TRADISI MENRE’BOLA BARU MASYARAKAT BUGIS DI DESA KAMPIRI KECAMATAN CITTA KABUPATEN SOPPENG (STUDI TERHADAP NILAI KEARIFAN LOKAL)
Abstract
Tradition of the inauguration of a new home is an indigenous ritual activity in order to enter the new house. This ritual is performed as an expression of gratitude to the creator for the his blessings. Tradition of the inauguration of a new home in this context can be seen from the symbolic form of human life and through the ceremonies can be known the symbolic meaning of the ceremony itself and the objects and symbols used in the ceremony. In the ceremony is already covered all the components that follow. Man creates a symbolic way of thinking by searching for meaning in every event experienced or seen. While in the ceremonial system is intertwined with symbols displayed in a series of ceremonies that grow from the results of human interaction with the environment, both natural and social and is used in interpreting life according to the cultural background of the community concerned, experience and shrinkage in addition to the intellectual property possessed by community concerned.
Abstrak:
Tradisi menre’ bola baru merupakan sebuah kegiatan ritual adat dalam rangka memasuki rumah baru. Ritual ini dilaksanakan sebagai pengungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas berkat rahmat dan taufik-Nya. Upacara menre’ bola baru (emeR bol bru) dalam konteks ini dapat dilihat dari bentuk simbolik kehidupan manusia dan melalui upacara-upacara tersebut dapat diketahui makna simbolik upacara itu sendiri dan benda-benda serta lambang-lambang yang dipergunakan dalam upacara. Di dalam upacara sudah tercakup semua kompenen yang mengikutinya. Manusia menciptakan cara berpikir simbolik dengan mencari makna dalam setiap kejadian yang dialami maupun yang dilihatnya. Sementara dalam sistem upacara tersebut saling terkait dengan simbol-simbol yang ditampilkan dalam rangkaian upacara yang tumbuh dari hasil interaksi manusia dengan lingkungan, baik alam maupun sosial dan digunakan dalam menginterpretasi kehidupan menurut latar belakang budaya masyarakat yang bersangkutan, pengalaman dan pemahaaman disamping intelektual yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan.Downloads
References
AG, Muhaimin. Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon, Terj. Suganda. Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001.
Al-Askalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram, Terj. Kahar Masyhur, Jilid II. Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 56.
Al-Qarad}awi, Yusuf Halal dan Haram dalam Islam. Cet. II; Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2005.
Ar-Rifa'i, Muhammad Nasib. Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir . Jakarta: Gema Insani, 1999.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema, 2009.
Juhana. Arsitektur dalam Kehidupan Manusia. Semarang: Bandera, 2001.
Kementerian Agama RI, Aljamil: Al-Qur’an Tajwad Berwarna,Terjemah Perkata, Terjemah Inggris
Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat, 1999.
Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
M. Mutawalli Asy-Sya’rawi, Anta Tasal wa Islam Yuji>b, Terj. Abu Abdillah Almansur, Anda Bertanya, Islam Menjawab, Jilid 1-5. Cet. XV; Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Mattulada. Manusia dan kebudayaan Bugis Makassar. Ujung Pandang: Arus Timur, 1972.
Pelras, Cristian. The Bugis, terj. Abd. Rahman Abu, Manusia Bugis. Cet. I; Jakarta: Nalar bekerja sama dengan Forum Jakarta-Paris, EFEO, 2006.
Purwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999.
Shihab, M. Quraish. Ensiklopedia Al-Qur’a>n: Kajian Kosa Kata. Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2007.
. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’a>n Jilid I. Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2002.