PEMINANGAN ADAT KAILI DALAM TINJAUAN FIKIH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM

  • Al Hilal Mallarangeng Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
    (ID)

Abstract

Isu utama dari artikel ini adalah eksistensi perkawinan adat Kaili dalam tinjauan Hukum Islam dan KHI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menggambarkan kedudukan praktek perkawinan adat Kaili dengan Hukum Islam dan KHI. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan interdisipliner antara lain teologi-normatif, sosiologi, budaya, filosofi, empiris, dan pendekatan hukum. Informan yang dijadikan sumber dipilih secara acak berdasarkan agama dan tokoh masyarakat. Begitu pula pemerintah dan orang-orang yang mengerti isu ini. Data diambil dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, presentasi dan ferivikasi. Data diperifikasi dengan menggunakan tekhnik triangulasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dan proses perkawinan adat Kaili tidak terjadi konflik/pertentangan dengan hukum Islam dan KHI. Beberapa aspek dari tradisi perkawinan itu tidak ditemukan dalam hukum Islam dan KHI, seperti ritual notate dala, pambeka nganga, sambulu yang diekspresikan dalam peminangan. Meskipun demikian, ketika diteliti ternyata bahwa ritual-ritual tersebut tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam dan KHI.

ABSTRACT

The main issue to deal with in this article is the existence of indigenous Kaili marriage proposal viewed from the perspective of Islamic jurisprudence and KHI. The purpose of this study is to provide a clear and comprehensive description of which aspect of this customary practice is coincident with Islamic jurisprudence and KHI. The type of this research is a descriptive-qualitative, and applying an interdisciplinary approach, which includes theological-normative, sociological, cultural, philosophical, juridical-normative, empirical and juridical (legal-sociological) approaches. The informants selected include tribal, religious, and community leaders. As well as government and individuals who understand the issue. The data were gathered from observation, interviews and documentation process. The data were then analyzed using the techniques of reduction, presentation, and verification. The validity of data was checked by triangulation techniques. The results show that both values and procedures of indigenous marriage proposal of Kaili do not conflict with the Islamic jurisprudence and KHI. Some aspects of this tradition are not specifically found in the Islamic jurisprudence and KHI, such as ritual notate dala (exploratory talk), pambeka nganga (opening the mouth) and sambulu (delivered object for marriage proposal) and expression used during marriage proposal. However, when examined further, either from theological, juridical, sociological, or philosophical approaches, traditional procession is not contrary to both Islamic and positive laws (KHI).

References

Abdullah, Syamsuddin, Agama dan Masyarakat; Pendekatan Sosiologi Agama. cet. I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Al-'Asqalaniy, Al-Hafiz Ahmad bin 'Ali bin Hajar, Fath al-Bariy li Syarh Sahih al-Bukhariy, ta'liq 'Abd al-Rahman bin Nasir al-Barrak. Cet. I; Riyad, Dar Thiba’ah, 1426 H./2005 M.

Al-Baihaqiy, Abu Bakr Ahmad ibn al-Husain ibn Ali, al-Sunan al-Kubra, Tahqiq Muhammad Abd al-Qadir 'Ata’. Juz 7, Cet.III; Beirut: Dar al-Kutub al-'llmiyah, 1424 H./2003 M.

Al-Husaini, H. MH. Al-Hamid, Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad saw. cet. Kedua, Jakarta: Yayasan Alhamidy, 1992.

Ali, Zainuddin, "Pelaksanaan Kewarisan Islam di Kabupaten Donggala", Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995.

Al-Jaziri, Abdu al-Rahman, Kitab al-Fiqh 'ala Mazahib al-'Arba'ah, Qismu al-Ahwal al-Syakhsyiyyah. Juz IV, Mesir: Darual-Irsyad, tth.

Al-Nawawi, Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyidiin bin Syarf, Syarah Muslim. Juz 5, Bairut: Dar al-Fikr, 1978.

al-Salam, Abdu, Ibn Izzuddin, Al-Qawaidu al-Ahkam Fi Masalih al-Anam. tt : Dar al-Jail, 1980.

Al-Syatibi, Abu Ishaq, al-Muwafaqat fi Usul al-syari 'ah. Juz II Kairo: t.p., t.th.

Al-Tabari, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Tarikhu al-Umam wa al-Mamluk. Vol. IV, Bairut: Dar al-Fikr, 1979.

Ansyari, Sapari Imam, Metodologi Penelitan Sosial Suatu Petunjuk Ringkas. Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi ke V Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Asdat, "Perkawinan Adat Kaili di Desa Kamarora B Menurut Tinjauan Hukum Islam", Skripsi, Palu, STAIN Datokarama Palu, 2008.

Makkulau, Andi, "Pemuda dan Pacaran Ditinjau dari Sudut Sosiologi", Makalah, IKIP Ujung Pandang, Tgl. 12 April 1988.

Mujieb, Abdul, M., et al., Kamus Istilah Fiqh. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Zahra, Abu Usu al-Fiqh. Mesir: Dar al-Fikr al-'Arabiy, tt.h.

Published
2013-08-29
How to Cite
Mallarangeng, A. H. (2013). PEMINANGAN ADAT KAILI DALAM TINJAUAN FIKIH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM. Jurnal Diskursus Islam, 1(2), 168-185. https://doi.org/10.24252/jdi.v1i2.6607
Section
Artikel
Abstract viewed = 377 times