EPISTEMOLOGI TEOLOGI KESELAMATAN (Perspektif Hans Kung dan Sayyid Hosein Nashr)

  • Abdullah Abdullah Fakultas Ushuluddin & Filsafat UIN Alauddin Makassar
    (ID)

Abstrak

Studi epistemologi teologi keselamatan dalam Islam dan katolik sangat langka dilakukan oleh orang atau kelompok akademisi, sebab mencari epistemologi dari kedua agama ini sangat sulit dan ada kesan seseorang harus ekstra hati-hati agar tidak mendatangkan misinterpretasi yang jauh dari pesan oral ontologis islam dan Katolik, juga rawan mendapat tanggapan yang tajam yang mengarah kepada perbedaan bahkan berujung konflik. Namun penulis memberanikan diri untuk mengkaji perihal tersebut yakni menmbandingkan pandangan teolog katolik yakni Hans Kung dengan teolog muslim yakni Sayyed Hosein Nashr. Epistemologi teologi keselamatan atau selvation  dalam Islam dan katolik menuut kedua tokoh tersebut memiliki akar historis yang sama yakni dari kata salom. Namun dalam perkembangannya kedua tokoh tersebut mengenmbangkan dengan bentuk dan penjabaran yang berbeda sesuai dengan pesan dan substansi dari agamanya masing-masing. Menuut Hans Kung bahwa epistemologi teologi keselamatan mengandung makna yang terdalam yakni dalam agama-agama terdapat nilai-nilai bersama yang dengannya seluruh agama beserta syariat dan ritual-ritual peribadatannya berada dalam satu kata. Semua agama pasti menganjurkan untuk mencintai sesama, menghormati tetangga, berbelas-kasih pada orang lemah dan orang miskin, dan menyerukan amar-ma’r­f (mengajak pada kebaikan) nahy³ m­nkar (mencegah kemungkaran). Di samping itu, agama-agama pastinya juga melarang pembunuhan, bohong, hasut, fitnah dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Nilai-nilai idealis ini, meski dipaparkan dengan beragam cara, menurutnya dengan mudah bisa dilacak dalam kitab Alkitab, Alqur’an, Hadits Nabi, Taurat, dan prinsip-prinsip dasar keagamaan Hindu, Budha, dan Konfusianisme. Semuanya mengungkapkan akan satu hal yang sama, tetapi tentu saja dengan cara yang beranekaragam atau ungkapan-ungkapan bahasa yang berbeda. Sedangkan menurut Sayyed Hosein Nashr bahwa epistemologi teologi keselamatan menjadi realitas  ontologi pada persoalan Wujud keselamatan dan keselamatan humanis tidak hanya pada batas intern umat beragama, tapi antar umat beragama. Keselamatan ini disebut dengan keselamatan horisontal. Untuk mencapai hubungan keselamatan antar umat beragama khususnya perjumpaan Islam dengan Kristen, Shcuon mengatakan sangat tergantung kepada masalah bagaimana penerimaan manusia terhadap pesan Ilahi guna  mewujudkan sikap inklusifisme dalam hidup beragama dan bernegara. Dengan sikap seperti ini, seseorang akan dapat menangkap nilai-nilai kebenaran yang ada pada setiap agama.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

W.M.Watt dalam bukunya Islam and Christianity Today A Contribution to Dialogue (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1991)

Edward Schillebeck, The Church : The Human Story of God New York.Crossroad, 1990. p.15. Bandingkan Paul F.Knitter, One Earth,Many Religions: Multifaith Dialogue and Global diterjemahkan dengan Judul Satu Bumi Banyak Agama: Dialog Multi Agama dan Tanggung jawab Global (Jakarta: Gunung Mulia, 2003),

Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik: Buku informasi dan Referensi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996)

A.Heuken SJ, Ensiklopedia Gereja, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1992)

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Almunawwir Arab –Indonesia Terlengkap (Cet.25; Surabaya: Pustaka Progresif, 2002)

Al-Raghib al-Asfihani, mu’jam al-Mufradat li Alfadh Alquran, (Beirut: Daar al-Fikr, tth.,), h. 56. Bandingkan QS. Al-Hadid:27)

Katekismus Gereja Katolik, Ende, Flores:Anorld, 1995 h.845-849. Bandingkan, Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1986)

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono, Kebangkitan Kristus Memberi Hidup dan dalam Paskah IV, Tahun C : Minggu 29 April 2007.

