Konsep Kesedihan dalam Al-Qur’an
Studi Kritis terhadap Rūḥ Al-Bayān fī Tafsīr Al-Qur’ān karya Ismā‘īl Haqqī
Abstract
Penelitian ini berangkat dari banyaknya perbuatan negatif yang dilakukan manusia terhadap dirinya sendiri karena ketidakmampuannya mengelola emosi sedih yang dialami. Banyak peristiwa membuat seseorang mengalami kesedihan mendalam seperti takdir tak sesuai dengan apa yang diinginkan, kehilangan orang terkasih, lingkungan sosial yang tidak mendukung, serta tuntutan keluarga dan masyarakat. Tak jarang seseorang yang mengalami kesedihan sulit menemukan solusi, disisi lain cenderung mengambil sikap menyalahkan diri sendiri, mengurung diri, putus asa, dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Padahal Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai obat dan petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai konsep kesedihan dalam Tafsir Rūḥ Al-Bayān karya Ismā‘īl Haqqī. Kesedihan bukan sebatas emosi negatif, tetapi sebuah energi positif yang dapat meningkatkan kedekatan kepada Allah Swt. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan (libraryresearch), dengan cara deskriptif analisis dengan pendekatan maudhū‘i (tematik tokoh). Hasilnya ialah penulis menemukan bahwa sedih dalam Al-Qur’an menggunakan kata ḥuzn. Kata ḥuzn mewakili kesedihan secara umum baik ringan maupun berat. Menurut Ismā’īl Haqqī kesedihan sebagai ujian dan cobaan dan memiliki dampak positif sebagai kekuatan iman sehingga kesedihan adalah salah satu alternatif untuk menempuh perjalanan spritual dan mendekatkan diri kepada Allah. Adapun cara untuk menghadapi kesedihan: bersikap sewajarnya, berperilaku sabar, tawakal dan berkeluh kesah kepada Allah (berdoa).
References
Tafsir Rūḥ Al-Bayān