POTRET PERAN GENDER KOMUNITAS SUATU MADRASAH TSANAWIYAH DI KAB. GOWA, SULAWESI SELATAN
Abstract
Gender sebagai konstruksi sosial telah disosialisasikan sejak manusia lahir. Laki-laki dan perempuan dibedakan dari berbagai aspek termasuk sifat, peran, tanggung jawab. Perbedaan gender telah menyumbangkan ketidakadilan (inequalities) dalam masyarakat dan bernegara, termasuk sector pendidikan. Sektor Pendidikan merupakan sektor penting untuk pencapaian kesetaraan dan keadilan gender. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran peran gender di suatu madrasah tsanawiah swasta di Kab Gowa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan kerangka analisa penelitian kualitatif dari Taylor and Bogdan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran peran gender pada madrasah ini umumnya adil gender. Pembagian peran warga madrasah nampak adil. Pembagian peran didasarkan pada kompetensi masing-masing. Peserta didik juga memiliki cita-cita pekerjaan yang progressif. Gambaran peran yang adil ini tentunya berbeda dengan penelitian terdahulu yang menggambarkan peran gender secara tidak adil.
Downloads
References
Abraham, J. (1989). Teacher Ideology and Sex Roles in Curriculum Texts. British Journal of Sociology of Education, 10(1), 33–51. https://doi.org/10.1080/0142569890100103
Azisah, S. (2012). Gender mainstreaming in education : case studies of Islamic primary schools in South Sulawesi, Indonesia 2000 - 2006. Faculty of Arts, Education and Psychology.
Azisah, S. (2016). Kontekstualisasi Gender Islam dan Budaya. Makassar: Alauddin University Press.
Azisah, S., & Vale, C. (2008). Gender mainstreaming in Islamic primary schools in South Sulawesi, Indonesia : a textbook analysis.
Gillham, B. (2000). Case Study Research Methods. Continuum, London: Real world research.
Gooden, A. M., & Gooden, M. A. (2001). Gender Representation in Notable Children’s Picture Books: 1995–1999. Sex Roles, 45(1), 89–101. https://doi.org/10.1023/A:1013064418674
Hall, J. (2012). Gender Issues in Mathematics: An Ontario Perspective. Journal of Teaching and Learning, 8. https://doi.org/10.22329/jtl.v8i1.3004
Minichiello, V., Aroni, R., & Hays, T. (2008). In-Depth Interviewing: Principles, Techniques, Analysis. Sydney: Pearson Education Australia.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif (XXVII). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Myhill, D., & Jones, S. (2006). ‘She doesn’t shout at no girls’: pupils’ perceptions of gender equity in the classroom. Cambridge Journal of Education, 36(1), 99–113. https://doi.org/10.1080/03057640500491054
Parker, L. (1997). Engendering School Children in Bali. The Journal of the Royal Anthropological Institute, 3(3), 497–516. https://doi.org/10.2307/3034764
Pelras, C. (1997). The Bugis. John Wiley & Sons, Ltd.
Rasyid, M. R. (2009). Perspektif Pedidikan Islam terhadap Gender Equality. Yogyakarta: Kota Kembang.
Sukmadinata, N. . (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryadi, A., & Idris, E. (2004). Kesetaraan Gender dalam Bidang Pendidikan. Bandung: Ganesindo.
Vale, C. (2008). Trends and factors concerning gender and mathematics in Australasia. Proceedings of the 11th International Congress on Mathematical Education, 1–8. Monterrey, Mexico: International Commission on Mathematical Instruction.