Pelaksanaan Fardu Kifayah Terhadap Jenazah Janin

Studi Komparatif Mazhab Syafi’i Dan Mazhab Hambali

  • Mutia Larasati Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Muammar Bakry Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
Keywords: Fardhu Kifayah, Fetal remeins, Imam Madhab

Abstract

Pada pelaksanaan ajaran Islam bagi setiap manusia merupakan tanggungan bagi setiap muslim. Adapun ajaran Islam yaitu mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan jenazah yang melaksanakan fardhu kifayah yang empat (memandikan, mengafani, menshalatkan, menguburkan). Penelitian ini ditulis berdasarkan latar belakang pendapat ulama, yaitu Mazhab Syafi’i (150 H - 204 H) dan Mazhab Hambali (164 H - 241 H). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library research), dan dari segi sifatnya termasuk ke dalam penelitian Deskriptif Analisis yaitu dengan cara memaparkan pendapat para Imam Mazhab, kemudian dilakukan pendekatan melalui perbandingan atau comparative approach. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam masalah fardhu kifayah Imam al-Syafi’i menyatakan harus ada tanda-tanda kehidupan dan baru bisa dilaksanakan semua fardhu kifayahnya, jika tidak cukuplah dengan membungkusnya dengan kain lalu dikuburkan. Dan jika seandainya ketika dilahirkan tidak ada tanda-tanda kehidupan, namun bentuk tubuhnya sempurna, menurut pendapat yang terkuat menurut Syafi’i adalah dimandikan, dikafani, dan dikuburkan, tanpa dishalatkan. Sedangkan Imam Ahmad Bin Hanbal menyatakan bahwa semua fardhu kifayah terhadap bayi yang keguguran dilaksanakan apabila sudah sampai ditiupkan ruh yaitu masa empat bulan kehamilan. Terjadinya perbedaan pendapat Imam Mazhab disebabkan perbedaan dalam menentukan batas seorang anak dihukumkan Imam al-Syafi’i menentukan anak tersebut hidup ketika dilahirkan, sedangkan Imam Ahmad Bin Hanbal melihat dari ditiupkan nya ruh, yaitu ketika janin berumur empat bulan berdasarkan hadis Shadiq al-Masduq yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud

References

Al-amir. Subul Al-Salam. Jilid II. Bandung: Maktabah Dahlan, n.d.

Al-Asqar, Muhammad Sulaiman Abdullah. All Wadih Pi Ushul Fiqh Lilmubtadin. Cet. ke-6. Darulnafes, n.d.

Al-Muwardi. Al-Hawi Al-Kabir. Cet. I. Libanon: Darr al-Kutub ilmiah, 1994.

Al-Syauani. Muktashar Nailul Authar. Cet. I. jakarta: Azzam, 2006.

At-Trimizi, Abu Isya. Sunan Tirmizi. tt, Darr al Fikr, n.d.

Ayyub, Syaikh Hasan. Fiqh Ibadah, Alih Bahasa Oleh Abdi Rosyad Siddiq. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2004.

H, Abi Isa Muhammad bin Isa bin Surah (209-279. Al-Jami’ Al-Shahih Al-Timizi, Kitab Al-Janaiz. Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr, n.d.

Hazm, Ibnu. Al-Muhalla. Jilid III. Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, n.d.

Ibnu Qudamah. Al Mughni, Alih Bahasa Oleh Amir Hamsah. Jilid I. Libanon: Afkar al-Dauliyah, 2004.

Imam Abi Abdullah Al-Bukhari, (256 H). Shahih Bukhari, Fiqh Lilmubtadin No. 1265. Beirut-Libanon: Darr al-Fikr, 1994.

Indonesia, Kementerian Agama Republik. Al-Qur’an Dan Terjemahannya, n.d.

Indonesia, Kementrian Agama Republik. Al-Qur’an Dan Terjemah. Surabaya: UD Halim, 2013.

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Mazhab, Alih Bahasa Oleh Masykur, A.B. Dkk. Cet. ke-2. Jakarta: Lentera, n.d.

Qudamah, Ibnu. Al Kafiy Fi Fiqh Al Imam Ahmad Bin Hanbali. Jilid I,. Beirut: Darr Al-Kutub al-Ilmiah, 1994.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah, Alih Bahasa Oleh Asep Sobari. Cet. ke-I. Jakarta: Al-I’tishom, 2010.

Sarwat, Ahmad. Fiqih Shalat Jenazah. Jakarta Selatan, 2018.

Syarifuddin, Amr. Ushul Fiqh. Cet. I. Jakarta: Kencana, 2009.

Yahya, Mukhtar. Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam. Edited by PT. Al Ma’arif. Cet. Ket. Bandung, 1997.

Published
2023-05-31
How to Cite
Larasati, M., & Bakry, M. (2023). Pelaksanaan Fardu Kifayah Terhadap Jenazah Janin: Studi Komparatif Mazhab Syafi’i Dan Mazhab Hambali. Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab, 4(2), 583-599. https://doi.org/10.24252/shautuna.vi.31055
Section
Artikel
Abstract viewed = 126 times