LEMBAGA PEMAAFAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

  • Umar al-Tamimi Yayasan Wakaf al-Hilal Ambon
    (ID)

Abstract

Artikel ini mengungkapkan tentang pentingnya lembaga pemaafan untuk menyelesaikan tindak pidana dalam konteks hukum Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan multidisipliner yaitu dengan menggunakan beberpa pendekatan seperti sosiologi, filosofis dan hukum. Terdapat anggapan selama ini bahwa dalam suatu perkara atau kasus hukum, terutama pada kasus-kasus pidana, pilihan penyelesaian perkara melalui peradilan menjadi pilihan utama, karena itulah satu-satunya penyelesaian perkara yang dianggap legal di negeri ini, sehingga proses dan keputusan yang dimunculkannya sangat bersifat formal justice (keadilan formal). Namun demikian, salah satu alternatif penyelesaian perkara yang dianggap lebih mudah sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk selesainya sebuah perkara yaitu dibuatnya lembaga pemaafan. Lembaga pemaafan dapat menangani segala jenis jarimah dalam Islam, maka dapat dikatakan bahwa ditetapkannya lembaga pemaafan dalam sistem hukum pidana nasional menjadi sangat urgen, bukan saja karena lembaga ini diakui dalam hukum Islam, tetapi juga karena keberadaan lembaga pemaafan ini akan mengurangi masalah yang dihadapi oleh pihak-pihak yang selama ini terlibat dalam penanganan kasus-kasus pidana yang terjadi. Untuk mewujudkan lembaga pemaafan ini harus dimanifetisikan melalui upaya memasukkan ke dalam rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang saat ini masih terus digodok di lembaga legislatif. Dengan masuknya lembaga pemaafan ini ke dalam KUHP yang baru, masalah-masalah yang dihadapi oleh peradilan pidana saat ini akan semakin berkurang.

ABSTRACT

This article explores the significant role of “pardon institution” to resolve criminal cases from the context of Islamic law. This research applies multi-disciplined approaches, such as sociological, philosophical and legal ones. It has been long assumed that for a legal case, particularly the criminal case, finding a resolution through courts is the primary choice because courts are the only legal option in this country. This in turn shows that the process and the decision taken are so formal justice. Nevertheless, one of the easiest ways to resolve the case and does not need a longer period is through a “pardon institution.” This sort of institution may handle all kinds of jarimah in Islam. It can be said that establishing a pardon institution in our national system of criminal laws is extremely urgent. Not only is this institution acknowledged within Islamic laws, but also its presence will decrease difficulties among the parties involved in resolving the existing criminal cases. To initiate such an institution, there should be tireless efforts to include it in the draft book of criminal laws (RKUHP), which is still discussed at the legislative institution. With the inclusion of a pardon institution in the new book of criminal laws, any difficult problems emerged and faced by the criminal courts will be getting less and less. 

References

‘Āmir, Abd al-Azīz, al-Ta’zīr fī al-Syarī’ah al-Islāmiyah. t.t.: Dār al-Fikr al-Arabī, 1969.

Angkasa, dkk., “Kedudukan Korban Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana (Kajian Tentang Model Perlindungan Hukum Bagi Korban Serta Pengembangan Model Pemidanaan dengan Mempertimbangkan Peranan Korban)” dalam Jurnal Penelitian Hukum “Supremasi Hukum”, vol. 12 No. 2, Agustus 2007.

Audah, Abd al-Qadīr, al-Tasyrī’ al-Jināī al-Islāmī Muqārinan bi al-Qānūn al-Waḍ ‘ī, jilid II. Beirut: Dār al-Kitāb al-Arabī, t.th..

Aynayni Abū Muḥammad Maḥmūd bin Aḥmad al-, al-Bidãyah fī Syarh al-Hidãyah, Jilid XV. Beirut: Dār al-Fikr, t,th.

Budiarti, Rita Triana, dan Wisnu Wage Pamungkas, “Mediasi Pidana, Mungkinkah?” Gatra Nomor 7, (24 Desember 2009).

Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1997.

Emirzon, Joni, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Fuad, Mahsun, Hukum Islam Indonesia: Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris. Yogyakarta: LKiS, 2005.

Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak. Jakarta : PT.Buana Ilmu Populer, 2004.

Hajāwī, Syarafuddīn al-, al-Iqnā’ fi Fiqh al-Imām Aḥmad bin Hanbal, Juz IV. Beirut: Dār al-Ma’rifah, t.th.

Husainī, Taqiy al-Dīn al-, Kifāyat al-Akhyār fī Ḥalli Gāyat al-Ikhtisār. Damaskus: Dār al-Khair, 1994.

Ibrāhīm, Muḥammad Ismāīl, Mu‘jam al-Alfāẓ wa al-A’lām al-Qur’aniyyah. Kairo: Dār al-Fikr al-Arabī, t.th.

