TAU TAA WANA, DARI ALAM UNTUK ALAM: Filosofi dan Praktik Bijaksana Menata Relasi Manusia dan Alam

  • Moh. Nutfa Peneliti Sosial di Sulteng
    (ID)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Tau Taa Wana Filosofi dan Praktik Bijaksana Menata relasi Manusia dan Alam Praktik-praktik sosial budaya Suku Taa berbentuk pola-pola sikap perilaku pemanfatan hutan dan lahan yang sejalan dengan nilai-nilai pengetahuan lokalnya, seperti pembagian kawasan berdasarkan peruntukan dan kebutuhan komunal. Sementara kehidupan agraris  nomaden yang diperhadapkan dengan tekanan-tekanan struktural seperti tekanan swasta dan kebijakan yang belum sepenuhnya memihak mereka.

References

Andika. 2014. Agar Alam, Modal dan Adat: Konsesionalisasi dan Ekslusi Wlayah Adat Tau Taa Wana Posangke Kab. Morowali Sulawesi Tengah. Working Paper Sajogjo Institute. Vol. 1. Bogor: Sajogyo Institute.

Camang, Nasution Camang. 2003. Tau Taa Wana Bulang Bergerak Untuk Berdaya. Palu: Yayasan Merah Putih.

ICCAs. “Format Dokumentasi Kawasan Hutan/Lahan/Danau/Laut yang Dilindungi oleh Masyarakat Adat (ICCA)” Part I and Part II. Working Group in ICAs in Indonesia (WGII). Data Base (Document).

Lauer, Robert H. 2003. Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasikun, 2009. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawalipers.

Polanyi, Karl. 2003. Transformasi Besar: Asal Usul Politik dan Ekonomi Zaman Sekarang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rachman, Noer Fauzi. 2016. Bersaksi Untuk Pembaruan Agraria: dari Tuntutan Lokal Hingga Kecenderungan Global. Yogyakarta: InsistPress.

Zaiful (Ed.), 2015. Mengenal Komunitas Wana Posangke. Palu: Yayasan Merah Putih Palu.

Published
2020-04-05
Abstract viewed = 298 times