English

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada dinamika kekuasaan dan struktur hegemoni dalam karya William Shakespeare, "The Tempest," dengan berfokus pada dominasi Prospero atas subyeknya, Ariel dan Caliban. Berlandaskan pada teori relasi kuasa Michel Foucault dan hegemoni milik Antonio Gramsci, peneliti mengungkap kekuasaan Prospero dalam narasi The Tempest telah melampaui pemaksaan fisik, melibatkan manipulasi unsur budaya, politik, dan ideologis. Temuan ini membuka ruang bagi monopoli kekuatan yang diwujudkan melalui otoritas, penindasan, dan penerapan kontrol budaya dan intelektual dalam konteks hubungan tuan-hamba. Prospero, sebagai tuan, menggunakan bahasa dan narasi manipulatif untuk menegaskan dominasinya atas Ariel dan Caliban, berujung pada kontrol fisik dan psikologis. Tema penindasan dan kolonialisme dalam lakon ini diungkapkan dengan jelas, terutama melalui perbudakan atas karakter Caliban dan Ariel, turut disoroti pula perlawanan mereka terhadap ketimpangan relasi kuasa yang ada. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami hubungan kekuasaan dalam karya sastra dan implikasi berkelanjutannya terhadap dinamika sosial kontemporer. Pada akhirnya, permainan kekuasaan dan penindasan dalam "The Tempest" memberikan pandangan mendalam untuk menilik ulang kerumitan kekuasaan dalam spektrum kehidupan manusia, memperkaya pemahaman kita tentang dinamika kekuasaan dalam sastra dan signifikansinya dalam isu-isu sosial kontemporer.