ETIKA KOMUNIKASI DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS
Abstrak
Abstract; Konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Semenjak memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia berada dalam suasana euforia, bebas bicara tentang apa saja, terhadap siapapun, dengan cara bagaimanapun. Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an memberikan kata kunci (keyconcept) yag berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani, misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi. Selain itu, kata kunci yang dipergunakan Al-Qur’an untuk komunikasi ialah al-qaul. Demokrasi yang melegitimasi terdapatnya keragaman (pluralitas) tentu harus dipraktikkan ke ranah politik dan kekuasaan. Untuk itu dibutuhkan alat untuk mengantarkan terjadinya proses tawar dan konsensus di antara komponen sosial politik yang ada. Instrumen tersebut adalah komunikasi politik. Etika politik diperlukan secara kontinu dalam proses komunikasi politik di tengah transisi demokrasi saat ini di mana etika politik mengarahkan ke hidup baik bersama dan untuk orang lain dalam kerangka memperluas lingkup kebebasan dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil. Barangkali bisa dipahami dengan komunikasi politik yang beretika maka nilai-nilai demokrasi tetap dikedepankan serta mereka akan menjaga komitmen untuk mengutamakan kepentingan publik. Perintah berkata dalam Al-Qur’an dan hadis menjadi sebuah indikasi wajibnya bagi muslim mengaplikasikan sifat kejujuran dan perkataan benar yang dalam konsep Al-Qur’an dikenal dengan istilah qaulan sadidan. Kata Kunci: Etika, Komunikasi The concept of communication is not only concerned with the problem of how to speak effectively but also the ethics of speech. Since entering the reform era, the people of Indonesia are in a euphoric atmosphere, free to talk about anything, to anyone, in any way. The Quran calls the communication as one of human nature. To find out how humans seharusya communicate. The Qur'an gives the keyword (keyconcept) yag associated with it. Al-Syaukani, for example, define the keyword al-bayan as the ability to communicate. In addition, the keywords used for communication Qur'an is al-qaul. Democracy which legitimize the presence of diversity (plurality) of course must be practiced to the realm of politics and power. That requires a tool to deliver the bargaining process and consensus among the existing social and political components. The instrument is political communication. Political ethics required continuously in the process of political communication in the middle of the current democratic transition in which the direct political ethics to live well together and for others within the framework of expanding the scope of freedom and creating institutions fairer. Perhaps it can be understood in political communication, the ethical values of democracy still put forward and they will maintain a commitment to prioritize the public interest. The command said in the Qur'an and Hadith become an indication obligatory for Muslims to apply the nature of honesty and true are the words of the Qur'an concept known as qaulan sadidan. Keywords: Ethics, Communication
##submission.howToCite##
Dahlan, M. S. (1). ETIKA KOMUNIKASI DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS. Jurnal Dakwah Tabligh, 15(1), 115-123. https://doi.org/10.24252/jdt.v15i1.342
Terbitan
Bagian
Vol. 15, No. 1, Juni 2014
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship. permitted to publish their work online in third parties as it can lead to wider dissemination of the work. continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY license receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.