BAHASA LOKAL VERSUS BAHASA INDONESIA; NASIONALISME ATAU ASHABIYAH

  • Kamaruddin Mustamin IAIN Gorontalo
    (ID)

Abstrak

Bahasa telah menjadi alat bantu yang berperan penting dalam kehidupan, tidak hanya bagi manusia, tapi bahkan bagi seluruh makhluk hidup. Bahasa menjadi jembatan komunikasi antara manusia guna menyampaikan keinginan, pikiran, emosi dan lain-lainnya. Bagi agama, bahasa menjadi sarana penting bagi dakwah, dan secara komunal, bahasa telah menjadi ekspresi budaya bagi menegaskan eksistensi kesukuan, dan secara nasional menjadi alat bagi pemersatu bangsa yang memiliki keragaman suku seperti halnya Indonesia.

Namun ternyata tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa yang seharusnya menjadi penegas identitas kesukuan tersebut malah menjadi media ashabiyah yang dibingkai oleh arogansi dan dominasi kesukuan jika pribadi-pribadi penuturnya tidak memiliki kepekaaan sosial dan semangat nasionalisme. Tidak jarang ditemukan person-person yang masih tetap menggunakan bahasa daerah masing-masing jika berdialog di tempat-tempat umum yang tentunya hanya dipahami oleh sesama suku saja. Meskipun hal itu dengan maksud yang baik dalam rangka merekatkan kembali emosi kesukuan, namun bagi suku lain yang ikut mendengar dan tidak paham maka bisa jadi memicu ketersinggungan dan kesalahpahaman.

Pada sisi lain, upaya menjaga eksistensi bahasa lokal (daerah) yang sarat dengan kearifan lokal tetap penting dipertahankan seiring dengan upaya menumbuhkan kearifan lokal dalam rangka menjaga dan melestarikan kebudayaan nasional. Pada sisi yang lain pula, bahasa indonesia tetap dibutuhkan guna menjadi kohesi sosial di tengah kebudayaan yang heterogen di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius untuk tetap menjaga eksistensi keduanya tanpa harus membangun sekat-sekat sosial baru yang memicu disintegrasi bangsa.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

رشديأحمدطعيمة،تعليمالعربيةلغيرالناطقينبهامناهجوأساليبه، (منشوراتالمنظومةالإسلاميةللتربيةوالعلومووالثقافة - إيسيسكو،الرباط 1410ه-1989م.

عليأحمدمدكور،تدريسفنوناللغةالعربية،الرياض: دارالشواف، 1991.

محمدصالحالشنطي،المهاراتاللغوية: مدخلإلىخضائصاللغةالعربيةوفنونها،الطبعةالرابعة،مكة: دارالأندلساللنشروالتوزيع، 1417ه-1997م.

A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, cet. 2, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Ade Nandang dan Abdu Qosim, Pengantar Linguisik Arab, cet . 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018.

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, cet. 4, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

H. Abdoerraoef, Manusia dan poko-pokok iman, Jakarta: Djambatan, 1962.

H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, ed. 5, Jakarta: Kedutaan Besar Amerika, 2008.

Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik, cet. 10, Bandung: Angkasa, 1986, h. 36.

Ibn khaldun, Mukaddimah ibnu Khaldun, cet. 7, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.

James T. Collins, Keragaman Bahasa dan Kesepakatan Masyarakat: Pluralitas dan Komunikasi, Universiti Kebangsaan Malaysia, Jurnal Dialektika vol. 1 no. 2 desember 2014.

John W. Creswell,Research Design; Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, cet. 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.

Khoiruddin, Analisis Teori Ashabiyah Ibn Khaldun Sebagai Model Pemberdayaan Ekonomi Umat, Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung.

Komarudin Hidayat, Memahami Bahasa Agama; Sebuah Kajian Hermeutik, cet. 1, Jakarta: PARAMADINA, 1996.

Maman S. Mahayana, Perkembangan Bahasa Indonesia-Melayu di Indonesiadalam Konteks Sistem Pendidikan, Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto, INSANIA, vol. 14, no. 3, september-desember 2009.

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, cet. 2, Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 2008.

Muhammad Zainuddin, Pluralisme agama; Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia, Malang: UIN-Malang Press, 2010.

Mundiri, Logika, ed. 1, cet. 6, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an & hadis, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014.

Said Aqil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan antar Agama, cet. 1, Jakarta: Ciputat Press, 2003.

Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, ed. 1, cet. 1, Jakarta: Kencana, 2006.

Sudaryanto, Dari Sumpah Pemuda (1928) Sampai Kongres Bahasa Indonesia 1 (1938): Kajian Linguistik Historis Sekitar Masa-Masa Prakemerdekaan, Pendidikan Bahasa Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Jurnalsums, Volume 3, Nomor 2, Desember 2018.

Sunardji Dahri Tiam, Belajar Cepat Ilmu Mantiq, cet. 5, Malang: Intrans Publishing, 2016.

Suparlan Suhartono, Dasar-Dasar Filsafat, cet. 3, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.

Diterbitkan
2020-06-30
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 170 times