PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP GAMBARAN HITUNG LEUKOSIT PADA MENCIT YANG TERINFEKSI SALMONELLA TYPHI

  • Andi Faisal Ansar Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Nadyah Haruna UIN Alauddin Makassar
  • Andi Tihardimanto K

Abstrak

Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan madu memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perubahan jumlah hitung leukosit pada hewan coba yang terinfeksi Salmonella typhi setelah pemberian madu. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit betina (Mus musculus) berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20 – 30 gram yang diinjeksikan bakteri Salmonella typhi dengan pengenceran 103 CFU. Kemudian dibagi menjadi 4 kelompok yaitu mencit yang diberikan aquades 0,5 ml/20gBB/hari, dan madu dengan dosis 0,04 ml/20gBB/hari, 0,06 ml/20gBB/hari, dan dosis 0,08 ml/20gBB/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian madu, terjadi penurunan jumlah hitung leukosit mencit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi dimana penurunan jumlah hitung leukosit terbanyak pada kelompok 4 yakni 7.21x103/ μL, diikuti kelompok 3 dengan 8.81x103/ μL, lalu kelompok 2 dengan 9.18.x103/ μL, dan kelompok 1 dengan 9.33x103/ μL. Pada uji t paired diperoleh nilai t > 2.068 (t= 9,958), lalu uji ANOVA didapatkan nilai p >0,05 (p=0.179) dan dilanjutkan dengan uji pengelompokkan yaitu uji LSD. Hasil yang didapatkan adalah kelompok 1, 2, 3, dan 4 secara umum terjadi penurunan jumlah hitung leukosit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi tapi tidak signifikan antar kelompok. Kesimpulan penelitian ini ialah pemberian madu dapat menurunkan jumlah hitung leukosit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi.

Referensi

https://www.who.int/immunization/diseases/typhoid/en/ (diakses pada 31 juli 2019)

Dinkes Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2014. Makassar 2015.

Dinkes Kota Makassar. Laporan Penanggulangan Penderita/Kematian Penyakit Tyhpoid. Makassar 2019.

Mubasyiroh, Rofingatul. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Beberapa Iwgional Indonesia Tahun 2007. DEPKES: Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan Litbang Depkes. 2010.

Nurheti, Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta: Rapha Publishing, 2015.

Ali Raeessi M, Aslani J, Raeessi N, Gharaie H, Karimi ZAA, Raeessi F. Honey plus coffee versus systemic steroid in the treatment of persistent post-infectious cough: A randomised controlled trial. Primary Care Respiratory Journal. 2013; 22(3), 325–30.

Shihab, M Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Volume 15. Tangerang: PT. Lentera Hati, 2017.

Suranto, Adji, Terapi madu. Cet. I; Depok : Penebar Swadaya, 2007.

Stagos Dimitrios, Nikolaos Soulitsiotis, Christina Tsadila, Stamatina Papaeconomou, Charalampos Arvanitis, Alexandros Ntontos, Fani Karkanta, Soultana Adamou Androulaki, Konstantinos Petrotos, Demetrios A. Spandidos, Demetrios Kouretas And Dimitris Mossialos. Antibacterial and antioxidant activity of different types of honey derived from Mount Olympus in Greece. International journal of molecular medicine 42: 726-734, 2018

Waleed K. El-Aidy, Ahmad A. Ebeid ,Abd El-Raouf M. Sallam , Ibrahim E. Muhammad ,Ayman T. Abbas, A. Kamal, Sayed Sartaj Sohrab. Evaluation of propolis, honey, and royal jelly in amelioration of peripheral blood leukocytes and lung inflammation in mouse conalbumin-induced asthma model. Saudi Journal of Biological Sciences (2015) 22,780–788

Irianto. Mikrobiologi Medis. Bandung : Alfabeta. 2013.

Natari, N. N. L., Yasa, I. W, P. S., Lestari, W. Karakteristik Penderita Demam Tifoid dengan Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Uji Widal di RSIA Bunda Periode Oktober 2013-Januari 2014. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2014.

Rosinta, L., Suryani, Y. D., & Nurhayati, E. Hubungan Durasi Demam Dengan Kadar Leukosit pada Penderita Demam Tifoid Anak Usia 5-10 Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Al-Ihsan Periode Januari-Desember Tahun 2014. Prosiding Pendidikan Dokter. 2014.

Ray, B. Fundamental Food Microbiologi. CRC Press: New York. Page 1996: 410-411, 402-403.

Hariyanti LF, Aktivitas Antibakteri Berbagai Jenis Madu Terhadap Antimikroba Pembusuk (Pseudomonas Fluorescens FNCC 0071 dan Pseudomonas Putida FNCC 0070).Skripsi S1 Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret: 2010.

Hollong, Hasbi Ash Shiddieqy. Madu Dalam Alquran (Kajian Tafsir Tahlili terhadap QS al-Nahl/16: 68-69). Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 2015

Diterbitkan
2021-12-31
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 1046 times