Ilmu Huduri Dan Kesadaran Kesatuan Mistikal (Tinjauan Kritis atas Pemikiran Mehdi Ha’iri Yazdi)

  • Abdullah Abdullah
    (ID)

Abstrak

Mehdi Ha’iri Yazdi mengemukakan gagasan segar dalam rangka proyek besar bagi kebangkitan umat yaitu melalui proyek pemikirannya  mengenai hakikat hubungan antara pengetahuan dan subjek yang mengetahui bisa menuntun kepada landasan intelek manusia sendiri dimana kata mengetahui tidak lain berarti mengada. Dalam keadaan ontologis kesadaran manusia ini, dualisme hubungan subjek-objek terkalahkan dan tenggelam dalam suatu kesatuan sederhana dari realitas diri yang tidak lain adalah pengetahuan swaobjek. Mengenai arti kesadaran kesatuan mistikal, dalam filsafat pencerahan hubungan inidisebut “tangga menaik” eksistensi (al-Silsilat al-Shu’udiyah). Seorang mistikus naik ke kesadaran uniter dan bersatu dengan Tuhan dalam pengertian terserap. Masalah besar yang kita hadapi ketika, sebagai filosof, berhadapan dengan teori mistisisme adalah masalah kesadaran “kesatuan” dengan Tuhan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kata “kesatuan” atau “persatuan” dengan Tuhan, atau dengan diri Universal,  yang secara sepakat digunakan oleh otoritas-otoritas mistisisme, menjadi masalah utama dalam filsafat mistisisme. Menurut berbagai metode penafsiran yang diberikan kepada kata “kesatuan”, terdapat berbagai jawaban bagi pertanyaan ini. Jawaban-jawaban ini bersifat linguistik, filosofis, religius, psikologis, dan lain-lain.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Sayyed Hossein Nasr, Traditional Islam in the Modern World (London: Worts-Power Associates, 1987).

http://www.geocities.ws./Pemikiran Islam Kontemporer. Diakses pada tanggal 3 Mei 2011.

Shadr Al-Din Syirazi, Kitab Al-Asfar, Perjalanan I, bagian 1.

W. T. Stace, Mysticism anda Philosophy (Philadelphia, 1960).

Abu Yazid Al-Bistami. Lihat A.J. Arberry, Sufism (London, 1961).

Diterbitkan
2013-07-31
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 676 times