Date Log
Copyright (c) 2021 Widyantono Arif
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Highlighting Financial Factoring in Indonesia from Islamic Perspectives: A Literature Review
Corresponding Author(s) : Siradjuddin Siradjuddin
Jurnal Minds: Manajemen Ide dan Inspirasi,
Vol. 8 No. 1 (2021): June
Abstract
This article aims at investigating factoring from the Islamic perspectives in indonesia. This study applied normative juridical research with conceptual and legal approaches. The results reveals that the factoring based on the fatwa of National Sharia Council-Indonesian Ulama Council (NSC-IUC) No. 67, 2008 employs wakalah bil ujrah and hiwalah contract corresponding to Bank Indonesia Circular Letter (BICL) No. 10/14/DPbS. There are similarities between the fatwa of NSC-IUC and the formulation of BICL. They form the aspects, objects, other types, forms of agreement to provide bailouts (qardh) and get ujrah/costs, and the phase in the Civil Code is cessie and subrogation, while the difference is the form of debt transfer and receivables transfer, assignors, related agencies, the object of transactions, and differences with Hiwalah Muqayyadah that does not provide bailouts and ujrah, as well as dispute resolution.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
References
Al Quran Al Karim dan Terjemahan.
Al-Qardhawi, Yusuf. 7 Kaidah Utama fikih Muamalat. Cet. I; Pustaka Al Kautsar; Jakarta, 2010.
Aprianto, N. E. K. (2017). Anjak Piutang (Factoring) dalam Ekonomi Islam. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, 8(1), 95–110. https://doi.org/10.32678/ijei.v8i1.59
Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoretis Praktis. Cet. 2; Bandung: CV Pustaka Setia. 2017.
Astami, E. W. (2000). Pemanfaatan dan Pelaporan Anjak Piutang (Factoring). Journal of Indonesian Economy and Business, 15(3), 360–375. https://journal.ugm.ac.id/jieb/article/view/39153
Butar- Butar, M. F. R. S., & Priyono, E. A. (2017). Penerapan Doktrin Promissory Estoppel Dalam Pemenuhan Prestasi Sebagai Akibat Adanya Perjanjian Anjak Piutang Di Indonesia. Diponegoro Law Journal, 6(2), 1–20. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/19576
Darsono dkk. Perbankan Syariah di Indonesia, Cet. 2; Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Dewan Syairah Nasional MUI. (2008). Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Anjak Piutang Syairah.
Diansari, R. E., & Nusron, L. A. (2018). Melihat Lembaga Keuangan Anjak Piutang dibandingkan Perbankan dilihat dari Aspek Hukum? Jurnal Bisnis & Akuntansi, 10(1), 31–46.
Diansari, Rani Eka, and Vidya Vitta Adhivinna, ‘Mengapa Perusahaan Anjak Piutang Kurang Berkembang Di Indonesia? (Dilihat Dengan Analisis Risk Profile, Good Governance, Earning Dan Capital (RGEC)) Rani’, Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 22.2 (2019), 169–85
Gunawan, B. (2001). Anjak Piutang: Sebuah Alternatif Memperoleh Dana Usaha. Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 2(2), 137–146.
Hendra, M., Runtung, Sunarmi, & Barus, U. M. (2013). Analisis Hak dan Kewajiban para Pihak pada Perjanjian Jual Beli Piutang dalam Pembiayaan Anjak Piutang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 64–82.
Ismail, Perbankan Syariah. Cet. 5; Jakarta: Kencana. 2017.
Kasus, S., Koperasi, D. I., & Sukun, P. (2016). Identifikasi Faktor-faktor yang Mendukung Potensi Keberlangsungan Lembaga Penyedia Jasa Anjak Piutang (Studi Kasus di Koperasi Pandawa Sukun Malang). Jurnal Ilmiah, 1(1), 1–17.
Kementerian Keuangan. (2006). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan.
Mamesah, E. L. (2015). Eksistensi Perjanjian Anjak Piutang bagi Pelaku Usaha. Lex Et Societatis, 3(3), 177–188.
Mochtar, D. A. (2019). Asas Keseimbangan dalam Pelaksanaan Perjanjian Anjak Piutang (Factoring). Jurnal Cakrawala Hukum, 10(2), 146–155. https://doi.org/10.26905/idjch.v10i2.3558
Mufid, Moh. Maqashid Ekonomi Syariah Tujuan dan Aplikasi. Cet. 1; Malang: Empatdua Media. 2018.
Nazarudin. (2002). Perjanjian Anjak Piutang Internasional. Jurnal Hukum, 9(19), 91–100. https://doi.org/10.20885/iustum.vol9.iss19.art7
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Cet. 5; Jakarta: Salemba Empat, 2019.
Octaviani, B. (2017). Perbandingan Konsep Anjak Piutang Syariah DSN-MUI dan Konsep Akad Hiwalah Dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Jurisdictie: Jurnal Hukum Dan Syariah, 6(2), 127–144. https://doi.org/10.18860/j.v6i2.4105
Quran, A. A. (2018). Anjak Piutang (Factoring) Sebagai Bentuk Akad Muamalah Modern. El-Jizya: Jurnal Ekonomi Islam: Jurnal Ekonomi Islam, 5(2), 193–210. https://doi.org/10.24090/ej.v5i2.1885
Satyani, L. K. P. S., & Kusuma, A. A. G. A. D. (2016). Kajian Yuridis Pengalihan Piutang dari Kreditur kepada Perusahaan Factoring dalam Perusahaan Pembiayaan Anjak Piutang. Jurnal Akuntansi, 1(1), 1–5.
Soemitra, Andi. Bank Lembaga Keuangan Syariah. Cet. 8; Depok: Kencana, 2017.
Sudjana. (2019). Akibat Hukum Wanprestasi dan Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Transaksi Anjak Piutang. Veritas et Justitia, 5(2), 374–398. https://doi.org/10.25123/vej.3173
Sugiartu, Y. (2006). Anjak Piutang (Tanpa Recourse) Sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mengatasi Masalah Cash Flow bagi UKM di Indonesia dan Perlakuan Akuntansinya. Jurnal Manajemen & Bisnis, 5(2), 126–136.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/14/DPbS.
Suwikno, Dwi. Ayat-ayat Ekonomi Islam. Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Tanaya, K. H. P., Rudi, D. G., & Indrawati, A. A. S. (2014). Kedudukan perusahaan anjak piutang dalam hal pihak nasabah wanprestasi. E-Jurnal.Com, 1(1), 1–7. http://www.e-jurnal.com/2014/01/kedudukan-perusahaan-anjak-piutang.html