PERISTIWA GERHANA MATAHARI DAN BULAN PERSPEKTIF BUDAYA DAN ILMU FALAK

  • Nurul Mufidah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)
  • Mahyuddin Latuconsina Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Sohrah Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar
    (ID)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan budaya terhadap gerhana, bagaimana peranan masyarakat dalam menyikapi gerhana, dan bagaimana pandangan astronomi serta ilmu falak terhadap gerhana. pokok masalah dalam hasil penelitian ini, yakni bagaimana gerhana dalam perspektif budaya dalam peranan ilmu falak, kemudian dibagi menjadi beberapa sub masalah, yaitut: 1) Bagaimana pandangan budaya terhadap gerhana? 2) Bagaimana pandangan ilmu falak dan sains terhadap gerhana? 3) Bagaimana peranan masyarakat menyikapi gerhana perespektif budaya?
Hasil dari penelitian ini meunjukkan bahwa berbagai daerah di Indonesia percaya bahwa gerhana terjadi karena bulan dan matahari dimakan oleh raksasa maupun naga, hingga orang-orang diharuskan bersembunyi atau menciptakan bunyi-bunyian. Dari segi ilmu falak (fikih), gerhana sendiri dianggap sebagai momentum pelaksanaan ibadah. Masyarakat yang mulai meninggalkan budaya dan tradiasi-tradisi terkait makhluk mitologi, perlahan menerapkan hukum Islam dalam rangka menyambut gerhana. Adapun sains menjadikan gerhana sebagai objek observasi dan penelitian untuk kepentingan masyarakat.
Kata kunci: gerhana, budaya, fikih

Published
2022-04-12
How to Cite
Mufidah, N., Mahyuddin Latuconsina, & Sohrah. (2022). PERISTIWA GERHANA MATAHARI DAN BULAN PERSPEKTIF BUDAYA DAN ILMU FALAK. HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak, 3(1), 111-130. https://doi.org/10.24252/hisabuna.v3i1.23056
Section
Artikel
Abstract viewed = 1268 times