ANALISIS KRITIS KEBERADAAN SYAFAQ ABYADH DAN IMPLIKASINYA PADA PENETAPAN AWAL WAKTU SALAT ISYA (STUDI KASUS PANTAI BAROMBONG, LOSARI, AKKARENA, MUNTE)
Abstract
Penetapan awal dan akhir waktu salat erat kaitannya dengan fenomena matahari. Namun persoalan muncul ketika keberadaan syafaq menimbulkan perdebatan dalam menentukan awal waktu salat isya, atas dasar itu sangat penting untuk diteliti dengan melakukan pengematan di pantai Barombong, Losari, Akkarena, dan munte yang merupakan lokasi terjangkau dari peneliti untuk memberi kepastian hukum. Sehingga masalah yang diangkat dalam penelitian ini terkait keberadaan syafaq abyadh di empat pantai dan implikasinya terhadap penetapan awal waktu salat isya. berdasarkan pemasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan syafaq abyadh di tempat pantai tersebut untuk mengetahui penetapan awal waktu salat isya. Setelah penelitian dilakukan di empat pantai tersebut hasil yang diperoleh yaitu hanya ada satu Pantai yang penulis dapat temukan fenomena syafaq abyadh yaitu Pantai Barombong. dengan proses matahari sudah tidak dapat diamati oleh pengamat yang berada diatas tepi pantai namun cahayanya masih terlihat akibat pembiasan dari unsur-unsur atmosfer bumi yang disebut dengan senja atau syafaq dengan tahapan yang diawali munculnya syafaq ahmar atau senja merah saat posisi matahari berada pada ketinggian -1˚ hingga -12˚ di bawah ufuq barat lalu memudar kemudian muncul sisa-sisa cahaya berwarna putih yang disebut syafaq abyadh pada posisi -13˚ di ufuk barat setelah itu cahaya menghilang disaat posisi matahari berada pada ketinggian -14˚. Namun tiga pantai lainnya yang terlihat hanya berupa fenomena syafaq ahmar yang muncul disaat posisi matahri berada pada ketinggian -1˚ hingga -13˚ dibawah ufuk barat yang disebabkan kondisi cuaca dan atmosfer yang tidak mendukung.
Copyright (c) 2020 Asdar Asdar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.