Pandangan Masyarakat Adat Ammatoa terhadap Hidup Kamase-Mase di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
Abstract
Tulisan ini menyajikan kajian budaya pandangan masyarakat adat Ammatoa terhadap hidup kamase-mase di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Dimulai dari latar belakang masyarakat tidak terlalu tertarik untuk melakukan akumulasi budaya eksternal atau budaya luar sehingga dapat menerima budaya baru yang berupa modernitas secara utuh. Masyarakat bertahan dan tetap merasa terlindungi serta tidak tergoda dengan kecanggihan teknologi yang dinikmati oleh masyarakat sekitar di luar kawasan adat Ammatoa atau lembaga adat tersebut, meskipun begitu prinsip hidup kamase-mase masyarakat adat tetap terjaga sampai saat ini. Konsep kesederhanaan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti terkait masalah dalam kawasan adat karena masyarakat Ammatoa tetap bertahan dengan prinsip hidup kamase-mase di tengah pesatnya globalisasi saat ini.
Downloads
References
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.1993
Effendi, Masri dan Sirangim Bundan Sofyan. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Lp3es. 1989
Hadi, Sutrisno. (1993). Metodologi Research. Jakarta: Andi Offset.
Khadziq. Islam dan Budaya Lokal; Belajar Memahami Realitas dalam Masyarakat Yogyakarta: Teras, 2009
Palammai, Ramli dan Andhika Mappasomba. (2012). Sejarah Eksistensi Adat Lima Karaeng Tallua di Kajang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba.
Pababbari, Musafir. Sosiologi Masyarakat Islam Makassar: CV. Syahadah Creative Media, 2017
Suwandi, Basrowidan. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008
Tjahyadi, Indra, dkk. Kajian Budaya Lokal. Cet. I; Bandung: Pangan Press. 2019
Wahyuni. Kehidupan Sosial Masyarakat Kajang. Jurnal Sosioreligius 1, no. 1. 2015