Analisis Faktor Risiko Asfiksia Neonatorum di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2021

  • Shanun Shari Sakunti UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Rini Fitriani Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Syatirah Jalaluddin Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Andi Tihardimanto Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar
    (ID)
Kata Kunci: Anemia, Asfiksia Neonatorum, Berat Badan Lahir, Ketuban Pecah Dini, Paritas, Preeklamsia, Prematur

Abstrak

Asfiksia merupakan penyebab kedua terbanyak kematian neonatal di Indonesia pada tahun 2019 dengan kasus sebanyak 5.464 kasus. Asfiksia terjadi karena kurangnya aliran darah ataupun pertukaran gas dari atau ke janin pada bayi baru lahir. Jika keadaan ini tidak ditangani secara cepat dan tepat maka dapat menyebakan kerusakan organ vital. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Labuang Baji Makassar. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan case control. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien. Dari sampel 47 kasus dan 47 kontrol dengan uji chi square odd rasio didapatkan ibu dengan anemia, Ibu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan usia gestasi merupakan faktor resiko terjadinya kejadian asfiksia neonatorum  di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2021 dengan hasil yang signifikan P-Value ≤ 0,05 dan masing-masing nilai OR 3,410; 3,872; 7,451; 7,765.

Referensi

Popoola OT. An Empirical Analysis of Infant Mortality. Journal of Economics and Management Sciences. 2019;2(1):27.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. 487 p.

Dinkes Sulsel. Profil Kesehatan Sul-sel 2020. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2020.

Dorland. Buku Saku Kedokteran Dorland Edisi 29. EGC; 2015:191.

Newman CGH, Evans RS, Appleyard WJ. Birth Asphyxia. In: NCBI Bookshelf: Startpearls. 2022:1–3.

Syalfina AD, Devy SR. Analisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2015;03(03):265–76.

Sadanoer IM, Ayuning Tyas D. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum. Jurnal Bidan Komunitas. 2020;111(3):93–8.

Rochmaniah DA, Khofiyah N. Correlation Between Preeclampsia and Preterm Labor with The Incidence of Asphyxia Neonatorum. Pakistan Journal of Medical and Health Sciences. 2021;15(3):1155–8.

Mongdong VAWM, Suryadinata RV, Boengas S, Saroh SA. Studi Faktor Risiko Preeklamsi terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 2021;10(1):11.

Setiyaningrum E. Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternitas Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas. Yogyakarta: Indomedia Pustaka; 2017:175–8.

Muliawati D, Sutisna E, Retno U. Hubungan Riwayat Hipertensi Dan Paritas Dengan Asfiksia Neonatorum Pada Ibu Bersalin Preeklamsia Berat. Jurnal Kesehatan Madani Medika. 2016;7(1):27–34.

Fajarriyanti IN, Hidayati RW. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016-2017 [disertasi]. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah Yogyakarta; 2017.

Widiani NNA, Kurniati DPY, Windiani IGAT. Faktor Risiko Ibu dan Bayi Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di Bali: Penelitian Case Control. Public Health and Preventive Medicine Archive. 2016;4(2):95–100.

Sari AK, Tyastuti S. Hubungan Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rsud Wonosari Gunungkidul Tahun 2015 [disertasi]. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2017.

Subirah, Ningsih A. Hubungan Anemia pada Ibu Hamil yang Menjalani Persalinan Spontan dengan Angka Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSDKIA Pertiwi Kota Makasar Tahun 2017. Global Health Science. 2018;3(2):101–5.

Manuaba I. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010:319–20.

Wiradharma W, I Md K, I Wyn DA. Risiko Asfiksia pada Ketuban Pecah Dini di RSUP Sanglah. Sari Pediatri. 2016;14(5):316.

Nurdin A, Nurdin H, Rahmayanti, Sari M. Analysis of the relationship between premature rupture of membranes with delivery method and newborn asphyxia. Internasional Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology. 2021 Dec 1;10(12):4377–83.

Bayih WA, Yitbarek GY, Aynalem YA, Abate BB, Tesfaw A, Ayalew MY, et al. Prevalence and associated factors of birth asphyxia among live births at Debre Tabor General Hospital, North Central Ethiopia. BMC pregnancy and childbirth. 2020;20(1):1–12.

Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol. 2. EGC; 2008:961–73.

Kusumaningrum RY, Murti B, Prasetya H. Low Birth, Prematurity, and Pre-Eclampsia as Risk Factors of Neonatal Asphyxia. Journal of Maternal and Child Health. 2019;04(01):49–54.

Maryunani A. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus. Jakarta: Trans Info Media; 2009:58.

Tasew H, Zemicheal M, Teklay G, Mariye T, Ayele E. Risk factors of birth asphyxia among newborns in public hospitals of Central Zone, Tigray, Ethiopia 2018. BMC Research Notes. 2018 Jul 20;11(1):1–7.

Jalaluddin S. Transmisi Vertikal Virus Hepatitis B. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2018: 102–103.

Diterbitkan
2024-07-31
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 57 times