Persepsi Pengusaha Terhadap Iklim Usaha di Kota Makassar
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu iklim usaha berdasarkan persepsi pengusaha yang berasal dari beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan untuk memulai usaha di Kota Makassar, Variabel dalam penelitian ini meliputi variable kebijakan pemerintah, kestabilan politik, ekonomi daerah, tenaga kerja, infrastruktur dan birokrasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive quote sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 54 orang pengusaha yang memiliki usaha yang cukup berkembang di Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi pengusaha asal kabupaten terhadap iklim usaha di Kota Makassar menunjukkan bahwa pada level pertama faktor birokrasi merupakan faktor daya tarik pengusaha yang paling penting dengan bobot 24%, urutan kedua sebagai faktor daya tarik pengusaha yang penting adalah faktor kebijakan pemerintah dengan bobot nilai sebesar 19.8 % Di urutan ketiga sebagai faktor daya tarik pengusaha asal kabupaten di Sulawesi Selatan adalah faktor tenaga kerja dengan boot 15.2%, kemudian diurutan keempat diikuti oleh faktor ekonomi daerah dengan bobot 14.4% dan terakhir faktor kestabilan social politik dan infrastruktur fisik berada pada level yang sama dengan bobot sebesar 13.3%.
ABSTRACT
The research aimed: Analyze what factors attract entrepreneurs from several districts in South Sulawesi to start a business in Makassar City. The variables in this study include variables of government policy, political stability, regional economy, labor, infrastructure and bureaucracy. The sample was taken by using purposive quote sampling method. The total quota of the samples used in the research comprised 78 entrepreneurs who have a fairly developed business in Makassar City. Based on the research results, the perception of entrepreneurs from the district towards the business climate in Makassar City shows that at the first level the bureaucratic factor is the most important factor to attract entrepreneurs with a weight of 24%. Second place as an important factor for the attractiveness of entrepreneurs is the government policy factor with a value weight of 19.8%. In third place as the factor of attractiveness of entrepreneurs from districts in South Sulawesi is the labor factor with a boot of 15.2%, then fourth is followed by regional economic factors with a weight of 14.4% and finally the socio-political stability factor and physical infrastructure are at the same level as the weight. amounted to 13.3%.
Keywords : Business Climate, Government Policies, Analytical Hierachy Process (AHP)
References
Ahluwalia, M. (2002). Economic Reforms in India Since 1991: Has Gradualism Worked?. Journal of Economic Perspektive, 16(3): 67-88.
Bourgeois, R. (2005). Analytical Hierchy Process: an Overview, UNCAPSA-UNESCAP. Bogor.
Hofman, B., Kai,K. and Gunther, G.S., (2003). Corruption, Investment Growth, and Decentralization. International conference on ‘Decentralization and its Impact on Local Government and Society’. 15-17.
KPPOD, (2004). Daya Tarik Investasi Kabupate / Kota di Indonesia, Jakarta : KPPOD
Ray, D., (2003). Inventory of Trade Distorting Local Regulations. Unpublished Paper. Pertnership for Economic Growth. Jakarta. December.
Robi, Ningsih. (2006). Strategi Memasarkan Kota Bekasi Berdasarkan Daya Tarik Investasi. Tesis. Program Study Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Saaty, Thomas L. (2002). Hard Mathematics Applied to Soft Decisions dalam Indonesian Symposium Analytic Hierarchy Process II Teknik Industri Universitas Kristen Petra Surabaya, Tidak Dipublikasikan, Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Smeru, (2001). Regional Autonomy and The Business Climate: Three Kabupaten Case Stuides from North Sumatran, Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2006. Iklim Investasi di Indonesia: Masalah, Tantangan, dan Potensi. Kadin Indonesia-Jetro.
Williamson, Mont dan Qudri dalam Brahmantio. 2001. Desentralisasi Fiskal dan Implikasinya Terhadap Kondusifitas Iklim Usaha Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia: Laporan Penelitian. Jakarta: Center for Economic and Social Studies (Cess).