Karakteristik Perkembangan Tafsir al-Qur’an pada Abad IX (Analisis Historis Metodologis)

  • Andi Miswar
    (ID)

Abstrak

In the development of quranic interpretation, the IX century is known as the mutaakhhirin period. In this era interpretation shows fundamental change, for example the change from the form of bi al-ma’tsur (riwayah) exagesis to the form of dirayah (al-ra’yu) exegesis, as it is practiced in jalalayn exagesis by jalaluddin al-mahally and jalaluddin al-sayuti that it is using ijmali or global method, and placing exegesis within it is global  or general context. The exagesis book was published in that century is the interpretation of tafsir tanwir al-miqbas min tafsir Ibnu Abbas exegesis by al-fairuzabādi applies ijmali method such as tafsir bi al-ma’tsur and tafsir al-Dūr al-mansūr fi tafsir al-ma’tsūr by jalaluddin al-sayuti, which applying ijmali and muqāran, in the form of tafsir bi al-ma’tsur, the exagesis is classified as general exegesis. The tendency of exegesis mostly impluenced by their personal understanding, school of thought, and qualification of their knowledge.

Dalam  Perkembangan tafsir al-Qur’an, abad  IX dikenal dengan periode mutaakhhirin. Di era ini kegiatan penafsiran mengalami perkembangan yang cukup signifikan, misalnya dari bentuk tafsir bi al-ma’tsur (riwayah) ke bentuk tafsir dirayah (al-ra’yu) seperti yang terdapat dalam  Tafsīr Jalalayn  Oleh Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin al-Syayuti yang menggunakan  metode ijmāli atau global, serta memberikan gambaran penafsiran yang bercorak umum. Kemudian beberpa tafsir yang lahir pada masa tersebut, diantaranya, Tafsīr Tanwīr al-miqbās min tafsīr Ibnu Abbās oleh al-fairuzabādi menggunakan metode ijmāli  dengan kategori bentuk tafsir bi al-Ma’tsūr, Dan Tafsīr al-Dūr al-Mantsūr fi tafsir al-ma’tsūr oleh Jalaluddin al-Sayūti disamping menggunakan metode muqāran juga  ijmali, dengan bentuk tafsir bi al-ma’tsūr tafsir ini dikategorikan pula bercorak umum. Kecendrungan Mufassir dalam melakukan penafsiran kebanyakan dipengaruhi oleh pemahaman pribadi, mazhab, dan kwalifikasi keilmuan mereka.

 

 

Referensi

Abd Mustaqim, Pergeseran Epistemologi Tafsir, Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, Cet.I; Bandung: Tafkkur-Humaniora-IKAPI, 2007 .

al-Arnāut, Abd al-Qādir, Taqīm al-Tafsīr, Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad al-Mahalli wa Jalal Abd al-Rahman Ibn Aby Bakr al-Suyuti, al-Qur’an al-Karim, Tafsir al-Imam al-Jalalayn, Dimasyq: Dār Ibn Kasīr, 1400 H.

Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam di Indonesia, Jakarta: CV A nda Utama, 1992-1993.

Ismail .R.Al-Faruqi, The Cultural Atlas of Islam diterjemahkan oleh Ilyas Hasan, Cet.III; t.tp: Mizan, 2001.

Jamāl al-Banna, Tafsir al-Qur’an al-Karīm Baina al-Qudamā wa al-muhdisīn, al-Qāhirah: Dār al-Fikr al-Islami, 2003.

Mani’ Abd Halim Mahmud, Manhaj al-Mufassirin, diterjemahkan oleh Syahdianor dan Faisal Saleh dengan judul Metodologi Tafsir : Kajian Komprehensif Metode Para Ahli, Cet. I; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006.

Mochtar Effendi, Ensiklopedi Agama dan Filsafat , Cet. I; t.tp: Percetakan Universitas Sriwijaya, 2001

Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Zubdah al-itqan fi ulum al-Qur’an diterjemahkan oleh Rosihan Anwar dengan judul mutiara Ilmu-ilmu al-Qur’an: Intisari Kitab al-Itqan fi ulum al-Qur’an al-Sayuti, Cet. I: Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.

Muhammad Husain al-Zahabi, Tafsir wa al-Mufassirun, Juz 1, Cet.VI; Mesir: t.pt, 1416H/1990 M.

Nashruddin Baidan, Wasan baru ilmu tafsir ,Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Thameen Ushama, Methodologies of The Qur’aniq Exegisis diterjemahkan oleh Hasan Basri dan Amroeni dengan judul Metodologi Tafsir al-Qur’an : Kajian Kritis Obyektif dan Komprehensif ,Cet, I; Jakarta : Riora Cita, 2000.

Diterbitkan
2018-12-30
Abstrak viewed = 1601 times