simbol tanpa kekuasaan administratif. Temuan ini memberikan wawasan mengenai dampak kolonialisme terhadap dinamika politik dan posisi kerajaan lokal dalam sistem kolonial.

Referensi

Al-Khaṭib, Muḥammad ‘Ajjaj. Uṣul al-Ḥadith: ‘Ulumuh wa Muṣṭalaḥatuh. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.
Az-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, vol. II, 2nd edition, Beirut: Dār al-Fikr, 1985.
Edelman, Mark and Sandra Charvat Burke, Creating Philanthropy Initiatives to Enhance Community Vitality, Staff General Research Report, no. 12951, Iowa State University, Department of Economics, 2008, https://ideas.repec.org/cgi-bin/htsearch?q=philanthropy, accessed 23 Jun 2015.
Fogg, Kevin William, “The Fate of Muslim Nationalism in Independent Indonesia”, PhD. Dissertation, Yale University, 2012, http://gradworks.umi.com/35/35/3535314.html, accessed 16 Feb 2016.
Haylamaz, Reşit, Aisha: The Wife, The Companion, The Scholar, New Jersey: Tughra Books, 2014.
Hosen, Nadirsyah, “Shari’a & Constitutional Reform in Indonesia”, Master Thesis, Singapore: National University of Singapore, 2005.
Iqbal, J., “Democracy and the Modern Islamic State”, in Voices of Resurgent Islam, ed. by John L. Esposito, Oxford University Press, 1983.
Nur Ichwan, Moch, “Differing Responses to an Ahmadi Translation and Exegesis: The Holy Qur’ân in Egypt and Indonesia”, Archipel, vol. 62, no. 1, 2001, pp. 143–61 [http://dx.doi.org/10.3406/arch.2001.3668].
Pramudya, Wildan, “Antropologi Zakat: System of Giving dalam Islam”, Wildan Pramudya, 30 Aug 2010, https://pramudyarifin.wordpress.com/2010/08/30/antropologi-zakat-system-of-giving-dalam-islam/, accessed 26 May 2014.
Sone, Nyein Pyae, “At Rangoon Mosque, Buddhist Monks Accept Alms and Discuss Tolerance”, The Irrawaddy, 4 Jul 2013, http://www.irrawaddy.com/conflict/at-rangoon-mosque-buddhist-monks-accept-alms-and-discuss-tolerance.html, accessed 4 Jul 2013.
Ulibarri, Carlos, “Rational Philanthropy and Cultural Capital”, Journal of Cultural Economics, vol. 24, no. 2, 2000, pp. 135–46 [http://dx.doi.org/10.1023/A:1007639601013].
Diterbitkan
2024-12-26
Abstrak viewed = 41 times