Negosiasi Kepercayaan Toriolong Dengan Agama Islam Pada Bissu Dan Masyarakat Bugis Makassar

  • Nurfadillah Nurfadillah UIN Sunan Kalijaga
    (ID)

Abstract

This article reviews the old beliefs (toriolong) of the Bugis people and the Bissu community in South Sulawesi. Toriolong's belief in the new modification can still be traced to the present. In the concept of the deity of the Bugis community before the entry of Islam they have had the concept of god in the term Dewata SeuwaE, which is still often heard and believed to exist in that period. Post-Islam entered, the original beliefs of Bugis tribes began to negotiate in order to survive so that the manifestation of old beliefs in the form of rituals or customs still often found in remote areas of Bugis tribes. Like tulakbala, massorong, mappaenre, mattoana, millau bosi, mattedduk arajang, arajang mappedaung, sipulung manre, maddoja bine, mappalili and mappalettuk. Although the ritual is still there, but in essence the ritual has undergone a shift in value and meaning. Because Bugis people have embraced Islam, but the Bugis original customs were not just removed. The survival of the Bissu in South Sulawesi is a remnant of ancient Bugis beliefs that have always been studies of studies that have always tried to be preserved and preserved.

References

Darajah, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Hamid, Abu., Syeikh Yusuf Makassar: Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005.

---------, Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi Selatan (Ujung Pandang: Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, 1982.

Doyle, Johnson. Teori Klasik Sosiologi Modern (Jakarta: PT. Gramedia, 1986.

Karim M. Abdul.Islam Nusantara, cet. Ke-2. Yogyakarta: Gramasurya, 2014.

Kern, Rudolph. 1989, A. I La Galaligo: Cerita Bugis Kuno, diterjemahkan dari Bahasa Belanda: Catalogus I (Catalogus van de Boegineesche. Tot den I La Galigo-cyclus behoorende handschriften der Leidsch Universiteitsbibliotheek, alsmede van die in andere europheesche, tot den I La Galigo-cyclus behoorende handschriften van jajasan Kebudajaan Sulawesi Selatan dan Tenggara te Makassar) oleh La Side dan M. D. Sagimun. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Koentjaraningrat, 1982, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Balai Pustaka.

Lathief, Halilintar.Bissu Pergulatan dan Perannya di Masyarakat Bugis. Depok: Desantra, 2004.

---------,Bissu dalam Masyarakat Bugis, Kontemporer (Kajian Keberadaan Komunitas Bissu, di Era Globalisasi). Makassar: Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, 2016.

Makkulau, M. Farid.Manusia Bissu. Makassar: Refleksi, 2008.

---------, Potret Komunitas Bissu di Pangkep. Pangkep: Dinas Pariwisata dan Budaya Pemerintah Kabupaten Pangkep, 2007.

---------, Sejarah dan Kebudayaan Pangkep. Pangkep: Kantor Informasi dan Komunikasi (INKOM) Pemkab Pangkep, 2005.

Noorduyn. J., Islamisasi Makassar. Jakarta: Bhratara, 1972.

Nyompa,Johan.Mula Tau (Satu Studi Tentang Mitologi Orang Bugis). Makassar: Universitas Hasanuddin, 1992.

Perlas, Christian.Manusia Bugis. Diterjemahkan dari Bahasa Inggris: The Bugis Oleh Abdul Rahman Abu , Hasriadi, dan Nurhady Sirimorok. Nalar: Forum Jakarata Paris, 2006.

Sewang, Ahmad. Islamisasi Kerajaan Gowa Abad ke- XVI Sampai Abad ke XVII. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Rahman. Nurhayati, Anil Hukma, Idwar Anwar. La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Dunia. Makassar: Pusat Studi La Galigo Unhas, 2003.

Published
2019-10-07
Abstract viewed = 696 times