GENDER CONSTRUCTION IN BUGINESE WEDDING: UANG PANAIK AND ROMANTIC LOVE AS A HYBRID CULTURE

  • Rafika Syahdina UGM
    (ID)
  • Samsul Maarif
    (ID)
  • Katrin Bandel
    (ID)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana Uang Panaik yakni jumlah uang yang dibutuhkan untuk membiayai ritual/pesta pernikahan, dinegosiasikan melawan konstruksi gender melalui cinta romantis dan budaya hibrida. Penelitian ini berfokus pada tradisi Uang Panaik yang dipraktikkan oleh masyarakat Bugis sebagai salah satu syarat pernikahan. Subjek utama penelitian ini adalah dua pasangan yang mengalami hubungan cinta sebelum menikah dengan dibatasi aturan syariat Islam dan aturan keluarga masing-masing Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yang pertama melalui wawancara dan yang kedua adalah dengan menelaah sumber-sumber tekstual yang relevan dengan topik. Data tersebut kemudian dibandingkan untuk melihat persamaan atau perbedaan antara praktik adat dalam ritual pernikahan Bugis dengan pengalaman subjek. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dengan teori cinta romantis oleh Eva Illouz dan teori hibriditas oleh Homi K Bhabha. Penelitian ini menegaskan bahwa praktik uang panaik dalam ritual pernikahan Bugis telah direkonstruksi secara berbeda dari cara tradisional karena praktik tradisi uang panaik ditantang oleh keterlibatan hubungan cinta romantis yang terjadi sebelum pernikahan (pacaran). Demikianlah proses negosiasi Uang Panaik melawan konstruksi gender terjadi dalam budaya hibryd bersama dengan cinta romantis yang dibatasi oleh etika agama.

 

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2022-06-30
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 174 times