Jauzī, Abd al-Raḥmān bin ‘Alī bin Muḥammad bin al-, Zād al-Masīr fī ‘Ilm al-Tafsīr, Juz I. Beirut: al-Maktabah al-Islāmī, 1404 H.

Jaziri, Abd al-Raḥmān al-, al-Fiqh ‘ala Mazāhib al-Arba’ah, Juz V (td.).

Khallaf, Abd al-Wahab, Maṣādir al-Tasyrī’ fī Mā Lā Nass fīh. Kuwait: Dar al-Qalam, tt.

Mahfud, Sahal, Nuansa Fiqh Sosial. Yogyakarta: LKiS, 1994.

Manzūr, Ibnu, Lisān al-Arab, Juz II. Bairut: Dār Sādir, t.th.

Maqdisī, Ibnu Qudāmah al-, al-Mugnī fī Fiqh al-Imām Aḥmad bin Hanbal al-Syaibānī, Juz IV. Beirut: Dār al-Fikr, t.th..

Māwardi, Abū al-Ḥasan al-, al-Aḥkām Al-Ṣulṭāniyyah wa Wilāyah al-Dīniyyah. Mesir: Maktabah Mustafā Al-Bāb Al-Ḥalabī, 1973.

Meliala, Adrianus, “Penyelesaian Sengketa Alternatif: Posisi dan Potensinya di Indonesia” official Website of Adrianus Meliala, http://www.adrianusmeliala.com/index. php?id=35&kat=4& hal=pub2det. (31 Oktober 2012).

Mudzakkir, Posisi Hukum Korban Kejahatan dalam Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Disertasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001.

Muḥammad, Abū al Ainain Fatah, Al-Qadā wa al-Isbāt fī al-Fiqh al-Islāmī. Kairo: Dar Al Fikr, 1976.

Muladi, Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Refika Aditama, 2005.

Munajat, Makhrus, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam. Jogjakarta: Logung Pustaka, 2004.

Mustafā, Ibrāhīm, dkk, al-Mu’jam al-Wasīṭ, juz I. t.t.: Dār al-Da’wah, t.th.

Raharjo, Satjipto, Biarkan Hukum Mengalir: Catatan Kritis tentang Pergulatan Manusia dengan Hukum. Jakarta: Kompas Media Utama, 2007.

Rahmat, Rosyadi dan Ngatino, Arbitrase dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif. Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 2001.

Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif penyelesaian sengketa, pasal 6.

Runtung, ”Pemberdayaan Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa di Indonesia”, Naskah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Adat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Kampus USU, 1 April 2006.

Saherodji, Hari, Pokok-Pokok Kriminologi. Jakarta: Aksara Baru,1980.

Sahetapy, J.E., Viktimologi: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Samin, Sabri, Pidana Islam dalam Politik Hukum Indonesia. Tangerang: Kholam Publishing, 2008.

Shihab, Quraish, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Syairāzī, Nāṣir al-Dīn Abū al-Khair Abd Allāh bin ‘Umar al-Baiḍāwī al-, Tafsīr al-Baiḍāwī, Jeddah: al-Haramain, t.th.

Syihāb al-Dīn Maḥmūd bin Abd Allāh al-Alūsī, Rūh al-Ma‘ānī fī Tafsīr al-Qur‘ān al-‘Azīm wa al-Sab’u al-Maṡānī, Juz II. Beirut: Dār Iḥyā al-Turāṡ al-Arabī, t.th.

Tabarlisī, Alā’ al-Dīn al-, Mu‘īn al-Ḥukkām fī Mā Yataraddad bain al-Khaṣamain min al-Aḥkām. Beirut: Dār al-Fikr, t.t..

Taimiyah, Ibnu, al-Siyāsah al-Syar’iyyah fī Iṣlāḥ al-Rā‘ī wa al-Ra‘iyyah. Kairo: Maktabah Anṣār al-Sunnah al-Muḥammadiyah, 1961.

Wijaya, Gunawan, Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Zahrah, Muḥammad Abū, al-Jarīmah wa al-‘Uqūbah fī al-Fiqh al-Islāmī. Kairo: Maktabah al-Miṣriyah, t.th.

Zulfa, Eva Achjani, Keadilan Restoratif. Jakarta: Badan Penerbit FH UI, 2009.

“Fiqh Jinayah Bisa Memperkuat KUHP,” Situs Pemerhati dan Profesional Hukum, http://www.hukumonline.com/printedoc/hol19058 (31 Oktober 2012).

“Hukum Islam Berkontribusi terhadap Hukum Nasional” situs Resmi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, http://fsh-uinjkt. net/index.php?option=comcontent&view=article&id=132:hukum-islam-berkontri busi-terhadap-hukum-nasional&catid=28: berita&Itemid=2 (13 Desember 2011).

Published
2013-11-29
How to Cite
al-Tamimi, U. (2013). LEMBAGA PEMAAFAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Jurnal Diskursus Islam, 1(3), 449-482. https://doi.org/10.24252/jdi.v1i3.6641
Section
Artikel
Abstract viewed = 769 times