Geoofrey Parinder, Jesus in the Qur’an (London:Sheldon Pres, 1979)

Yohanes Baptista Sarianto Siswosubroto, Siapakah Sebenarnya Juru Selamat Dunia, (Yogyakarta:Persatuan,1995), h. 45.

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai aspeknya II (Jakarta: UI Press, 1985)

Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya II (Jakarta: UI Press, 1985)

Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (cet. 5; Bandung: Mizan, 1998)

Albert N.Nader, Falsafah Al-Mu’tazilah, (Kairo:Mustafa Al-Babi Al-Halabi, 1976), dalam Harun Nasution, Islam Rasional : Gagasan dan Pemikiran (cet;v.Bandung: Mizan, 1998)

Amin al-Khuliy, Kasysyâf az-Zamakhsyarîy (Mesir: Maktabah al-Usrah, t.th.)

Syekh Kâmil Muhammad Muhammad ‘Uwai«ah, Az-Zamakhsyarîy al-Mufassir al-Balîgh (Cet. I; Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1994 M./1414 H.)

Hans Küng, Paradigm Change in Theology (1988)

Opini - 02/05/2005, www.asharqalawsat.com dengan judul asli ‘Âlim Al-Lâhût Hans Küng: Yahdzar min Intikhôb Bâbâ Raj’iy fi Al-Fâtikân, yang telah dialihbahasakan oleh Zaenal Arifin, santri P3M Jakarta. Hans Küng, The Catholic Church. A Short History (2002)

Hans Küng, The Abraham Connection;A Jew, Christian and Muslim Dialogue diterjemahkan dengan judul Tiga Agama SatuTuhan (Bandung:Mizan,1993

Nasaruddin Umar, Membaca Ulang Kitab Suci (Upaya Mengelimir Aspek Sentrifugal Agama) dalam kumpulan makalah Hamka Haq dkk, Damai Semua Ajaran Agama, (Makassar: Yayasan Ahkam & Forum Antar Umat Beragama, 2004)

Fritjhof Schuon, Islam and the Perennial Philosophy diterjemahkan ke dalam bahasa Indonseia dengan judul Islam dan Filsafat Perennial (Bandung:Mizan, 1993

Sayyed Hossein Nasr, Ensiklopedi Tematis, Spiritualitas Islam, Terjemahan: Rahmani Astuti (Cetakan I; Bandung: Mizan, 2002

Goenawan Mohamad, Masjid-Masjid, dalam esei-esei 1960-2001

Roni Tabroni, Cho Seung-hui di Sekitar Kita Opini, dalam harian Pikiran Rakyat tanggal 20 April 2007.

Hossein Nasr, Knowledge and Secred diterjemahkan oleh Suharsono (et.al) dengan judul Pengatahuan dan Kesucian (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1977

Aprinus Salam, Oposisi Sastra Sufi (Cetakan : 1; Yogyakarta: LKIS, 2004)

Sayyed Hossein Nasr, Sufi Essay terj. (1991),h.18.

Fushushul Hikam, XII; Hossein Nasr, 1977, dalam Arabi, Ibn, Fushush al-Hikam (The Bezels of Wisdom), New York, 1980.

Komaruddin Hidayat, Manusia dan Proses Penyempurnaan diri. /http://soni69.tripod.com/artikel/_penyempurnaan_diri.htmi

Nurcholish Madjid, Tekad Minggu Berita Politik, Nurcholish Madjid Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat: Kolom-kolom di Tabloid Tekad (Jakarta: Paramadina, 1999).

Diterbitkan
2019-08-09
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 883 times