Ahli Kitab dan Konteks Politik di Indonesia
Abstrak
This writing describes the concept of “ahl al kitab” on the context of political aspect in Indonesia. The main purpose of the writing is to show the existence of ‘ahl kitab’ in relation to the political stage in Indonesia. The methodology of the writing is using normative approaches in order to be able to find out the extent of ‘ahli kitab’ on the context of political aspect in Indonesia. It is show that Islam gives a response to the existence of other religions. Muhammad prophet states that Islam is a continuity of previous religious. The discourse of ‘ahl al Kitab’ on political aspect in Indonesia is related to existence of this statement as a position in between secular and Islamic state. It is realize that the extent of ‘ahl kitab’ concept that covers all religions in Indonesia is still have a problem concerning the existence of religion and believe school that still illegitimate. In fact, the Muslim scholars in Indonesia are attempt to extent the concept of ‘ahl al Kitab’ in order the existence of other religions are accepted as will religions, including inter married religions.
Referensi
Ghalib, M., Muhammad, Ahl al-Kitab, Makna dan Cakupannya. Jakarta: Paramadina, 1998.
Ghazālī, Muhammad al-, al-Ta’assub wa al-Tasāmuh bain al-Masīhiyyah wa al-Islām. Kairo: Nahdhat Mishr, 1997.
Hamka, Hak2 Azazi Manusia Antara Deklarasi PBB dan Sjari’at Islam. Djakarta: Pandjimas, 1971.
Hanifah, Abu, Kedudukan Agama dalam Negara2 Modern dan Merdeka Yogyakarta: Kementrian Agama RI, 1948.
Haq, Hamka, “Non-Muslim Indonesia Bukan Zimmi” www.Islamlib.com (diakses 23 Desember 2001).
Hefner, Robert W., Civil Islam, Muslims and Democratization in Indonesia Princeton: Princeton University Press, 2000.
Hitti, Philip K., History of the Arabs. London: Macmillan Press, 1974.
Madjid, Nurcholish, “Ahl al-Kitab” dalam Islam Agama Peradaban. Jakarta: Paramadina, 1995.
Madjid, Nurcholish, Islam, Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina, 1992.
Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Keputusan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Sekretariat MUI, 1995.
Masyhuri, Abdul Aziz, Masalah Keagamaan: Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama. Surabaya: PP Rabithah Ma’ahidil Islamiyyah, 1997.
Mujiburrahman, Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order. Amsterdam: Asmterdam University Press, 2006.
Mujiburrahman, Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order. Amsterdam: Asmterdam University Press/ISIM, 2006.
Qaradhawi, Yusuf al-, Ghair al-Muslimīn fi al-Mujtama’ al-Islami. Beirut: Muassasat al-Risālah, 1985
Rahman, Fazlur, Tema Pokok al-Qur’an Terj. Anas Mahyuddin. Bandung: Pustaka, 1983.
Rasyid, Daud, “Pembaruan” Islam dan Orientalisme dalam Sorotan. Jakarta: Usamah Press, 1993.
Sairin, Weinata, Himpunan Peraturan di Bidang Keagamaan. Jakarta: BPK, 1994.
Salim, Agus, “Kementrian Agama dalam Republik Indonesia” dalam Kementrian Agama. Djakarta: Pertjetakan Negara, tth.
Simatupang, T.B., Membuktikan Ketidakbenaran Suatu Mitos. Jakarta: Sinar Harapan, 1991.
Suaedy, Ahmad (ed.), Spiritualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat. Yogyakarta: Interfidei, 1994.
Trimingham, J. Spencer, Christianity Among the Arabs in Pre-Islamic Times London: Longman Group and Librarie du Liban, 1979.
Wahid, Abdurrahman et. al, Konfusianisme di Indonesia: Pergulatan Mencari Jati Diri. Yogyakarta: Interfidei, 1995.
Wertheim, W.F. Moslems in Indonesia: Majority with Minority Mentality Townsville: Occasional Paper No.8 of South East Asian Studies, James Cook University, 1980.
Endnotes
dalam al-Qur’an ada beberapa ungkapan yang maknanya sepadan dengan ahl al-kitāb, yaitu alladzīna ātaināhum al-kitāb (orang-orang yang kami beri kitab) yang disebutkan sebanyak 9 kali, alladzīna ūtu al-kitāb (mereka yang diberi kitab) sebanyak 21 kali, alladzīna ūtū nashīban min al-kitāb (mereka yang diberi bagian dari kitab) 32 kali dan alladzīna yaqraūna al-kitāb min qablik (orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu) 1 kali. Untuk penjelasan lebih rinci mengenai ungkapan-ungkapan ini, lihat Muhammad Ghalib M., Ahl al-Kitab, Makna dan Cakupannya (Jakarta: Paramadina, 1998), 38-47.
Lihat Philip K. Hitti, History of the Arabs (London: Macmillan Press, 1974), 3-108, dan J. Spencer Trimingham, Christianity Among the Arabs in Pre-Islamic Times (London: Longman Group and Librarie du Liban, 1979).
Telaah kritis atas pandangan-pandangan orientalis ini dapat dibaca dalam Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur’an Terj. Anas Mahyuddin (Bandung: Pustaka, 1983), Appendiks I dan II.
Lihat misalnya Muhammad al-Ghazālī, al-Ta’assub wa al-Tasāmuh bain al-Masīhiyyah wa al-Islām (Kairo: Nahdhat Mishr, 1997), dan Yusuf al-Qaradhawi, Ghair al-Muslimīn fi al-Mujtama’ al-Islāmī (Beirut: Muassasat al-Risālah, 1985).
Abu Hanifah, Kedudukan Agama dalam Negara2 Modern dan Merdeka (Yogyakarta: Kementrian Agama RI, 1948), 21.
Agus Salim, “Kementrian Agama dalam Republik Indonesia” dalam Kementrian Agama (Djakarta: Pertjetakan Negara, tth.), 10-11.
Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Keagamaan (Jakarta: BPK, 1994), 265.
Sairin, Himpunan, 266-7.
Leo Suryadinata, “Kong Hu Cuisme dan Agama Kong Hu Cu di Indonesia: Sebuah Kajian Awal” dalam Abdurrahman Wahid et. al, Konfusianisme di Indonesia: Pergulatan Mencari Jati Diri (Yogyakarta: Interfidei, 1995), 198-201.
Sairin, Himpunan, 112-13.
Pembahasan lebih rinci mengenai masalah ini, lihat Mujiburrahman, Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order (Amsterdam: Asmterdam University Press, 2006), Chapter 1
Mohammad Natsir, “Missi dan Zending mendjadikan umat Islam sebagai sasarannja” al-Djami’ah No.3 (Mei, 1968), 45.
W.F. Wertheim, Moslems in Indonesia: Majority with Minority Mentality (Townsville: Occasional Paper No.8 of South East Asian Studies, James Cook University, 1980).
Untuk pembahasan lebih rinci, lihat Mujiburrahman, Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order (Amsterdam: Asmterdam University Press/ISIM, 2006), Chapter 4.
Teks lengkap RUUP 1973 dapat dilihat dalam Dirjen Hukum dan Perundang-Undangan, Sekitar Pembentukan Undang-Undang Perkawinan Beserta Peraturan Pelaksanaannya (Jakarta: Dirjen Hukum dan Perundang-Undangan Departemen Kehakiman, 1974),10-42.
Abdul Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan: Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama (Surabaya: PP Rabithah Ma’ahidil Islamiyyah, 1997), 225-6; 339-41.
HAMKA, Hak2 Azazi Manusia Antara Deklarasi PBB dan Sjari’at Islam (Djakarta: Pandjimas, 1971), 11-12.
Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Keputusan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Sekretariat MUI, 1995), 91.
Nurcholish Madjid, “Ahl al-Kitab” dalam Islam Agama Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1995), 69-90.
Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1992), 177-200.
Lihat artikel Zainun Kamal dan Musdah Mulia dalam Penafsiran Baru Islam atas Pernikahan Antar Agama (KKA Paramadina seri ke 200/Th. 17, 2003).
Lihat misalnya Daud Rasyid, “Pembaruan” Islam dan Orientalisme dalam Sorotan (Jakarta: Usamah Press, 1993), 49-54; 92-6.
Hamka Haq, “Non-Muslim Indonesia Bukan Zimmi” www.Islamlib.com (diakses 23 Desember 2001).
T.B. Simatupang, Membuktikan Ketidakbenaran Suatu Mitos (Jakarta: Sinar Harapan, 1991), 238-9.
Martin van Bruinessen, “Yahudi sebagi Simbol dalam Wacana Pemikiran Islam Indonesia Masa Kini” dalam Ahmad Suaedy (ed.), Spiritualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat (Yogyakarta: Interfidei, 1994), 267.
Telaah atas booklet ini dapat dilihat dalam Robert W. Hefner, Civil Islam, Muslims and Democratization in Indonesia (Princeton: Princeton University Press, 2000), 202-4.
Bruinessen, “Yahudi sebagai Simbol”, 263.